cruel psychopath

104 4 1
                                    

CHANYEOL PSIKOPAT
CERPEN GAMES sambung kata 5 kalimat on icupSQ

***

Chanyeol tersenyum. "Aku tahu kau bohong." Shella terkejut, Chanyeol bisa menebak kebohongan yang sedang ia tutupi.

"Lupakan. Percuma saja aku berbicara padamu, Park." ujar Shella siap melangkah pergi meninggalkan Chanyeol. Namun, sebuah pelukan menghentikan langkahnya.

"Jangan pergi. Aku mohon."

Mohon dan terus memohon, namun ucapan itu tak pernah dia dengar. Hatinya telah diselimuti kebencian, hingga tak ada lagi rasa kasian. "Jangan, lepaskan aku!" Ucapnya, namun yang aku lihat hanya tatapan tajam. Kulihat dia mengayunkan senjata yang ia pegang ke arahku. Aku tahu, hidupku sekarang tergantung pada keputusannya, sampai di sini atau tetap melanjutkan hidupku.

Hidupku sudah diujung, aku tak tau harus bagaimana. "Chayeolli tolong ampuni aku, aku janji gak akan bilang kesemuanya tentang dirimu! Kumohon chan" mohon shella

"tapi jika aku tidak mau bagaimana? Aku ingin bermain denganmu" Chanyeol menyeringai.

Dia terus mendekatiku hingga tubuhku sudah terbentur oleh dinding.

Dinding yang Shella sandari ternyata sangat dingin. Dia meringkuk sambil memegangi lututnya. "Chan, aku pikir malam ini akan sepanas biasanya, ternyata ini sangat dingin," ujar Shella. Chanyeol tersenyum, dia membuka jaketnya lalu menyampirkan kain itu ke pundak Shella. Gadis itu tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di bahu kokoh Chanyeol.

Chanyeol tau apa yang dia lakukan sebenarnya salah . Tapi hasrat terpendam dari sisi lainnya lah yang keluar . Tidak bisa dibiarkan terus-menerus . Chanyeol mengambil sebuah benda kecil nan tajam . Tiba-tiba saja Shella merasakan sakit di bagian bahu , " akkhhh Chan kau..."

"... Kau...," Shella hanya mendesis, rasa sakitnya berkuasa seperti monarki absolut di tanah Eropa, penderitaan yang kepadanya perih tidak bisa dilucutkan, dan hanya bisa dinikmati khidmat-khidmat. Demi Tuhan, Shella bahkan tidak bisa melawan, kepalanya berhenti bersialang pada lini-lini kognisi yang sehat, hanya ada ketakutan di dalam kepalanya yang hitam. Rasa sakit di bahunya bahkan tidak lagi ia rasakan pada detik-detik yang ranggas setelah itu, tetapi jantungnya terasa diremat—Chanyeol adalah distorsi dari semua fakta yang ia ketahui. Chanyeol iblis, Chanyeol adalah anak setan. Dan Shella hanya bisa mematung saat lelaki itu berjalan ke arah ranjang, membungkuk, lalu mengambil gergaji mesin —sinting.

Sinting, Senyum Shella  yang terbiasa kelewat manis sekarang menjadi tekuk kebawah tapi masih tidak bisa menghilangkan manisnya. Merasakan bola mata yang selama ini indah tercungkil dengan sendok teh berkarat. Kulit mulus nya, yang setiap minggu siang dia ajak perawatan ke Salon kebanggaan hampir terkelupas semua dari badannya.  Chanyeol menjilat sedikit telinga Shella yang sudah lepas dari kepala sisi kiri Shella , kemudian berisik.
"mungkin sedikit monosodium Glutamat lebih memberi nikmat.. "

Nikmat-- kenikmatan mana lagi yang bisa kurasa lebih dari ini? Menatap diam-diam kedua insan di ujung sana yang biasanya terlihat mencinta kini berlumuran darah?
Pemilik rambut panjang hitam itu, tak pantas jadi miliknya. Tak pernah pantas sedikitpun.
Kini dapat kembali kulihat, senyum manis dari pria yang selalu kukagumi, walau darah menghias wajahnya.

Wajah pria itu menunjukkan segalanya, maksudku betapa ia sudah menunggu hari ini datang. Akupun menikmati setiap erangan wanita jalang itu saat menemui ajalnya. Aku sedang membayangkan betapa menyenangkannya berada pada posisi Chanyeol saat itu sampai tiba-tiba aku tersadar wanita itu sedang melirik ke arahku di akhir hidupnya. Aku terperanjat karena dalam waktu singkat, Chanyeol berlari ke arahku dengan obeng di tanganya. "Jangan gila, ini aku. Kau tidak tau siapa aku hah? Mau membunuhku juga? Cih jangan harap!"

Harapan untuk kembali menjadi milik Chanyeol muncul di benak ku, "Yeol, aku tidak ingin membunuhmu, apa salah jika aku menikmati pertunjukan di depan ku sekarang ini?"

Ia berdecih sembari mengalihkan pandangan nya sejenak lalu kembali menatap ku, "Pertunjukan apanya, jangan bergurau, nafsu ku belum tersampaikan, mau jadi korban selanjutnya?"

Mendengar penuturan nya barusan, kaki ku langsung terasa lemas, menatap pria yang selama ini ku kagumi dengan takut.























*note : ini cerpen dibuat sama semua member icupSQ oleh generasi kedua.
Tapi direvisi kembali sama anggota generasi pertama.
Hmm sekiranya begitu.

random Cerpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang