Aku yakin para pembaca tahu bagaimana caranya menghargai penulis :)
.
Kringg...
Suara alarm yang begitu nyaring tetap tak mampu membangunkan sang pemilik kamar. Padahal, jam diatas nakas sudah menunjukkan pukul 07:15 pagi. Seorang gadis yang tengah bergelung nyaman di selimutnya seolah-olah tuli dan tak memperdulikan bunyi alarm itu.
Jam terus bergerak hingga menunjukkan pukul 07:30. Gadis itu perlahan terusik dari tidurnya. Gadis itu mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari pagi.
Ia melirik jam, kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Hanya 10 menit waktu yang ia gunakan untuk mandi dan memakai seragam sekolahnya. Gadis itu kemudian mengambil tasnya dan keluar dari kamar tersebut.
Masih ada waktu 20 menit yang bisa ia gunakan sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Ia kemudian berjalan menuju garasi rumahnya untuk mengambil motor sport merah, yang akan ia kenakan ke sekolah.
.
"Pagi neng shae." Shae tersenyum tipis untuk membalas sapaan satpam sekolahnya.
Shae kemudian memarkirkan motornya dan masuk kedalam gedung sekolah tersebut. Semua anak berlarian saat bel masuk berbunyi. Namun Shae tetap santai berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas, Shae langsung duduk dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan diatas meja.
"Kenapa lo?" seseorang yang duduk disamping shae bertanya.
Shae mengangkat wajahnya kemudian menatap gadis dengan name tag Quinnsha kiana qalesya. "Apa?" tanya Shae.
"Tumben lo lesu gitu, ada problem apa?" tanya kia lagi.
"Semuanya baik." jawab shae acuh.
Saat kia ingin bertanya kembali, tiba-tiba seorang guru masuk bersama seorang anak perempuan.
"Pagi semuanyaa.." sapa guru yang biasa disapa Bu dini. "Hari ini kelas kita kedatangan siswi baru pindahan dari sekolah sebelah. Silahkan perkenalkan diri kamu!"
Anak perempuan itu mengangguk, kemudian tersenyum. "Perkenalkan nama saya Felysia inez gianina. Kalian bisa panggil saya Fely. Mohon bantuannya."
"Gila, cantik cuii..."
"Tambah lagi stok cecan disekolah kita."
"Dia bule?"
"Pengen dong ngehalalin lo."
"Jadi pacar abang mau ya neng?"
"Bacot lo semua!"
Ucapan bernada ketus itu berasal dari gadis cantik dengan name tag Nesya sasikirana ramadhani, salah satu sahabat shae juga.
"Syirik aja lo!"
"Tau nih syirik aja lo nes."
"Ciee.. Kalah cantik ciee.."
Nesya memutar bola matanya malas. Kenapa semua anak dikelasnya ini begitu menyebalkan.
"Sudah cukup! Fely kamu bisa duduk disamping kaila. Kaila angkat tanganmu!"
Gadis yang diyakini bernama Kaila itu pun mengangkat tangannya. Setelah mengucapkan terimakasih, Fely kemudian menghampiri tempat duduk kaila yang berada tepat disamping meja shae dan kia.
.
Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Fely dan kaila tengah duduk di salah satu meja kantin.
Suasana kantin yang tadi ramai, kini semakin ramai saat empat siswa yang dikenal sebagai Most wanted sekolah memasuki area kantin.
"Mereka siapa?" Fely bertanya pada Kaila yang duduk tepat dihadapannya.
"Oh, yang ditengah itu Aska, disamping kirinya ada Brian, disamping kanannya ada Farell, dan dibelakang mereka bertiga itu Rayn. Mereka Most wanted disekolah ini." jelas Kaila.
"Oh. Jadi namanya Aska..." ujar Fely
"Iya, kenapa? Lo suka?" tanya Kaila penasaran.
"Mungkin." jawab Fely tersenyum saat Aska dan ketiga temannya melewati meja mereka berdua.
"Jangan deh." ujar Kaila menatap serius netra Fely.
"Loh, kenapa?" tanya Fely yang penasaran dengan raut wajah Kaila yang terlihat serius.
"Lo kenal cewe yang duduk dimeja samping meja kita?"
"Maksud lo yang namanya Shae itu?" tanya Fely. Kaila mengangguk.
"Iya. Dia itu naksir berat sama Aska."
"Tapi mereka gak pacaran kan?" tanya Fely penasaran. Kaila menjawab dengan gelengan kepalanya.
"Kalo mereka gak pacaran, kenapa gue gak boleh suka sama Aska?"
"Fel, gue kasih tau ya sama lo. Shae itu cewe paling ditakuti disekolah ini. Dia juga punya banyak teman disekolah lain, dan rata-rata semua temannya itu Badgirl. Bahkan guru bp aja seakan takluk sama dia. Dan yang paling wajib lo tau, Shae itu anak dari pemilik sekolah ini. Kalo lo gak mau punya masalah, mending lo gausah suka sama Aska. Karena lo bakal berhadapan sama Shae, dan lo tau? Berhadapan sama dia itu sama aja bunuh diri." jelas Kaila panjang lebar mengingat betapa kejamnya Shae dan teman-temannya saat berhadapan dengan orang lain.
Saat Fely ingin membuka suara kembali, keempat cewek yang dikenal sebagai badgirl-nya sekolah itu pun mulai memasuki kantin. Seluruh mata cowok yang ada dikantin seakan disihir untuk tidak berkedip. Fely dan Kaila juga menatap kearah mereka berempat. Termasuk keempat most wanted sekolah yang duduk dimeja paling pojok.
"Cewek lo tuh." ujar Brian yang duduk disamping Farel.
"Gila, si Shae makin hari makin cakep aja." ucap farel sambil menatap Shae yang duduk tidak jauh dari meja mereka berempat.
"Dia udah cakep dari dulu anjir." ujar Brian.
"Aneh gue sama lo Ska, cewek secantik itu lo sia-siain? Kalo gue jadi lo, bakal gue terima dengan senang hati." ujar Farel menatap serius Aska yang hanya menatap datar kearahnya.
"Secantik apapun perempuan, kalo dia gak bisa jaga prilakunya, seorang cowok nakal pun enggan untuk menerima ia dalam hidupnya."
Farel dan Brian dibuat melongo oleh ucapan Rayn yang terdengar so bijak. Kemudian mereka berdua tertawa.
"Kesambet Boy candra lo?" tanya Brian setelah meredakan tawanya.
"Terserah anjir." jawab Rayn kesal.
Tanpa mereka berempat sadari, Shae menatap lekat wajah Aska dari kejauhan. Gadis itu tersenyum tipis, sangat tipis hingga tidak ada yang menyadarinya.
'Ada saatnya seseorang merasa cukup, cukup untuk berhenti, berhenti untuk berharap kepada seseorang yang tak pernah menganggapnya ada.'
Aku publish ulang soalnya ada banyak kata yang aku ubah. Maaf kalo kalimatnya masih jelek:(
Maklumi lah, aku cuma penulis amatiran:v.
.
.
.
.tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Teen Fiction"Aku menyukai semua hal tentangmu. Kecuali satu, caramu tidak menyukaiku." Awal publish : Senin, 03 february 2020✨