Prolog

19 1 0
                                    

Riuh sekali.Jutaan suara yang bersahut mulai membumbung tinggi menguasai pikiran ku.
Bergantian.Hilir mudik masuk dan keluar,hanya suara bising yang dapat ku dengar.Kemudian disusul mulai memanas,sistem otak ku terganggu.

Perlahan,ya suara itu mulai menjauh terbawa angin saat siang itu.Hanya sayup-sayup terdengar,dan hilang semua suara itu.

_____

Damai.Yang kurasa kan hanya hembusan angin dan sesekali kudengar suara sayup-sayup itu dari kejauhan.Kulihat mereka sedang berlari kesana-kemari, seperti hidup tak ada beban hanya kesenangan yang dapat dirasakan.Aku hanya bisa menatap mereka dari kejauhan, tepatnya dari dalam ruangan memandang mereka dengan rasa bahagia.
Angin berhembus lagi,membuai ku dalam pikiran alam yang semu.

Ku pandangi pepohonan di depan mata  ku.Entah sudah berapa kali dia bertahan melawan hujan dan panas,kadang terlihat lemah dan layu.Aku melihat sehelai daun yang jatuh dan melayang,seperti jiwaku yang aku sendiri tak tahu cara mengendalikan nya.

Pikiran yang bertahan dan jiwa yang melayang.Aku sendiri sampai tidak tahu apa yang terjadi pada diriku sebenarnya.Aku terkadang bingung,kenapa aku dilahirkan ke dunia ini jika yang aku bisa hanya diam dan diam.

Dunia yang ku tahu sangat berbeda dengan mereka.Terkadang aku ingin masuk kedalam dunia mereka untuk merasakan bagaimana sih rasanya berada dalam dunia yang berbeda,dunia yang penuh canda dan tawa lepas.Bukan berada dalam dunia penuh dengan kebingungan, paksaan atau pun kesedihan.

Namaku Aortamala,dan aku butuh kebebasan juga ketenangan
||

Sebuah Percakapan Di Ruang Kesendirian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang