My Mistake [EPILOG]

2.6K 261 15
                                    

Ingat kisahku dua tahun lalu? Tentang aku dan dia? Tentang kisah cintaku yang menyedihkan? Ah.. aku tidak yakin kalian ingat itu ㅠㅠ

Sekarang, tebak berapa usiaku? Aku sudah legal! Aku sudah bisa berpacaran, aku sudah bisa minum soju, dan aku sudah boleh tampil di televisi di atas jam 10 malam! Keren kan? Tentu saja. Aku, Na Jaemin, aku sangat keren.

Ah benar, kisah cintaku sekarang tidak seburuk dua tahun yang lalu. Bagusnya, perasaanku untuk hyung itu masih ada, dan semakin menggebu gebu. Tapi aku masih tetap diam, belum berani mengungkapkannya.

Jadwalku hari ini adalah.. mari kita lihat.. 20 Januari adalah "REBAHAN DAN MAIN GAME". Oh waw, aku kosong hari ini. Aku bisa lakukan apapun yang aku mau.

Ngomong ngomong, dia sedang apa ya?

*****

Jaemin meraih ponselnya, menyalakannya dan mencoba mengirimi si hyung pesan singkat. Tidak membutuh banyak waktu, ia mendapatkan pesan balasan dari si hyung.

Setelah sedikit ber-chit chat ria dengan si hyung, Jaemin menggulingkan badannya ke kanan dan ke kiri saking bahagianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sedikit ber-chit chat ria dengan si hyung, Jaemin menggulingkan badannya ke kanan dan ke kiri saking bahagianya. Entah sampai kapan ia bisa menahan perasaannya dan memendamnya sendirian.

Kaki panjangnya melangkah menuju dapur, menyiapkan sedikit cemilan yang ada di kulkas dan lemari untuk disajikan nanti. Bibirnya tidak berhenti untuk bersenandung ria. Sesekali kedua ujung bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman. Senyuman yang tulus, dan cantik. Seperti empunya bibir.

Raut wajahnya yang tenang mendadak berubah saat suara dari video intercom dormnya berbunyi.

Ia segera menyudahi acaranya di dapur. Membawa nampan berisi cemilan dan meletakannya di meja. Mengintip dari intercom, siapa yang datang. Segera ia berlari kecil menuju pintu dan membukanya. Hyungnya ada di sana.

"Jaehyun hyung!" Jaehyun tersenyum, menyodorkan bungkusan yang disinyalir berisi cemilan dari minimarket bawah.

Jaemin mempersilahkan Jaehyun untuk masuk. Ia membantunya melepaskan mantelnya dan sepatunya. Menurut Jaemin, ia harus melakukan itu sebagai adiknya kan? :)

"Aku sudah membawakan titipanmu. Aku berjalan dengan hati hati, menghindari licinnya trotoar yang ditutupi dengan salju, dan tiba di sini dengan selamat. Bagaimana, kau suka tidak?"

"Heol?! Ahahaha! Tentu saja aku suka. Itu artinya hyung menjaga diri hyung dengan baik. Itu keren sekali,"

"Ayo hyung, aku sudah mempersiapkan gamenya. Mau main game apa?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya. "Mau menonton film aja bagaimana?"

"Film? Apa?"

Dengan polos, Jaehyun menjawab Beauty and The Beast. Pipinya memerah setelah menjawab pertanyaan Jaemin.

Mereka mulai menyiapkan apa apa saja yang dibutuhkan untuk menonton film, Netflix tentu saja, dan banyak cemilan di hadapan mereka. Lampu mulai dimatikan, dan mereka menikmati bagaimana jalan cerita salah satu seri dari Disney Princess itu.

"Bersandarlah di sini," ucap Jaehyun sambil merentangkan tangannya.

Ia sendiri sedang dalam posisi duduk di lantai, bersandar pada sofa sambil meluruskan kakinya.

Jaemin? Tentu saja dengan senang hati mendudukkan dirinya tepat di sisi kanan Jaehyun, bersandar pada lengan kokoh Jaehyun dan memangku mangkuk yang berisi banyak cemilan. Ia edikit merapatkan tubuhnya pada Jaehyun saat dirasa ia kedinginan.

Dengan sigap, Jaehyun membenarkan posisi duduknya dan merangkul, mengeratkan rangkulannya agar Jaemin merasa sedikit hangat.

Dua jam berlalu dengan tidak terasa. Film sudah menunjukan tanda tanda akan berakhir. Jaemin sendiri sudah tersenyum mengetahui bagaimana ending dari film romansa yang ia tonton itu.

"Ahh.. andai kisah cintaku selalu bagus seperti tuan putri itu. Meskipun tidak diduga, ia mendapatkan seorang pangeran tampan dan membebaskannya dari kutukan jahat. Manis sekali,"

Jaehyun terkekeh. "Memangnya, bagaimana kisah cintamu? Kau mau menceritakannya?"

Mata Jaemin melebar. "Tidak tidak!" Ia menyilangkan kedua tangannya. "Sangat menyedihkan. Sebaiknya tidak ada yang tau kisah cintaku."

"Kalau begitu, biar aku saja yang bercerita!"

"Aku pernah menyukai seseorang dalam lima tahun terakhir. Tapi sayangnya dia tidak pernah tau perasaanku, bahkan jika dia taupun, orang orang di sekelilingku melarangku untuk berkencan dengannya. Hingga akhirnya, aku hanya bisa melihat orang itu bahagia dengan dunianya sendiri. Sementara aku, hanya bisa diam di sini, menikmati senyumnya yang jelas bukan ditunjukkan untukku dan mencoba membuatnya tau bahwa aku menyukainya, menyayanginya dan mencintainya."

"Oh hyung, kita memiliki kisah cinta yang tragis. Aku merasa seperti si Romeo yang tidak bisa menggapai impianku untuk menggapai cintaku, dan kau seperti si Juliette yang tidak bisa menggapai cintamu karena tidak ada yang menyetujuimu dengannya. Katakan, siapa orang beruntung yang telah membuatmu galau selama lima tahun!"

Jaehyun terkekeh lalu tersenyum. Ia membenarkan duduknya dan menghadap Jaemin. Menangkup pipi Jaemin yang sedikit tirus daripada dua tahun lalu, seingatnya.

"Kau," ucapnya singkat.

"Kau yang telah membuatku jatuh cinta,"

"Katakan aku sudah gila karena mencintai seorang adik di grupku. Katakan aku sudah gila karena aku sudah mencintainya bahkan saat aku berusia 19 tahun. Katakan aku surah gila karena aku mencintainya tapi berpacaran dengan orang lain,"

"Aku gila karena kau. Saat kita masih menjadi SM Rookies, aku menyukaimu. Tatapanmu yang tulus, senyummu yang ceria, dan pembawaanmu yang riang membuatku jatuh padamu,"

"Haha, maaf, mungkin ini terdengar cringe karena aku menyukai anak di bawah umur, tapi aku sungguh sungguh dengan perasaanku,"

"Rasanya sakit saat aku tau, tahun lalu kau pacaran dengan Jeno. Tidak lama, tapi cukup membuatku tidak konsen dengan jadwalku, cukup membuatku galau setengah mati."

Jaehyun menyudahi ucapannya yang dirasa cukup panjang. Ia terkejut dan panik melihat Jaemin menangis sesenggukan mendengar penuturan Jaehyun.

"A aku.. aku tidak baik baik saja! Aku menyayangi Jaehyun hyung, aku mencintai Jaehyun hyung!"

Jaehyun menarik tubuh Jaemin ke dalam pelukannya. Mendekap yang lebih muda di dadanya, menciumi pucuk kepalanya dan menenangkan tangisnya yang semakin menjadi.

"Hey, sudah sudah. Berhentilah menangis. Kau tidak tampan saat menangis. Lihat aku, tatap aku, bisa?"

Jaemin mengangguk. Ia mengangkat kepalanya, menyeka air matanya dengan tisu yang diberikan Jaehyun dan menatap Jaehyun lembut.

"Berjanjilah padaku, mulai hari ini, jaga setengah hatimu untukku, seperempat untuk orang tua dan member lainnya dan seperempat lagi untuk Nctzen di seluruh dunia. Bisa?"

"Aku.. hiks.. aku akan memberikan seluruh hatiku untukmu, tapi hiks tapi aku ingin Nctzen mendapatkan seluruh hatiku juga,"

Jaehyun terkekeh. "Jaem, jangan memanggil Mark dengan sebutan oppa lagi saat kalian sekamar, entah itu kapan. Aku akan berusaha untuk sekamar denganmu saat tur dunia smtown. Agar aku bisa mendengarmu memanggilku oppa."

Tangan Jaemin mengepal, memukul dan meninju lengan Jaehyun dangan pelan. Ia berteriak dan menutupi wajahnya dengan bantal kecil yang ada di atas sofa.

"Hyung saranghae!"

.
.
.
.
.

[ W O N W O O D S ]

My Mistake | 정재현 × 나재민Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang