Desclaimer.
Son Jeho
Lee KwangsooGenre : Fantasy/Family
Rate : Semua Rate_______________________________________________
Cekrek... Cekrek... Suara blitz terdengar, studio siang itu terasa cukup sibuk. Para staff tak henti-hentinya berjalan kesana kemari dengan perlengkapan merepotkan yang mereka bawa. Sedangkan para model duduk di kursi yang memang dibawakan khusus untuk mereka, bersolek demi terlihat sempurna di lensa kamera.
"Pak Lee, akhirnya kau datang." Seorang pria paruh baya berkacamata menjabat tangan si pirang, tentu Frankenstein menerimanya dengan senang hati. "Kau hanya mau datang kesini saat hari libur padahal kemampuanmu cukup dibutuhkan setiap hari."
Frankenstein terkekeh ringan, "Pasienku tidak bisa menungguku hanya untuk memfoto sesuatu, hidup mereka dipertaruhkan." Pria paruh baya itu tampak agak kecewa mendengar alasan si pirang. "Tentu, anda seorang dokter tuan Lee, tapi skill photograpy anda juga memumpuni."
"Jangan memujiku seperti itu tuan Han, Aku hanya melakukannya karena hobi."
Tuan Han memberikan sebuah ponsel yang masih menyala, sebuah group Kakaotalk bernama SMR. Frankenstein terlihat kebingungan saat menerima benda itu, tapi kemudian matanya fokus ke sebuah chat pengumuman."Sony World Photography Awards."
Frankenstein cukup tertantang saat melihatnya, "bukankah ini salah satu event fotografi terbesar di dunia?"
Tuan Han juga menunjukan ekspresi ketertarikan di wajahnya. "Yah, hadiahnya 30.000 USD, itu sama dengan 33,8 juta Won." Jawab tuan Han dengan wajah berseri-seri, Frankenstein tidak begitu tertarik dengan hadiah uangnya, toh dia sudah punya banyak uang, pesawat pribadi, mobil, dan rumah, bahkan beberapa instansi terkait didirikan atas namanya. Tapi dia tertarik pada tittle yang akan diberikan jika memenangkan lomba itu.'The Holder Of The Beauty Art'
"Si pembawa keindahan seni." Gumamnya, tittle yang cukup cantik dan menggelitik jiwanya. Tuan Han hanya mengernyitkan dahinya terhadap gumaman tuan Lee yang tiba-tiba.
"Kapan eventnya akan dilaksanakan?" Tanya Frankenstein. Ia mengembalikan ponsel itu kembali ke tangan tuan Han.
"Ntahlah, mereka hanya mengumumkan bahwa eventnya akan diadakan, tapi belum ada tanggal resmi pembukaan acaranya."
"Oh." Tuan Han mendelik mendapat jawaban singkat dari sang pelaku. "Kalau begitu aku pergi dulu tuan Lee." Pamit tuan Han sambil beranjak dari tempatnya berdiri lalu menghilang di belokan.
Frankenstein mengambil perlengkapan kameranya yang sederhana di kotak kameranya, satu set kamera DSLR dengan lensa yang sudah disesuaikan, tripod, dan filter.
Para model di ruangan itu berebut mendapat kesempatan untuk difoto oleh sang pujaan hati. Frankenstein hanya menghelas nafas melihat kelakuan mereka yang berlebihan dan itu cukup mengganggunya.
'Apa harus mereka hari ini? Aku terbiasa memotret objek mati, bukan yang bergerak liar seperti mereka.'
_______________________________________________
"Kau serius?"
"Benar lord, mungkin sebaiknya beliau dipindah tempatkan." Lord berdiri dari singgasananya, langkahnya terburu-buru mengikuti sang pelayan. Tidak mempedulikan tatapan bingung para kepala keluarga yang sekarang.
Lascrea segera menyusul sang ayah diikuti kepala keluarga Kertia.Gechutel juga beranjak ikut menyusul juga, "Jika kalian ingin tau siapa yang lord maksud, ikuti saja kemana perginya lord." ucapnya datar lalu berjalan cepat ke arah terdalam kastil.
.
.
.
Perjalanan itu penuh pertanyaan di masing-masing benak para kepala keluarga, banyak pertanyaan yang ingin mereka ajukan pada sang lord, binar mata lord kembali terang setelah sempat meredup mendengar laporan yang dibawa putri Lascrea. Sekarang, lord tampak tersenyum bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maturity Ceremony
FanfictionCadis Etrama di Raizel. The Noblesse sekaligus putra bungsu dari Previous Lord. Di umurnya yang hampir menginjak 2000 tahun, sang Noblesse belum pernah menginjak dunia manusia, ia bahkan tidak melakukan upacara kedewasaan. Sikap inilah yang menyebab...