CHAPTER 1

12 2 4
                                    

Ketika Jane membuka mata bukanlah pemandangan kamarnya yang tertangkap oleh penglihatannya. Melainkan dia terbangun di sebuah kamar mewah bergaya eropa klasik. Perabotannya yang di dominasi dengan warna-warna pastel lembut dan emas di tepiannya. Ada banyak berbagai jenis boneka imut dan mainan khas anak perempuan tertata rapi di tiap sudut ruangan itu. Anehnya dia sangat femiliar dengan suasana kamar ini.

Saat Jane berkeliling ruangan, tidak ada jendela ataupun ventilasi udara terpasang di dinding. Cukup aneh pikirnya. Tidak sengaja ia melihat sebuah figura di atas meja. Belum sempat ia melihat foto siapa itu. Pintu besar dibelakangnya terbuka. Tapi tidak siapapun yang muncul dari balik pintu itu. Seolah-olah pintu itu terbuka dengan sendirinya.

Karena rasa penasaran, Jane berjalan menuju pintu itu. Ternyata itu hanya ada lorong panjang di kedua sisi dibalik pintu itu. Dinding lorong itu bercatkan warna putih gading dengan garis emas. Ketika keluar ada ketertarikan tersendiri untuk Jane berjalan menelusuri sepanjang lorong di sebelah kanannya.

Hatinya bergemuruh. Langkah kakinya semakin cepat melangkah dan berubah menjadi berlari. Diujung lorong panjang itu ada sebuah pintu yang terbuka dengan ukiran unik. Ternyata Jane mendapati sebuah tangga menurun yang hanya di terangi cahaya api obor di dinding. Langkah demi langkah Jane melangkah menuruni tangga tersebut.
Sampai di ujung sepasang pintu ganda besar menyabutnya. Pintu itu terbuat dari kayu pohon oak dengan ukiran yang unik. Berupa sepasang burung phoenix dengan kupu-kupu yang hinggap di setangkai mawar di tengahnya. Tanpa rasa takut tangannya meraih ganggang emas pintu itu. Ada rasa rindu mendalam. Hangat dan nyaman yang mengalir melalui ganggang pintu itu ke tubuh Jane saat ingin membuka pintu itu. Seolah apa yang ada di balik pintu itu adalah sesuatu yang sangat inginkan. Namun setelah pintu itu terbuka muncul cahaya menyilaukan dan seperti ada sesuatu yang mendorongnya agar tidak melihat lebih jauh apa yang ada di balik pintu itu.

"KYYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Jane terbangun dengan peluh membasahi tubuhnya. Nafasnya tidak beratur. Dadanya masih bergemuruh. Mimpi sama yang berulang menghantuinya akhir-akhir ini. Biasanya hanya berisi potong-potongan tidak jelas, tapi hari ini seolah tersusun dengan rapi. Saling merangkai menjadi satu dan semakin jelas seperti bukan sebuah bunga tidur saja. Apa lagi gambaran tentang ukiran dipintu itu sangat jelas dan mendetail sekali. Baru kali ini dia bermimpi tentang pintu itu.

"Apa yang ada di balik pintu itu? Kenapa aku mimpi hal itu lagi?" tanya Jane pada dirinya sendiri." AH!!"

Seperti teringat sesuatu Jane membuka laci meja di samping tempat tidurnya. Mengambil sebuah kotak beludru dari dalam laci. Dalam kotak itu berisi sebuah kalung berbantul berlian berbentuk bunga mawar dengan bingkai yang sangat indah berbentuk burung phoenix dengan ukiran huruf J dan N di belakang berliannya. Ini adalah hadiah ulang tahunnya yang ketujuh belas tahun dari orangtuanya. Bentuk bandul kalungnya hampir sama persis seperti gambar ukiran di pintu ganda dalam mimpinya. Bagaimana mungkin kebetulan itu bisa terjadi, ia mendapatkan kalung sudah lima tahun yang lalu. Sedangkan mimpinya baru muncul beberapa minggu ini. Adakah arti tersirat di balik mimpinya itu.

Jane selalu menanyakan perihal tentang kalungnya ini kepada orangtuanya. Sebab kalau di pikirkan kembali bagaimana mungkin orangtuanya sanggup membeli kalung seindah ini. Sedangkan mereka bukan berasal dari keluarga berada. Namun sampai sekarang pun orangtuanya masih saja bungkam perihal kalung itu. Dan selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali Jane bertanya.

Drrrt... drrrrtttt... Getaran handphone di atas meja membuyarkan lamunan Jane tentang mimpinya. Jane melihat sekilas siapa yang meneponnya sepagi ini.

Daichi is calling...

Jane mendesah sebelum menjawab telepon yang masih terbilang terlalu pagi untuk seseorang menelpon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIONTIN J. N. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang