Satchi

210 2 0
                                    

"Well, welcome to this shitty school for three years later. Ugh. What a jerk." Satchi turun dari dalam jazz kuningnya bersama sepupunya, Shinta. Si udik dari rembang yang menjengkelkan.

Mereka memasuki koridor utama bersama ratusan murid lain untuk memasuki tahun ajaran baru.

Regina Revitalia Internasional School, sekolah favorit untuk para murid yang bertittle ridiculously rich and genius. itu yang mama bilang.

Beberapa murid baru masih berlalu lalang di koridor, melihat permainan basket senior mereka beberapa saat sebelum upacara pembukaan semester dimulai di gedung aula.

Satchi menatap pantulan wajahnya di cernin kameranya.

" Indonesia still hot even on winter." Gerutunya

Namanya Arlenitta Satchi Hermawan. Lahir di Melbourne 16 tahun silam. Walaupun lahir di Australia dan tinggal disana beberapa waktu, Darah Indonesia yang kental mengalir di darahnya. Pekerjaan Ayahnya di Australia membuatnya tinggal dan besar di Australia untuk waktu yang cukup lama. Namun ayahnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan meneruskan bisnis tour and travel yang sudah lama dirintis Keluarganya.

Satchi menenteng tote bag Tods warna kuningnya sambil mengomel.

"Kita kapan dapat kelas sih ?" Tanya Satchi kepada Shinta yang berdiri di sebelahnya

"Nggak tau aku mbak, kita tunggu aja sebentar disini."

"Yaudah gue ke toilet dulu ya, lo ntar kabarin gue kelas kita dimana."


*.        *.            *.           *.                *.           *.        *

Satchi merapikan riasan matanya di cermin toilet. Menatap pantulan dirinya dan tersenyum menatap dirinya sendiri. Ia mendengar bunyi lonceng yang beradu kencang dengan gegap gempita murid murid di sekolah ini. Tapi nyatanya ia masih terpaku, berdiri mematung menatap pantulan dirinya di cermin. Mengikat tinggi tinggi rambutnya yang ikal dan panjang. Tiba tiba saja ia merindukan melbourne dan teman temannya.

Satchi memasuki kelasnya setelah terlambat kira kira sepuluh menit menurut perkiraannya.

Lima senior dengan jas hitam sudah berada di kelasnya ketika ia datang.

" You comin' late." Tegas seorang senior laki laki berkacamata yang berwajah khas oriental. Manurut Satchi logat english nya terlalu dibuat buat dan terdengar kampungan.

" Im sorry, i just got back from toilet. I had my emergency. You know ? Girl problem."

" And your name is ? Let me check who's the hell your self is..." Nadanya menyebalkan.

"Arlenita Satchi Hermawan. you might find it on the first line."

"Got it." Senior itu kemudian berdeham. "Okay, wait there while we doing our job with your class." Dia menunjuk di depan pintu kelas.

"What do you mean?" Tanya Satchi bingung.

" You've been late. That's all."

Satchi menatap kebingungan. Matanya mengamati seluruh kelas yang terlihat memandanginya.

" Any question?" Salah seorang senior permpuan bule berambut pirang menatap heran padanya.

Satchi mengerlingkan pandangannya.

" I  just think that seniority is a fucking messy thing ever happened. Haha." Satchi melangkah keluar kelas dan berdiri mematung disana sampai lonceng pergantian kelas berbunyi.       

Regina RevitaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang