"Dia orangnya?"
Han mencocokan foto yang ada di tangannya dengan seseorang yang berdiri bercengkerama tak jauh dari posisinya.
Felix mengangguk, merasa tak ada perbedaan diantara kedua hal itu. Ia beralih pada ponselnya yang bergetar, ada pesan masuk dari sang kakak. "Waktu kita hanya satu jam." Ucapnya menyampaikan pesan Minho pada temannya itu.
Han mengambil setelan jas yang sudah disiapkan Minho pagi tadi yang terletak di bangku belakang mobil. Ia mengancingi kemeja miliknya, lalu memasang dasi berwarna hitam, tatapannya tak lepas dari target yang diberikan oleh Chan semalam. "Sekarang bagaimana caranya kita membawa dia?"
Felix yang sudah rapih sedari awal memilih untuk memasang earpiece ke telinganya. "Pakai cara biasa?"
Pemuda tupai itu menggeleng. "Terlalu mencolok, nanti bisa tambah kacau." ia memakai jam tangan miliknya sembari memperhitungkan waktu yang akan mereka gunakan untuk menangkap target. Ia membiarkan Felix memasangkan earpiece ke telinganya. "Kita harus bereskan secara diam-diam."
Han dengan sigap turun dari mobil begitu sang target dan rombongannya masuk ke dalam gedung sembari memakai jas hitam miliknya. Felix mengekori dibelakang, memberikan walkie talkie pada temannya.
"Kau bilang hari ini ada sampel produk, kan?" terlintas sebuah ide di benak Han.
Keduanya membaur dengan para pegawai yang ada di gedung itu, pandangan mereka tak lepas pada rombongan yang sudah masuk ke dalam lift yang kini menuju ke lantai empat. Sesekali Felix tersenyum ramah pada beberapa pegawai yang menyapa dirinya, ingatkan bahwa kini mereka berada di gedung perusahaan milik Minho.
"Yang masuk ke dalam ruangan hanya presdirnya kan?" Tanya Han memastikan saat mereka sudah berada di lift.
"Iya."
Ting!
Tepat saat lift terbuka, keduanya dapat melihat empat orang bodyguard yang berdiri depan sebuah pintu. "Aku akan masuk ke dalam, kau tunggu saja disini." Bisik Han yang disetujui Felix.
Keduanya membukuk sejenak, menyapa keempat orang itu, memperkenalkan diri sebagai penjaga keamanan gedung ini.
"Ah, saya ada keperluan dengan bos saya." Ujar Han saat dirinya di cegat oleh dua orang ketika ia akan memegang knop pintu.
Bisa dilihat keempat bodyguard itu saling pandang sebelum akhirnya mempersilahkan Han masuk ke dalam ruangan.
Sementara Han masuk ke dalam, Felix mencoba untuk bercengkerama kecil dengan keempat orang itu. Ia menatap dalam diam salah satu dari mereka, melihat senjata apa saja yang mereka bawa.
Han keluar dari ruangan, menampilkan senyumannya. "Sampel produknya sudah sampai, dan presdir Wang meminta Seoho untuk membantu saya membawanya kesini."
"Saya?" Salah satu dari mereka menunjuk dirinya, terlihat raut bingung di wajahnya.
Han mengangguk, mempersilahkan pemuda itu untuk jalan lebih dulu. Ia memberikan isyarat pada Felix untuk tetap disini lebih lama lalu melangkah pergi.
Sekitar lima menit Felix berdiri diantara tiga orang sisanya, ia cukup sedikit risih dengan salah satu dari mereka yang terus memperhatikan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Room [SKZ ft. K. Woojin]
FanfictionSummary : Tak tau. Baca aja wkwk. Author nya pun juga bingung ama ceritanya😂 Start : 26 Februari 2020 - 2 Desember 2020 Revisi : 15 Desember 2021