Story One : Deru untuk Hara ( Part 1)

8 0 0
                                    

Deru menatap Hara lembut. Senyum tersungging di wajahnya.

Tapi Hara Tampak terkejut.

Ia memang sendiri, Ia memang berharap cinta datang.

Tapi tak menyangka Deru yang memberanikan diri mengungkapkan perasaannya.

Deru, lelaki yang ia kenal begitu saja. Disapa lalu berlalu. Tanpa rasa, tanpa tanda.

Hati Hara berdegup kencang. Antara gugup atau senang.

Ia senang karena ternyata ada yang menyukainya. Terlepas ada bagian dari dirinya yang membuat ia tidak percaya diri. Gugup karena Ia belum siap untuk menjawab ya atau tidak.

" Apakah kau akan pergi?" Hara bertanya. Deru terlihat bingung.

" Maksudmu?" Tanya Deru

" Jika aku belum bisa menjawabmu sekarang.. Apakah kau akan pergi dan mencari orang lain yang bisa menerimamu?" Hara memberanikan diri bertanya.

Deru tersenyum. Bukan meremehkan pertanyaan Hara.

" Apakah kau akan menerimaku pada akhir penantian?" Giliran Deru bertanya.

Hara terdiam sejenak.

" Aku tidak tahu." Jawab Hara jujur.

Deru menarik napas dalam. Hara semakin gugup. Ia memang tidak memiliki rasa untuk Deru, namun sebagian dirinya yang egois ingin tetap Deru menyukainya.

" Aku tidak ingin bilang kalau aku akan bertahan apapun keputusanmu di akhir. Tapi saat ini perasaanku tidak sedangkal itu. Aku tidak beralih secepat yang kau kira. wajar bagimu menolakku dengan pertemuan kita yang singkat."

" Aku tidak menolakmu. Aku hanya belum bisa menjawabmu." Hara mencoba meralat.

Kali ini senyum Deru semakin lebar. Entah mengapa ia tidak merasa kecewa sama sekali. Ia sadar kalau ungkapan hatinya kepada Hara terlalu cepat. Ia hanya tak ingin gadis itu beranggapan bahwa perhatian yang ia tunjukkan padanya hanya karena mereka berteman.

" Kenapa tersenyum?" Tanya Hara sedikit heran.

" Karena aku senang." Jawab Deru singkat

" Senang?"

" Apa kamu ingin diberi waktu untuk memikirkan jawabanmu?" Tanya Deru.

" Kamu belum menjawab pertanyaanku." Ujar Hara

" Aku senang, karena sedikit berpikir bahwa kamu sedang menaruhku dalam pikiranmu saat ini. Bahwa kamu secara sepintas tahu bahwa aku mungkin layak bersamamu."

" Kenapa kamu begitu percaya diri?" Hara tersipu.

" Apa aku salah?" Tanya Deru. Hara semakin tersipu malu. Ia heran bahwa jika ia tidak memiliki rasa kenapa wajahnya terasa panas. Ia sengaja membuang muka. Takut Deru tahu perasaannya saat ini.

" KIta jalani saja." Ucap Deru percaya diri. Hara menatapnya.

" Jalani? sebagai teman?pa.." Hara ragu.

" Pacar kalau kau mau. Jika pada akhirnya kau ragu dan tak ada deru dihatimu, kau bisa pergi. Jangan pikirkan perasaanku. Aku yang menginginkannya."

Hara terdiam. Bukankah lelaki ini ingin memberinya waktu untuk berpikir? Tapi siapa yang bisa menolak tawarannya ? 

" Kau tak bisa mengenalku sebagai teman. Aku tak mau. Aku ingin mengenalmu secara serius. AKu ingin kita berbicara tentang diri kita disetiap malam minggu. Aku ingin orangtuamu tau kalau yang berkunjung nanti itu pacarmu, aku,"

" Hei, terlalu cepat." Hara memotong Deru.

" Aku tak peduli."

Hara terdiam tak mengerti.

" Aku ingin kamu tahu aku serius. Itu dulu. Kamu tidak perlu mencintaiku. yang perlu kamu tahu aku suka dan serius sama kamu, Hara."

Hara terdiam tersipu. Wajah Deru terlihat serius. Untuk pertama kalinya ia melihat ekspresi ini. Apakah akan ada deru dihatiku? Apakah dia orangnya?

Deru tersenyum tanpa menunggu jawabannya. Menarik tangannya lembut. Hara bahkan tak bisa menolak.

" Aku antar kamu pulang." Ucap Deru. Hara mengikutinya. Tapi pertanyaan terus terngiang dipikirannya. " Apakah aku dan Deru sekarang pacaran? Apa aku punya pacar? Sudah tidak jomblo lagi? Hara kebingungan dalam pikirannya, namun menikmati genggaman tangan Deru yang hangat.

Apa yang terjadi esok? pikirnya. Ah, sudahlah. mungkin semua hanya mimpi. Benar, semua pasti mimpi.


Hara lalu membuka matanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVELINEWhere stories live. Discover now