"Nona muda jangan berlari lagi, kumohon berhentilah kalau tidak tuan dan nyonya akan menghukumku." Rengek seorang pelayan muda yang sedari tadi mengejar majikannya di sebuah taman luas yang di penuhi bunga berwarna warni.
Gadis yang di sebut nona muda itu tak menghiraukan dan terus berlari sambil sesekali menoleh kebelakang hanya untuk melihat ekspresi pelayannya yang cukup menghimbur.
Gadis cantik yang beruntung itu hidup seperti putri raja dengan gelimang harta, kasih sayang dan pelayan yang selalu siap memenuhi kebutuhannya. Apalagi yang kurang dari hidupnya?
Pintar, cantik, kaya.
Setelah lama berlari akhirnya gadis cantik bersurai brunette sepinggang itu berhenti dengan nafas terengah- engah. Wajah cantik dengan mata almond dan bibir tipis berwarna merah ceri menyunggingkan senyum mana kala melihat sang pelayan juga terengah dengan wajah memberengut.
"Kau membuatnya kabur, Yeori." Ucapnya di buat- buat seolah dia marah karena suara berisik pelayannya membuat burung kecil berjenis love bird terus berlari hingga tak tertangkap.
"Maafkan aku nona So Eun, jika tuan dan nyonya tahu kau berlari tanpa memakai alas kaki pasti mereka akan menghukumku." Ucapnya sembari menunduk dengan raut sedih dan tangan kecil yang masih menenteng sepatu flat cantik hitam milik sang majikan.
"Maka aku tak akan memberitahu mereka jika sekarang kakiku terasa sangat sakit." Ucapnya melangkah mendekati pelayan yang sudah seperti sahabat baginya. "Jadi, mana sepatuku?" Yeori langsung bergerak memasangkan sepatu di kaki majikannya dengan tersenyum.
"Kau yang terbaik nona, aku menyayangimu." Yeori tersenyum lebih lebar sambil mengacungkan jempol dua miliknya untuk mengapresiasi kebaikan So Eun.
Kim So Eun gadis cantik yang kecantikannya bukan hanya pada wajah tapi juga hatinya, berusia 25 tahun, usia yang terbilang pantas untuk berumah tangga. Namun karena sifat manja gadis itu dan keengganannya untuk berpisah dengan orang tuanya membuat dia ogah- ogahan dalam mencari pasangan.
Tidak kurang dari dua puluh kali lamaran pernikahan datang padanya. Mulai dari kolega bisnis sang ayah, anak dari teman ibunya hingga ada beberapa orang tak di kenal pun yang tanpa sengaja pernah bertemu dan merasa tertarik dengannya. Dan semua berakhir dengan penolakan.
Perkara menikah untuk Kim So Eun adalah perkara mudah hanya saja bagi So Eun pernikahan adalah sesuatu yang penting dalam hidupnya. Dia ingin menikah dengan pria yang bisa membuatnya bahagia sepanjang usia seperti gambaran yang selama ini dia dapatkan dari pernikahan orang tuanya.
Sang ayah memiliki sikap dewasa serta bijaksana dalam memimpin keluarga, juga sangat menyayangi sang ibu hingga So Eun merasa terlahir sebagai anak yang bahagia dari pasangan yang bahagia juga.
Bukan gadis itu tidak mencarinya atau menemukan pada pria- pria yang melamarnya hanya saja So Eun masih enggan berpisah dengan kebahagiaan bersama orang tuanya. Dia masih ingin bermanja- manja dan berpikir jauh dari orangtuanya membuat So Eun merasa takut dan sedih sekaligus. Meski dia sadar cepat atau lambat seorang wanita pasti akan pergi meninggalkan orang tua untuk berbakti pada suaminya.
"So Eun sayangku, dari mana saja kau nak? Ibu dan ayah sudah selesai makan siang. Kami menunggumu sampai kelaparan hingga kami memutuskan makan lebih dulu." Celoteh nyonya Kim yang hanya di tanggapi dengan senyum lebar oleh sang putri.
"Aku hanya berjalan- jalan di taman sebentar, Bu." Menarik kursi di sebelah sang Ibu dan mulai memasukkan buah strawberry ke dalam mulutnya.
"Yeori, apa kau sudah siapkan pakaian yang akan dikenakakan So Eun nanti malam?"
"Sudah nyonya, aku sudah menyiapkannya sesuai dengan perintah nyonya."
"Jika begitu kau boleh pergi dan biarkan nona muda kesayangmu bersama kami disini." Yeori, sang pelayan yang selalu merasakan kebaikan di rumah itupun akhirnya undur diri.
YOU ARE READING
집착 Jibchag
FanfictionBumsso . . . Selamat menikmati cerita baru ~ ⛔ Dilarang mencopy cerita