"Kau tahu situs red room?"
Seorang wanita yang baru saja mendudukan dirinya, menatap sang teman yang sedang menyeruput minumannya, "Situs apa?"
Lawan bicaranya -Choi Yoojung- tersenyum sembari mengambil ponselnya, membuka situs yang dimaksud lalu menunjukannya, "Ini. Katanya, situs ini bisa digunakan untuk membunuh."
Wanita itu -Kim Doyeon- menaikan sebelah alisnya, menatap layar ponsel milik temannya yang menampilkan tulisan 404 not found. "Kau ngelantur apa sih?"
Yoojung berdecak lalu sedikit memajukan badannya, tangannya memberi gestur untuk mendekat. "Kita bisa membunuh orang yang kita tidak suka lewat situs ini. Dan katanya, mereka tidak meminta bayaran sepersen pun." Ujarnya dengan nada berbisik.
Doyeon menempelkan tangannya ke wajah Yoojung, detik selanjutnya ia menyentil kening temannya itu. "Kau dapat gosip darimana lagi, hah? Dasar gila! Lebih baik urus nilaimu yang menyedihkan itu."
Yoojung merotasi kedua bola matanya sembari kembali memundurkan tubuhnya. Sudah menebak kalau Doyeon tak akan percaya tentang situs yang sedang menjadi perbincangan hangat di kampus. "Itu bukan sekedar gosip tahu. Kau kenal senior Moonbin kan?"
Doyeon menganggukan kepalanya sembari mengeluarkan laptop miliknya -bersiap mengerjakan laporan-, wajahnya menunjukan kalau ia sama sekali tak tertarik untuk membahas hal itu. "Kenal, si ketua pecinta alam itu, kan?"
Yoojung mengangguk antusias, "Iya. Aku dengar, dia pernah memakai situs ini untuk membunuh seseorang. Dan dia bilang, dia tak mengeluarkan uang untuk itu."
"Oh ya?"
"Iya, kalau kau tak percaya, tanyakan langsung pada senior Moonbin." Yoojung meletakan kembali ponselnya di meja, "Tapi situs itu hanya bisa diakses jam sebelas malam sampai jam satu pagi dan hanya beberapa yang berhasil mengaksesnya."
"Begitukah?"
Yoojung menjadikan tangan kirinya sebagai tumpuan dagu, lalu menggidikan bahu, "Kalau yang aku dengar, saat kita memasuki situs itu, akan ada beberapa pertanyaan untuk menentukan apa kita bisa mengaksesnya atau tidak." Ia berdecih melihat Doyeon yang terdiam, "Kenapa kau? Mau mencobanya?"
Doyeon langsung tertawa remeh. "Sialan! Kau pikir aku beneran percaya? Paling juga itu hanya rumor. Kalau itu benar ada, seharusnya polisi sudah bergerak untuk meringkus si pemilik situs apalah-itu-namanya yang kau sebut tadi."
"Permisi, pesanan anda nona." Seorang pemuda dengan kemeja panjang dan nametag di dada kanannya meletakan segelas minuman dan sepiring kue ke hadapan Doyeon.
"Terimakasih."
Pemuda itu menampilkan senyuman terbaik lalu membungkukan sedikit badannya sebelum menggerakan tungkainya ke arah meja kasir, membiarkan kedua wanita itu melanjutkan obrolan yang terhenti karena kehadirannya.
"Kenapa kau, Minho?" tanya sang kasir yang bernametag Bang Chan saat melihat rekannya itu tertawa pelan.
Sang lawan bicara menggeleng pelan dengan senyum yang masih terpampang di wajahnya. "Jadi begini ya rasanya dibicarakan banyak orang. Entah kenapa aku jadi senang." ucapnya sembari memeluk nampan yang ia pegang.
"Dasar gila." hardik seorang barista yang sedang mengelap peralatan miliknya. Meja barista memang masih menyatu dengan kasir, itu agar memudahkan pelanggan untuk segera mendapat minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Room [SKZ ft. K. Woojin]
FanfictionSummary : Tak tau. Baca aja wkwk. Author nya pun juga bingung ama ceritanya😂 Start : 26 Februari 2020 - 2 Desember 2020 Revisi : 15 Desember 2021