Seorang perempuan dengan kepala terbelah muncul tepat di awal kehidupan SMA ku, pupus sudah impian menjadi anak yang normal, satu-satunya petunjuk dari sosok itu adalah nama "NAILA" yang tertulis rapi di atas sepatunya.
Kakiku yang sedari tadi bergetar kupaksakan untuk melangkah lebih cepat.
"ayolah kakiku sayang, sekali ini saja tolong bekerjasamalah denganku!"Dari sudut mataku terlihat sosok Naila berjalan gontai. Tidak, dari pada disebut berjalan, dia tampak seperti. melayang. Kepalanya yang tinggal setengah ia gerakan membentuk putaran 360 ̊.
"KREEK KREEK KREEK" suara kepalanya mulai terdengar lebih keras, kupalingkan wajahku untuk melihat jarak antara kami berdua namun nihil, tak kutemukan dia di belakang.
"SSSSSHHHHHH," suara desah nafas yang begitu berat terdengar tepat ditelingaku, kubalikan badanku perlahan dan wajah setengah Naila dengan kepala terputar mendongkak kepadaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ciluk.Ba....", Seketika hanya gelap yang dapat kuingat.
* * *
UKS
Yang pertama kulihat saat kubuka mataku adalah Keyla, sepertinya ia terkejut melihatku pingsan tepat di depan kelas. Tak henti ia periksa suhu tubuhku.
"Ra, kamu gak apa-apa kan? Yang mana yang sakit Ra?, kamu ga demam lo, kamu pingsan kenapa?" Tanya Keyla. Ku kulum senyumku mendengar runtutan pertanyaan yang keluar dari bibir Keyla, tampak jelas kekhawatiran di wajahnya.
"Gak apa-apa Key, aku cuma anemia kayanya," dustaku. Keyla mengerutkan dahinya tanda tak percaya.
"Ya udah kalau emang gak apa-apa," aku balik ke kelas ya.
"DEG" tiba-tiba rasa takut kembali menyeruak.
"Aku ikut balik ke kelas Key."
"Balik ke kelas? Kamu abis pingsan Ra, istirahat dulu satu jam pelajaran. Aku udah izin ke Bu Retno ko. Udah, tidur lagi ya!," perintah Keyla sambil membaringkanku di kasur. Tanpa memperdulikan kegundahanku, Keyla melenggang pergi.
Ku tutup wajahku dengan selimut UKS, bau apek menyesakan hidungku, namun aku lebih memilih menghirup bau selimutnya dibandingkan bertemu Naila.
"TIK TOK TIK TOK," suara jam dinding beradu dengan deru nafasku, namun hal itu tak mampu menembus suasana mencekam yang dibalut kesunyian ini. Bu Aliah yang biasa duduk santai di UKS kali ini entah pergi kemana, anak PMR yang biasanya selalu berebut untuk berjaga di ruang UKS, hari ini pun tak ada. Ku eratkan lagi selimut UKS, lagi-lagi bau apek itu menyeruak, namun kali ini diiringi dengan bau bangkai yang busuk. Kutengok sekitar kasurku, berharap bau itu berasal dari bangkai binatang, bukan dari sesuatu yang lain.
"Ra,"tiba-tiba telingaku menangkap sebuah suara, kutajamkan lagi pendengaranku.
"A..Ra"
"Ara?,"ulangku sambil mengerutkan dahi.
"A..iRa."
"DEG," dia memanggil namaku. Ku coba menutup telinga, namun belum sempat tanganku menutup sempurna, seseorang berteriak ditelingaku.
"AIRAAAAAAAAAAAA!!!!!."
"BRAK," berbarengan dengan teriakan itu, pintu UKS terbuka. Tampak seorang siswa terengah-engah menerobos pintu UKS, beberapa detik dia memandangiku dengan tatapan tajam, kumudian merunduk untuk mengatur nafasnya. Sekilas ada perasaan lega ketika siswa itu datang, karena detik itu juga Naila hilang.