Prolog

53K 5K 352
                                    


Benda bulat pada kemejanya dibuka satu persatu dengan malas, surai hitam yang berantakan menampilkan bahwa dirinya telah kelelahan. Tangannya terulur mengambil sebuah botol alkohol - di mana dialah sosok paling pengertian untuknya saat ini. Duduk di pantry seraya menuangkan air keras tersebut, keningnya berkerut kala mendengar sebuah suara dari anak tangga.


Tubuhnya berbalik meninggalkan minuman yang membuat tubuhnya hampir rusak, lesung pipi yang seharian tadi tak pernah terlihat kini muncul.



"Nana?"


"Papa!"


Langkah mungilnya membuat Jaehyun berdiri dan kedua lengannya menopang sang putra yang memeluk boneka di sana. Pikirannya yang kacau tadi dengan ajaibnya hilang karena melihat makhluk kecil yang dirindukan sejak tadi pagi.


"Kenapa belum tidur?"


"Ada monstel."

"Paman Johnny lupa mengusirnya?"


"Huum!"


Sebuah kecupan didapat pada puncak kepala si kecil, "Baiklah, Papa usir ya?"


"Nuuh!" kepala mungil putranya menggeleng pelan, jemarinya menepuk dada bidang Jaehyun, "Bantal Nana cudah datang, ayo tidul di sini' ja!"


Jaehyun berjalan menuju ke sofa ruang tamu, duduk bersandar di sana dengan Nana yang menempelkan pipi pada dada bidang sebagai bantalnya.


"Night, baby."


"Nite, Papa."



Menjadi single parent di usia muda memang sulit, banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan. Namun, Jaehyun juga harus menanggung semua kesalahan masalalu-nya, termasuk putranya.













-
Vibesnya mirip My Beautiful Appa. Cuman mengingatkan, jangan terlalu berharap, apalagi sama saya.

His Nana✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang