Perlahan senyum di bibir seorang gadis yang sedari tadi berdiri di depan pintu pudar. Saat melihat adegan yang entah kenapa membuat hatinya terasa nyeri. Kedua mata bulatnya berkaca-kaca seakan siap untuk menumpahkan air mata.
Tak mau berlama-lama membuat hatinya semakin hancur gadis itu memilih melangkah pergi. Mengubur dalam-dalam rasa rindu yang sedari tadi sudah memuncah.
"Bodoh Sheera," runtuknya kepada diri sendiri.
Air mata Sheera tanpa bisa dicegah turun begitu saja, ketika megingat adegan Guna dan Sesa yang berciuman di ruang rawat Guna.
Sebenarnya Sheera datang ke rumah sakit untuk menjemput Guna pulang. Karena hari ini tepat Guna pulang ke rumahnya. Namun, semuanya pupus saat melihat Sesa dan Guna yang sedang berciuman. Sheera yakin walau keduanya membelakannginya.
Sheera mengusap pipinya kasar, menghapus air mata yang tanpa permisi turun. Entah Sheera harus bersikap bagaimana, biasa saja atu menjauhi Guna.
"Aku emang perusak hubungan mereka." Mengingat ia yang datang ke dalam hubungan kedunya. Lalu mengklaim Guna seenaknya, membuat Sheera merasa bersalah. Mau bagaimana pun Sesa lebih dulu menjadi sahabat Guna, bahkan sebelum Guna bertemu dengan Geng Algar.
Sheera memutuskan membawa kakinya melangkah pergi menjauh dari rumah sakit. Mungkin hari ini ia harus mengubur keinginannya bertemu dengan Guna. Sheera tak boleh lagi egois, Guna memang tak pernah ingin melihat keberadaannya.
Sheera melangkah ke arah taman yang tak jauh dari rumah sakit. Hari ini lumayan ramai, mungkin karena sedang hari weekend. Sheera menduduki dirinya disalah satu ayunan yang dipenuhi oleh bunga ditalinya. Sungguh indah.
Saat Sheera sedang menikmati pemandangan anak-anak yang sedang berlarian ke sana ke mari. Ada seorang dengan hoodie biru tua sedang memperhatikannya sembar tersenyum.
"Selalu cantik," puji orang itu saat melihat Sheera tersenyum.
Bagi orang itu Sheera adalah gadis yang hebat, yang mampu menyimpan segala kesedihannya sendiri. Lihatlah, bahkan beberapa menit tadi dia merasakan patah hati, lalu sekarang sudah tersenyum kembali.
"Sheera." Setelah memikirkan hal ini berulang kali. Cowok berhoodie biru tua ini akhirnya memberanikan diri menyapa Sheera. Sheera menoleh, menatap kaget seorang di depannya itu.
"Sam." Samuel tersenyum saat melihat ekpresi lucu dari Sheera.
"Ngapain ke sini?" Sheera bangkit dari ayunan. Menatap Sam dengan sorot tak suka.
"Nemuin kamu." Mendengar kata kamu dari bibir Samuel membuat Sheera tersenyum miring. Ternyata cowok itu belum merubah panggilan mereka.
"Apa kabar, Ra?"
"Seperti yang kamu lihat." Sheera merentangkan tangannya, menunjukkan tubuhnya, "baik-baik aja tanpa kamu," lanjut Sheera membuat senyum di bibir Samuel perlahan pudar.
"Maafin aku, Ra." Sheera memutar bola matanya malas. Sungguh, muak dengan kata maaf yang selalu keluar dari mulut cowok di depannya ini.
"Lebih baik kamu pergi," titah Sheera.
"Soal kemarin." Mendengar Samuel membahas kemarin Sheera menjadi tertarik. Apa lagi jika bukan tentang Guna.
"Lo ngapain sama Guna?" Terselip nada tak suka dalam pertanyaan Samuel. Walau begitu Sheera sama sekali tak peduli.
"Bukan urusan kamu!" protes Sheera tak suka.
