Cinderila

156 35 7
                                    

Cinderella ini bukanlah cinderella yang ada di dalam cerita yang sering kamu baca maupun jumpai, disini Pangeran Charming meninggalkanku bersama raga baru yang busuk dan bau.

Haha maaf, aku hanya melagu, nyatanya tidak ada dongeng seindah itu didunia nyata.

-

"Rila ?"

"Ya, Bun?"

"Hidupmu selesai."

Rila diam membeku, baru kali ini gertakan bunda tirinya membuat tulang - tulang nya membatu. Ia tahu Bunda nya sudah berulang kali mengancam akan membunuhnya. Tetapi kali ini berbeda, Bunda tirinya tahu Rila berhasil ke istana dan menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Mengalahkan kedua kakak tirinya yang malam itu yang bisa saja di pinang oleh Pangeran, tetapi karena kehadirannya, Pangeran justru berpaling dari mereka dan memilih meminang Rila.

Rila sudah melanggar larangan terberat itu ; jangan pernah datang ke istana.

Jadi ini alasan mengapa Ibu Peri tidak pernah datang ke kehidupan Rila, mengapa Rila harus melakukannya semua pekerjaan sendiri, dan semua ini ada kaitannya dengan mengapa Bunda tiri tak pernah menunjukan telapak tangannya.

Segulung asap gelap keluar dari tongkat Bunda Tiri, Kakak Tiri pertama terisak, "Bunuh dia Bunda! Bunuh Rila!"

Asap menggumul, kilat - kilat kecil menguar dari bubungan, lalu bola api terbentuk. Tanpa uluran waktu, api yang bergerumul terlempar melewati kepala Rila. Gadis itu terjatuh, setengah rambut pirangnya hangus. Bola api menggulung lagi, Rila merangkak mencoba menggapai pintu keluar. Segulung api berdentum menghancurkan dinding rumah. Sekarang semua pertanyaan terjawab, mengapa tidak pernah ada Ibu peri yang datang di kehidupannya ; Bunda tiri adalah Ibu Peri yang selama ini Rila tunggu, Bunda tiri adalah seorang penyihir.

Kakak tiri pertama, Drizella berteriak marah karena melihat Rila masih bernafas, dia mencoba meraih gelas di dekatnya melemparkannya kearah Rila, Rila yang tak sengaja berbalik langsung memekik melindungi tubuhnya. Pecahan kaca berserakan di lantai. Pandangan gadis itu terhenti mendadak, tubuhnya melemah tiba - tiba, bahkan melangkah menuju pintu pun ia tak sanggup. Rila memandang lantai di bawahnya yang sudah terpenuhi oleh cairan merah yang mengalir deras dari tubuhnya, ia meraba dada kirinya dan tampaklah sebilah kaca menancap menembus jantungnya. Ia gagal melindungi tubuhnya dari serangan Drizella.

Derak roda dan derap tapal kuda terdengar dari luar pintu. Sang Pangeran turun dari kereta kudanya. "Rila..." Kata - katanya terhenti begitu melihan gadis yang akan dipinangnya telah tergeletak tak bernyawa di kediamannya, Nyonya Tremanie dan kedua putrinya berhasil melenyapkan diri entah kemana.


- - -

hoho maaf ceritanya agak ngegantung gini, nanti kalo ada ide aku lanjutin, jangan lupa votemen juga gaiseee !!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CinderilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang