- Prolog

16 1 2
                                    


"Kau tahu? Hari-hari kita akan menjadi menyenangkan saat kita jatuh cinta!"

Kata-kata itu masih sangat kuingat dan selalu terngiang-ngiang di dalam kepalaku. Kata-kata itu, yang keluar dari mulut seorang gadis— sahabatku dulu, yang ironisnya berakhir tersakiti dan menangis karena 'cinta' tersebut.

Aah.. Padahal saat itu cintanya mungkin akan terbalas jika ia bertindak cepat, lebih cepat dari gadis lain yang termasuk di kalangan senang melihat hubungan orang lain rusak. Ugh- mengingatnya saja sudah membuatku kesal—

Kesal dengan gadis perebut itu. Kesal dengan laki-laki yang cepat merubah hatinya itu dan membuat sahabatku menangis. Dan.. Kesal dengan diriku sendiri yang sudah mengetahui keberadaan sang gadis perebut, namun tidak segera memberitahukannya ke sahabatku.

Semua kekesalan itu bergabung dan lahirlah kebencian terhadap apa yang disebut dengan 'cinta'. Dan sepertinya sekarang aku sudah membenci manusia yang memiliki jenis kelamin laki-laki—

... Akan lebih baik jika aku tidak merasakan perasaan itu dan memilih untuk bekerja sampai akhir hidup. Karena, selalu ada hal pahit dan menyakitkan yang akan menghalangi demi menggapai cinta itu.

Terlalu merepotkan. Aku tidak suka.

Namun, jika takdir memang mengharuskanku untuk merasakannya, maka akan kuterima. Tapi kuharap tidak sekarang, sih— hatiku tidak akan kuat menanggung itu bersamaan dengan adanya pelajaran sekolah yang sulit menanti. But oh well, aku tidak akan bisa menolaknya juga jika Tuhan berkata begitu—

For now, i'll just be quiet and watch how my fate will roll

🌻

Reaching YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang