Hujan

2 1 0
                                    

🍂 🍂 🍂🍂 🍂

Ketika jatuh cinta dimaknai sebagai takdir Langit yang tidak bisa dihalau kepada siapa tertuju.
Tatkala pernikahan adalah wajah lain dari jatuh cinta yang mengabdi pada takdir.

Aku mendengar kabar bahwa kamu hendak menikah tahun depan. Aku menduga dengan wanita yang dipinang ibu untukmu.
Aku mendengar deru cemburu pada debarku sendiri.
Menjadi wanita paling egois, kalau itu tentangmu. Kamu harus menjadi milikku.

Saat seperti ini aku merasa seperti Ekalaya. Menanggung duka karena ditolaknya guru Drona.

Tapi aku tidak boleh menghardik takdir, karena semua ini terjadi atas kehendak Tuhan. Segala yang ditata Tuhan akan selalu menawan.
Anggap saja ini adalah dhaksina. Ucapan terimakasih kepada orang tuamu karena telah melahirkanmu di dunia ini. Sehingga aku bisa mengenalmu. Mendapatkan rasamu.
Akan kupersembahkan suka rela, meski terpaksa di awalnya.

Aku tak punya apapun yang bisa membuat ibumu memilihku. Meskipun, aku tahu cintamu padaku besar. Berkembang dengan harapan bisa hidup bahagia bersama.

Setiap mengingat tahun akan segera berganti, hatiku melolong panjang dalam genangan misteri..

Menunggu waktu itu tiba dengan degub yang tak biasa. Rasanya aku terlalu bodoh. Mengijinkan lelah untuk orang yang akan menikah.
Tapi Aku terlanjur mencintainya. Sosoknya mengambang dalam doa.
Bayanganya masih saja memenuhi pelupuk mata.
Mata sipitnya, tinggi semampai tubuhnya, serta lesung pipi mewarisi putra-putri kita.

Sejauh ini kita sama. Sama-sama memiliki tanggung jawab besar. Sudah menjadi kewajibanmu mengabdikan diri pada ibumu. Sedangkan aku berjuang untuk menerima takdir. Tidak ada yang perlu disalahkan. Kita berjuang dengan lintasan yang berbeda.
Kita yang terlihat tegar. Akan menemui titik ambyar.

Mengurung diri hanya akan memakan diri dan waktu saja.

Keluar adalah hal yang tidak terlalu buruk, hanya sesekali sakit, egois, rindu, akan datang tanpa permisi. Tak tahu malu.

Bersama ini, tahun akan berganti.
Setiap yang dinanti akan hadir menghampiri.
Setiap yang larut akan segera surut.

Aku tahu akan ada derai yang tak biasa.
Aku tahu sesuatu yang dinanti dengan penuh debar akan membuat hati tak lagi tegar.

Aku mungkin belum begitu siap, tapi, aku butuh hidup layak seperti halnya merdeka dari rasa yang meletup-2.
Aku juga punya mimpi.
Setiap jalan akan ada lubang. Setiap perjuangan akan ada luka atau duka. Aku pasti bisa. Sedikit lagi. 💚

Kidung di Bulan DesemberWhere stories live. Discover now