"Kamu pacaran sama dia?" Tak mengidahkan protes Sheera. Samuel tetap kembali bertanya.
"Bukan urusan kamu aku bilang!" bentak Sheera membuat beberapa orang yang berada di taman menatap ke arah mereka.
"Jangan deket sama cowok brengsek kayak dia."
"Brengsek?" beo Sheera tak habis pikir. "Kamu yang lebih brengsek!" Samuel menghela napas kasar. Sheeranya benar-benar berubah, Sheera yang dahulu selalu menatapnya penuh dengan kelembutan.
"Jangan deketin Guna. Aku tau kamu masih sayang sama aku." Sheera melebarkan matanya. Apa? Sayang dengan Samuel, jangan harap!
"Jangan sok tau. Aku sama sekali enggak ada rasa sama kamu," bantahnya.
"Guna?" Samuel tertawa tak percaya saya mrlihat anggukan dari Sheera.
"Sam, tolong jangan ganggu aku," pinta Sheera sambil menatap Samuel serius.
"Apa segitu bencinya lo sama gue, Ra?" Sorot mata Samuel meneduh. Menatap gadis cantik di depannya dengan sendu. Sejujurnya Sheera tak ingin membuat Samuel merasa sedih.
"Aku enggak benci kamu!" bantahnya. Memang benar, Sheera tak membenci Samuel, hanya saja ia sedikit kecewa.
"Terus kenapa elo enggak anggap gue sahabat lo lagi!" teriak Samuel membuat Sheera terkejut, hingga melangkah mundur.
"Kenapa, Ra?" lirih Samuel. Sheera menghela napas, apa Samuel kurang paham situasinya saat ini
"Aku hargai usaha kamu sebagai sahabat aku selama ini. Kamu emang cowok terhebat selain Papa yang pernah aku miliki, Sam." Air mata Sheera langsung turun. Tak kuat saat harus membenci lelaki di hadapannya ini.
"Apa karena aku selingkuh?" Sheera bungkam.
"Iya?" Perlahan Sheera mengangguk.
"Gue minta maaf," mohon Samuel tulus.
"Kamu tau, Sam. Mungkin aku terlihat berlebihan, tapi kamu tau rasanya saat dihianati sahabat sendiri?" Samuel menunduk dalam. Dia juga merasa bersalah telah menyia-nyiakan gadis sebaik Sheera.
"Dari awal aku enggak mau hubungan ini, Sam. Karena apa? Aku enggak mau ujungnya bakal begini!" Sheera menutup wajahnya dengan tangan terisak di sana. Samuel langsung menariknya ke dalam dekapan hangat yang dulu sering Sheera rasakan. Sheera ingin berontak, tetapi Sheera tak bisa bohong jika dia merindukan semua ini.
"Aku sakit, Sam. Kamu orang yang aku percaya," isak Sheera. Samuel mengecupi pucuk kepala Sheera, ya dulu dia memang menjadi orang terburuk untuk Sheera.
Tanpa mereka sadari sedari tadi Guna menatap mereka dalam kejauhan. Guna mengepalkan tangannya, karena tak mendengar apa pembicaraan dua orang di depannya itu. Yang Guna yakini jika Samuel dan Sheera mempunyai hubungan yang lebih.
Guna melangkah pergi dari taman. Dia muak dengan sikap sok polos Sheera. Guna tertawa sinis, ternyata ini alasan Sheera mengejarnya selama ini.
Sheera melepas pelukan mereka. Menghapus air matanya, sambil menatap Samuel serius.
"Tapi, tolong jangan larang aku cinta sama Guna." Sheera berlari pergi. Menyisakan Samuel yang mengepakan tangannya, bahkan rahangnya mengeras menahan emosi.
"Sialan," umpatnya.
Huwa otakku buntu beberapa hari ini, tapi berusaha supaya revisiannya selesai. Semoga abis ini ada yang baca dan vote.
Jangan lupa nabung buat peluk Guna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.