Pasar malam

7 4 0
                                    

🍑
🍑🍑

Derap langkah cepat sesosok laki-laki bertubuh tegap, dengan paras tampan terdengar di sepanjang lorong kelas 12. 

woy! mau kemana? Adek lo yang down syndrome itu bikin ulah lagi ya hehe?” beberapa ejekan terdengar jelas di telinganya.

Namun ia abaikan. Hingga sampai di parkiran, ia lalu menaiki ninja hitamnya sembari memakai helm full face miliknya dengan tergesa-gesa. Kebetulan proses belajar-mengajar telah usai.

30 menit kemudian, Sadewa Rastapathi akhirnya sampai di depan sekolah menengah pertama, ia menatap bangunan dengan 3 lantai itu sejenak.

Begitu ia memarkirkan motornya di halaman depan sekolah, Sadewa langsung menuju ke ruang BK sekolah itu. Di depan pintu tersebut, berdirilah salah seorang guru sekolah itu. Guru itu nampak sudah hafal dengan Sadewa.

“maaf terlambat,” tak perlu mengatur napas,

“dimana dia?” cowok itu langsung to the point

“silahkan masuk nak dewa, Abel ada di dalam kok. Oh iya nak dewa sudah bawa obatnya kan?” ujar guru tersebut.

Langsung Sadewa angguki. Cowok itu lalu permisi masuk ke ruang Bk dimana sudah terdapat Abel yang tengah menunduk ketakutan sembari memainkan jarinya dan bergumam tak jelas.

Seragamnya nampak basah. Ujung rambutnya juga demikian. Hal itu membuat Sadewa langsung melepas jaketnya dan memakaikan jaket itu ke bahu Abel.

“Abel... Abel kok bisa basah gini? Kamu kenapa lagi dek?” tanya Sadewa lembut.

“A...a...Abel t-takut” ucap Abel terbata-bata. Ia memeluk kakaknya itu dengan erat.

“Adik kamu kali ini sudah tidak bisa ditoleri lagi, dia telah menyiram temannya dengan air bekas pel-pelan dan temannya itu pingsan nak Sadewa” Jelas guru konseling tersebut.

Sadewa tak terkejut. Ini sudah biasa baginya. Ia menghela napas panjang. Meredam emosinya.
Sabar Sadewa.

Ingat, adikmu ini nggak normal batin Sadewa menenangkan dirinya agar tak marah.

Bagaimana tidak, jika terdapat masalah pada adiknya itu, ialah yang mengurus semuanya. Meskipun ia sedang sibuk-sibuknya dengan tugasnya sebagai ketua osis SMAnya, ia masih harus mengurus adiknya tersebut. Itu karena orang tua mereka sedang bekerja di luar negeri. Bisnis.

“Baiklah bu, maaf atas perilaku adik saya ini. Mohon dimaklumi untuk ke sekian kalinya karena anda tahu sendiri dia berbeda” Sadewa dengan sopan

“Iya saya sudah sangat memakluminya nak Dewa. Tapi ini sudah peringatan akhir. Dan bila Abel melakukannya lagi, maaf pihak sekolah terpaksa mengeluarkannya” Abel yang dengar bahwa ia akan dikeluarkan dari sekolah itu begitu terkejut dan panik. Cewek itu mulai berontak dari dekapan Sadewa namun Sadewa tahan dengan kuat.

“Abel gamau pindah sekolah. A-abel mau disini.. titik!!!” Teriaknya panik. Guru konseling itu turut andil menahan Abel. Menenangkan kembali cewek itu.

“Bailklah. Kalau begitu saya dan adik saya pamit pulang dulu. Assalamualaikum”

“Waalaikumsallam”

SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang