Cahaya hangat mentari pagi menerobos celah-celah gorden. Menyapa manik indah seseorang yang masih setia terlelap diatas kasur lipatnya. Lelaki berwajah manis itu mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya tersebut.
Setelah dirasa seluruh nyawanya telah kembali, Na Jaemin, Lelaki manis itu berjalan dengan santai menuju kamar mandinya.
Dirinya tidak memerlukan waktu yang lama untuk membersihkan tubuhnya. Setelah keluar dari kamar mandi Jaemin berjalan menuju lemari kecilnya dan mengambil satu setel baju. Hanya sebuah kaos berwarna putih dengan bawahan celana jeans.
Lelaki manis itu langsung keluar dari apartemen kecilnya tersebut tanpa mengisi perutnya. Lagi pula Jaemin sudah terbiasa meninggalkan sarapannya. Menurutnya lebih baik menyisihkan uangnya untuk makan siang dari pada untuk sarapan.
Saat ini dirinya tengah menunggu sebuah bus yang akan mengantarkannya ke kampus. Selagi menunggu bus tersebut Jaemin hanya menatap kedepan dengan pikiran yang bercabang kemana-mana.
Ahh kita belum tau kisah dari seorang Na Jaemin.
Lelaki manis itu dulunya merupakan anak dari seorang pengusaha sukses. Hidupnya selalu dilimpahi dengan harta. Apapun kemauannya selalu dituruti. Tapi itu dulu, sebelum perusahaan ayahnya hancur berkeping-keping tanpa menyisakan apapun. Sebelum dirinya dibuang begitu saja dengan berbekal sepeser uang.
Beruntunglah dirinya saat itu ditemukan oleh seorang pria paruh baya dipinggir jalanan. Pria itu membantu Jaemin untuk mencarikan tempat berteduh dan memberikan beberapa peser uang untuk dirinya bertahan hidup.
Awalnya Jaemin merasa sangat kesusahan. Bagaimana tidak ? Seseorang yang dulunya selalu bergelimang harta sekarang harus mengatur pengeluarannya dan juga mencari sebuah pekerjaan untuk mendapatkan uang bertahan hidup.
Untunglah Jaemin memiliki otak yang cukup encer. Biaya sekolahnya selama ini diperoleh dari beasiswanya. Jika dulunya Jaemin merasa belajar adalah hal yang menjenuhkan, kini dirinya harus berusaha sekeras mungkin untuk selalu mendapatkan nilai sempurna.
Semua peristiwa tersebut membuat mental Jaemin menjadi lebih kuat. Membuat ambisinya semakin besar untuk mempertahankan hidupnya. Mengubah gelar anak manja menjadi anak mandiri. Dan membuatnya selalu bersyukur masih dapat bertahan hidup walaupun dengan kehidupan yang sederhana.
Kembali kepada Jaemin yang sudah memecah lamunannya saat sebuah bus datang. Dirinya bangkit dari duduk dan memasuki bus tersebut.
👑
Ini adalah semester kedua Jaemin berkuliah disalah satu universitas terbaik di korea. Biaya untuk kuliah di universitas tersebut sangatlah mahal, namun berterima kasihlah pada otak encer Jaemin. Berkat kepintarannya, Jaemin mampu untuk masuk ke universitas tersebut dengan beasiswa penuh.
Namun ternyata hidupnya tidak semudah itu. Masih banyak cobaan yang harus dihadapi Jaemin. Seperti saat ini, dirinya yang baru saja menginjakkan kaki digedung fakultasnya sudah ditarik paksa menuju sebuah gudang.