Un

166 16 0
                                    

Malam ini, dibawah indahnya langit penuh bintang bintang. Kamu berjalan dengan tergesa menuju apartemenmu sambil sesekali meniup kedua tanganmu yang kedinginan. Kamu juga sempat menginjak beberapa genangan air di trotoar.

" Hei "

Kamu terkejut dan kepalamu berputar cepat. Kamu menghela napas berat dan mulai mengomeli orang yang membuatmu terkejut.

" Suzy, lu gini banget sih? Bikin gue jantungan tau gak sih? " protesmu.
" Hehehe, dah yuk cepet ke apartemen, dingin ini woy " jawab Suzy sambil menarik lenganmu.

Kalian berdua berjalan beriringan disebuah gang yang tidak terlalu sempit dengan penerangan yang tidak terlalu terang sambil sesekali bertanya mengenai hari ini.

Suzy adalah tetanggamu. Ia tinggal di kamar dibawah kamarmu. Ia adalah tetangga yang sangat ramah dan baik hati. Ia bekerja disalah satu restoran cepat saji disekitar apartemenmu. Ia juga seorang mahasiswa yang sedang menjalani semester terakhir, semester yang menurut kebanyakan orang semester yang mematikan.

" Yaudah gue masuk kanar duluan. Goodnight dear mwah " pamit Suzy yang langsung kamu balas anggukan.

Kamu berjalan menyusuri tangga apartemen. Sebenarnya bangunan yang disebut sebut apartemen ini tidak seperti apartemen yang ada di bayangan orang orang. Bangunan ini hanyalah ruko tua yang dialih fungsikan sebagai apartemen. Dulunya ini adalah ruko sebuah kedai, kemudian sang pemilik ruko merubah susunannya sehingga terbentuklah apartemen ini.

Hanya ada dua lantai di bangunan ini. