Dekapan Raka

1 0 0
                                    

"Sudah ra jangan menangis lagi,itu akan semakin memberatkan ayah di sana......ikhlaskan ra"ucap raka
Tangannya terus mengelus pundak sang istri yg masih sesenggukan,

   Setelah pemakaman usai setengah jam yg lalu sahira tak beranjak dari tempat ayahnya di semayamkan,
Bahkan sahira tdk perduli degan ucapan sang suami.

Ya.....raka sangat lelah,karena semalam tidak beristirahat untuk mengurus semua pemakaman ayah mertuanya itu,raka semakain frustasi sedari,tadi ucapan nya hanya di anggap angin lalu oleh sahira,
   Raka akhirnya berdiri melepaskan usapan dari punggung sang istri,
"Ra aku mohon jangan buat dirimu tersiksa akan hal ini,ayo kita pulang kamu butuh istirahat..."
Raka menarik lengan sahira perlahan dan membawanya ke mobil.
  Sebenarnya sahira ingin menolak tapi tubuhnya benar²  lelah,
Mau tak mau diapun membiarkan raka menarik lengannya ke mobil,
Sebelum mobil itu pergi dari pemakaman,pandangan sahira tertuju pada makam sang ayah yg memang tak jauh dari mobil miliknya
" ayah maafkan sahira ....mungkin pilihan ayah yg terbaik" ujar sahira dalam hati.

                              ***
  Di dalam mobil keduanya fokus dgn pikiran masing²,raka yg fokus mengemudi,dan sahira menatap lurus ke depan
Pandangan nya kosong,terpancar dari raut wajahnya bahwa hatinya terluka,dan kecewa,
Kejadian beberapa tahun itupun kembali terngiang di memori ingatan nya,tanpa di sadari cairan bening itupun jatuh kembali,
"Itu hanya sekedar masa lalu ra...." batinnya terus mengingatkan bahwa kejadian itu telah usai.
 
  Mobil raka terparkir di teras rumah sahira ,raka menengok sebelah memastikan bahwa istrinya itu baik² saja,namun raka kaget saat mendapati istrinya menitihkan air mata,hatinya merasa iba
Entah dorongan dari mana raka membawa sahira dalam dekapannya,
Sahira yg kagetpun membelalakan mata namun ia merasa terlindungi
Tak lama kemudian sahira membalas pelukan sang suami.
  Tangisnya semakin menjadi dan tangan raka naik turun untuk menenangkan sahira,
" menangislah di sini ra ....aku akan selalu ada di sampingmu..."ucap raka tulus

15 menit telah berlalu
namun keduanya sama sekali tidak merubah posisi mereka,isakan sahirapun sudah tidak terdengar lagi nafas nya mulai teratur,raka melepas pelukan perlahan dan mendapati istrinya telah tertidur pulas.

  Raka membopong tubuh sang istri menuju kamarnya (maksudnya kamar sahira😁)
di rebahkan tubuh sang istri di atas ranjang perlahan takut mengusik mimpi sang istri,raka memberanikan diri untuk melepas hijab sahira yg memang tadi basah oleh air mata dan kini mulai mengering,
Rambut hitam panjang sebahu itu tergerai indah saat raka telah melepas kain yg menutupi kepala sahira.

"Mungkin sahira kelelahan .....sampai aku lepas hijabnya saja tidak terusik sama sekali..."gumam raka sambil menyisir rambut sahira dengan jemarinya,
Kini mata raka tertuju pada mata istrinya yg sembam,dan hidung memerah.
  Kemudian raka menarik selimut sampai menutupi dada sahira,sebelum meningalkan sahira ia mengecup kening sang istri lama dan membisik kan sesuatu "aku tak mau kamu menangis lagi istriku".

  Ia bergegas ke kamar mandi
Karena sedari tadi tubuhnya sudah lengket oleh keringat,

Tak butuh waktu lama raka keluar dari kamar mandi dengan keadaan yg jauh lebih segar,raka berniat untuk menyisir rambut nya yg masih basah, langkahnya terus menuju meja rias sahira,kemudian tangan nya mengambil sisir yg ada di meja itu.

Setelah menyisir rambut raka meletakkan kembali sisir pada tempat semula,kini mata tajam raka melihat buku harian bersampul biru di samping sisir yg ia kenakan tadi.

Tangannya mulai mengambil buku itu di dalam hati dia bertanya "kira² ini buku apa?...." 
Namun kegiatan itu dia akhiri karena
Dia tidak ada hak untuk membaca buku yg dia pegang tadi.
Raka meletakkan buku itu ke tempat semula,dan dia pun menyusul sang istri menjelajahi alam mimpi.

    Raka membaringkan tubuhnya di samping sahira matanya kini mulai berat,dia benar² lelah hari ini,setelah itu matanya ia pejamkan menyusul sang istri di alam mimpi.

                             ***

   

Pilihan Ayah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang