Desclaimer.
Son Jeho
Lee KwangsuIf you don't like story like this, please leave my area.
_______________________________________________
"Raizel" Suara datar berkumandang, membangunkan kesunyian yang mencekik di ruangan temaram. Api lilin berkibar-kibar memberi sedikit cahaya untuk memperlihatkan wajah indah bak pahatan dewa Apollo, yang saat ini sibuk memandangi jendela kamarnya. Anting salib tergantung apik di telinga kirinya, memberi kesan seperti boneka porselen.
Sang kakak yang memiliki rupa mirip berdiri di ambang pintu, wajahnya terlihat samar-samar oleh cahaya lilin, tangannya yang pucat menggantung di sisi tubuhnya.
"Lord memanggilmu untuk menghadap." Hanya kalimat itu yang ia ucapkan, setelah memastikan sang penghuni kamar mendengar dan mengerti ucapannya, ia segera menghilang di koridor, meninggalkan keheningan yang gelap di tempat itu.
.
.
.
.
.
"Cadis Etrama di Raizel kesini untuk menghadap yang mulia Lord." Sang pemuda berpakaian hitam dengan untaian emas membungkuk pada seorang pria berambut pirang yang duduk di singgasana tengah ruangan. Kepala keluarga seperti Gechutel, Krasis, Rayga dan beberapa kepala keluarga lainnya berdiri di tiap sisi karpet beludru merah. Sang lord sendiri hanya menopangkan dagunya di sisi tangan kanannya. Mata beriris merah seindah ruby itu berbinar senang melihat putra bungsunya akhirnya memenuhi panggilannya. "Ah Raizelku sayang, berapa kali aku ingatkan padamu, panggil aku ayah. Kekakuanmu membuatku sakit hati." Raizel hanya diam dengan pandangan datar tanpa mengidahkan curhatan sang lord.
"Bagaimana harimu Raizel, apa kau sudah memutuskan untuk mengunjungi seorang gadis cantik? Atau ingin mencoba makanan di dunia manusia? Kudengar di dunia manusia ada makanan bernama pasta dan..."
"L-lord." Ucapan lord sejenak berhenti ketika Gechutel memanggil dengan suara berbisik, "Katakan saja apa yang yang ingin anda katakan lord, tuan Raizel sejak tadi menunggu." Ingatnya. Lord hanya cemberut mengetahui kepala keluarga Landegre mengganggu acara reuni singkat dirinya dengan sang anak yang baru saja keluar dari kamarnya setelah lebih dari 50 tahun mengurung diri, itu seingatnya setelah kunjungan terakhir Raizel.
Raizel masih diam, tubuhnya tidak bergerak sedikitpun. Lord mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius. "Cadis Etrama di Raizel, tujuanku memintamu menemuiku adalah untuk memberimu perintah." Pandangan lord seketika melembut. "Kau sama sekali belum melakukan upacara kedewasaan, padahal usiamu sendiri sudah hampir 11 abad. Bahkan kakakmu Reynald sudah melakukan upacara kedewasaan 900 tahun yang lalu."
Lord menghela nafas, matanya terpaku pada sang noblesse muda. "Kurasa sudah waktunya bagiku untuk tidur abadi." Kepala keluarga yang menghadiri pertemuan itu terkejut mendengar penuturan lord mereka, apalagi sang lord mengatakannya langsung dihadapan anaknya sendiri. Lord menatap jengkel para kepala keluarga, "Jangan menatapku seolah aku akan tidur hari ini. Setidaknya belum, sampai Raizel melakukan upacara kedewasaan." Pandangan sang Lord yang agung kembali pada Raizel, "Hanya itu yang ingin kusampaikan padamu anakku, aku akan memanggilmu lagi saat kau benar-benar sudah siap."
Raizel tidak siap. Dan tidak akan pernah siap.
Raizel kembali membungkuk pelan kepada sang ayahanda sebagai bentuk penghormatan terakhir. Setelah itu, tubuhnya menghilang dibalik kegelapan untuk kembali ke kamarnya, melakukan kegiatan yang sama, memandang jendela dengan tatapan rapuh.
oo0U0oo
Lord hanya menatap kepergian anaknya dengan tatapan sendu, takdir sebagai seorang Noblesse yang dipikul anak bungsunya terasa membebaninya. Lord tidak akan terlalu mempermasalahkan kembaran Raizel yang juga anak keduanya, Reynald sendiri lebih suka berpolitik dan bertualangan daripada harus mendekam di dalam kamar seperti adiknya, dan Lascrea juga akan siap pada waktunya saat harus menanggung gelar sebagai lord menggantikan dirinya selaku anak pertama dan mewarisi soul weapon Ragnarok.
Reynald dan Raizel mewarisi darah Noblesse dari mendiang ibu mereka yang juga merupakan istrinya, Lascrea mewarisi darah sang lord dan secara mutlak menjadi putri mahkota untuk menggantikan ayahnya.
"Ada apa dengan anak itu? Apa dia tidak bosan berada di dalam kamar terus menerus? Bahkan ia hanya mau berteman dengan lord serigala tukang keluyuran itu. Hah..." Lord hanya mampu menghela nafas dan memijit pangkal hidungnya, lelah dengan sikap Raizel yang sulit dimengerti.
.
.
.
100 tahun kemudian...
Satu abad kemudian, terjadi peristiwa besar. Muzaka the lord of werewolf mengamuk setelah putri satu-satunya yang bernama Ashleen meregang nyawa di tangan manusia, Raizel sebagai Noblesse sang penguasa darah tidak bisa membiarkan sahabat pertamanya memusnahkan seluruh umat manusia hanya karena kesalahan beberapa orang sebagai pengaruh perang salib. Dengan itu, Raizel dan Muzaka terlibat pertarungan hebat di wilayah dataran Eropa yang menyebabkan menghilangnya Muzaka dan luka serius yang diderita Raizel. Sang Lord dan Reynald menemukannya dalam keadaan sekarat. Dengan keadaan yang sedemikian parah memaksa Raizel untuk melakukan hibernasi panjang yang terus menggodanya, matanya perlahan tertutup setelah samar-samar dia mendengar ayahnya berteriak dan saudaranya mengangkat tubuhnya.
Raizel akhirnya menyerah pada tidur panjang.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maturity Ceremony
FanfictionCadis Etrama di Raizel. The Noblesse sekaligus putra bungsu dari Previous Lord. Di umurnya yang hampir menginjak 2000 tahun, sang Noblesse belum pernah menginjak dunia manusia, ia bahkan tidak melakukan upacara kedewasaan. Sikap inilah yang menyebab...