Pagi-pagi sekali Guna sudah bangun dan bersiap. Entah kenapa selama semalaman Guna berharap Sheera datang menjemputnya. Guna memukul kepalanya keras, merasakan pikirannya benar-benar gila.
Pintu ruang inap terbuka. Guna tipis. Namun, langsung pudar saat melihat Sesa lah yang masuk ke dalam ruang inapnya.
"Udah siap?" tanya Sesa berjalan mendekat ke arah Guna. Guna mengangguk singkat, sambil memperhatikan Sesa yang membereskan pakaiannya.
Guna yakin ada masalah dengan otaknya. Bukannya senang karena Sheera tak mengganggunya, malah Guna merasa tiba-tiba ada yang kurang.
"Masih sakit?"
"Hah?" Guna mengerjap kaget melihat wajah Sesa yang sudah berada di depan wajahnya. Guna menggeleng membalas pertanyaan Sesa.
"Guna, jangan berantem lagi." Sesa mengelus wajah Guna yang terdapat memar yang sedikit memudar. Guna mengangguk, lalu mengacak rambut Sesa gemas.
Entah kenapa Guna merasakan wajah Sesa semakin mendekat. Guna juga merasakan mata Sesa sedang menatap ke arah bibirnya. Sedikit lagi, bibir Guna dan Sesa akan bersentuhan. Guna membeku, saat hidung mereka sudah benar-benar bersentuhan. Tanpa Guna sadari Sheera sedari tadi melihat mereka, dan karena tak kuat berlari pergi menjauh dari pintu ruang inapnya.
"Sesa!" bentak Guna sambil mendorong Sesa menjauh. Napas Guna memburu saat baru sadar apa yang akan Sesa lakukan dengannya.
Sesa mengerjapkan matanya kaget, Sesa sedikit kecewa karena Guna malah menolaknya.
"Jangan egois, Sa!" bentak Guna marah. Sungguh Guna tak pernah menyangka Sesa akan bertindak sejauh ini.
"Kita sahabat, seharusnya lo ngerti!" Guna mengambil kasar kopernya. Meninggalkan Sesa yang masih mematung di ruang inapnya.
Guna memutuskan menaiki taksi. Ia masih kecewa dengan sikap Sesa, karena menurutnya Sesa sudah keterlaluan. Guna bersyukur dirinya secepatnya sadar, jika tidak hancurlah ia. Guna juga tak mau merusak Sesa, walau hanya sekadar berciuman Guna tak mau, karena Guna sadar semua itu hanya hak suami Sesa.
Mata Guna tak sengaja menatap Sheera yang sedang berada di taman. Karena penasaran Guna memilih turun, untuk melihat apa yang gadis itu lakukan di taman dekat rumah sakit ia di rawat.
Saat Guna ingin menghampiri Sheera sudah lebih dulu seorang cowok menghampiri Sheera. Guna mengernyit, sepertinya dia mengenali siapa cowok itu.
"Samuel?" Guna bertanya-tanya ada apa Samuel menghampiri Sheera. Apa karena melihat Sheera di bascame Algar kemarin.
Guna merasa khawatir. Ia takut jika Samuel ingin macam-macam dengan Sheera. Sebenarnya Guna ingin menghampiri keduanya, tapi diurungkan saat melihat Samuel dan Sheera berpelukan.
"Mereka ada hubungan serius?" Guna semakin bingung saat ini.
Guna mengepalkan tangannya kuat saat melihat Sheera membalas pelukan Samuel. Guna merasa jika selama ini Sheera hanya memanfaatkannya, pantas saja kemarin mereka berhenti menyerang saat melihat Sheera.
"Cewek licik." Guna berdecih jijik. Membayangkan Sheera yang selama ini hanya pura-pura menyukainya.
"Ular." Setelah mengatakan itu Guna melangkah pergi memasuki taksinya. Guna bersumpah tidak akan pernah terpancing oleh rayuan Sheera.
*
**
Pagi ini terasa berbeda untuk Sheera dan Guna. Karena biasanya Sheera yang akan datang mengganggu Guna dan Guna yang akan menatap Sheera dengan kesal.
"Ada masalah?" Kristal menaruh tasnya di meja. Menatap khawatir Sheera, karena sedari tadi hanya diam tak bersuara.
"Mau ke kantin?" Sheera menggeleng lesu menolak ajakan Kristal. Kristal menatap Sheera penuh selidik, tak mungkin tiba-tiba berubah seperti ini.
"Guna lagi?" tebak Kristal.
Tak kunjung mendapat jawaban dari Sheera, Kristal menghela napas kasar. Sepertinya masalah hidup temannya ini sungguh rumit. Kristal sendiri tak bisa membayangkan jika ia menjadi Sheera.
"Jangan dipikirin terus, nanti lo gila." Sheera mengangguk lesu. Kristal yakin jika Sheera tak benar-benar mendengarkan ucapannya.
"Gue beli minum dulu." Kristal melenggang pergi menuju kantin. Sebenarnya niat awal ingin memberi waktu Sheera untuk sendiri dulu.
Setelah kepergian Kristal, Sheera memilih menelungkupkan kepalanya di meja. Ia masih tak paham dengan harinya yang ingin menjauhi Guna. Namun, entah kenapa selalu ingin berada di dekat Guna.
"Nih." Sheera mengkat kepalanya. Mengangguk sambil tersenyum tipis kepada Kristal yang baru dari kantin, dan membawakannya minuman.
"Lo kenapa, sih?" geram Kristal. Karena sedari tadi Sheera hanya diam saja. Sungguh bukan Sheera yang ia kenal.
"Lagi enggak mood aja," jawab Sheera seadanya.
"Kalau udah siap cerita, cerita ke gue." Sheera tersenyum lalu memeluk Kristal dari samping. Perlakuan Sheera membuat Kristal kaget, tetapi Kristal tetap membalas pelukan Sheera.
"Kristal terbaik," ucap Sheera sambil menarik dirinya kembali. Kristal tersenyum, melihat sahabatnya bahagia saja itu rasanya lebih dari cukup untuk Kristal.
Pendek banget :)
Jangan lupa vote, ya. Karena gratis loh.
Terima kasih yang sudah vote. Walau enggak begitu banyak, tapi itu berarti banget buat aku. Sebenarnya aku bad mood banget, tapi demi Guna aku harus semangat lagi.
Love you kalian :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.