Chapter 1

675 107 54
                                    

Di mana udara?

Oksigen, Seungwoo butuh oksigen. Air memenjara tubuhnya, ketika matanya terbuka, hanya bias cahaya di atas sana, bergerak-gerak seiring riak di atas permukaan air. Ia meronta, tangannya menggapai apapun sebisanya, kakinya menendang-nendang—hingga akhirnya kepalanya berhasil mencapai permukaan, menyembul keluar. Mulut Seungwoo membuka lebar, meraup udara sebanyak yang ia bisa.

Mendebur kencang.

Jantungnya seolah di ambang lepas dari tungkainya.

Ia masih hidup.

"WOOYA!"

Telinga Seungwoo berdenging. Matanya mengerjap tak beraturan. Tetesan air dari helai rambutnya yang basah masih intens bercucuran.

'Bang!'

Suara ketukan kencang.

"Kau ketiduran di dalam?"

Seungwoo kebingungan. Suara itu—tunggu, ini di mana? Setelah napasnya mulai teratur, Seungwoo akhirnya mengedarkan pandangannya. Cermin, kloset, wastafel—ia terduduk di dalam bathtub penuh air busa.

"Wooya?"

Ketukan lagi dari pintu kamar mandi. "Iya, aku akan segera keluar."

Seungwoo bangkit berdiri, mengambil bathrobe bersih dan buru-buru mengenakannya. Ia membuka pintu kamar mandi dan tercenung.

"Eomma?"

Wanita yang dipanggil ibu itu tersenyum dan berkacak pinggang. "Ketiduran lagi, ya? jangan malas-malasan. Segera sarapan, eomma membuat daging panggang dan nasi merah seperti biasa. Bukannya hari ini kau mau ke dorm? Ini sudah terik di luar."

Seungwoo membatu.

"Kenapa melamun?"

"Eomma ... ke-kenapa?"

"Kenapa apanya? Cepat ganti pakaian dan sarapan. Liburan tahun baru china-nya sudah selesai."

"Kenapa ada di sini?" Bukannya ibunya harusnya ada di Busan? Dan lagi, ini di mana?

Wanita itu mengerutkan dahinya. "Eomma ke sini setelah dari kantor pamanmu. Rapat dengan Hana Tours kan memang cuma dua jam, Sayang."

Hana Tours?

Wanita itu lalu pergi berlalu dari hadapan Seungwoo setelah menggumam menyuruh Seungwoo ganti pakaian. Ia menurut, melangkah menuju satu kamar untuk mengganti pakaian. Kepala Seungwoo sakit mendadak. Hana Tours? Ibunya? Dan dorm?

Seungwoo tak paham bagaimana ia bisa berakhir berada di kamar mandi, 'tenggelam' dalam bathtub berair busa dan sabun. Ia ingat betul ingatan terakhirnya.

Kecelakaan.

Bersama Cho Seungyoun.

Mobil yang dikemudikan Seungyoun banting setir ke sungai, menabrak pembatas dan masuk ke sungai besar. Kepala Seungwoo terantuk keras tapi ia masih sadar ketika kendaraan itu berangsur masuk ke dasar sungai. Seungyoun ... Seungyoun pingsan, dengan dahinya berdarah-darah. Ketika air sungai mulai menelan kendaraan itu, Seungwoo melepas sandaran kursinya untuk memecahkan kaca jendela di sampingnya. Berhasil pecah, namun air berangsur masuk ke bagian dalam mobil, mulai memenuhinya. Ia menarik tubuh Seungyoun, memeluknya sembari meminta Seungyoun sadar.

Kerangka besi itu terus menerus turun ke dasar sungai.

Han Seungwoo tidak pandai berenang.

Ia mencoba menarik Seungyoun naik—tapi sia-sia.

Pegangannya terlepas—antara meraih tubuh Seungyoun yang semakin turun ke dasar sungai, atau mendongak ke atas pada permukaan sungai karena napasnya sudah hampir habis. Seungwoo meronta. Memejamkan mata, ia merasa kematian hanya berjarak satu kejap saja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

11:11 PMWhere stories live. Discover now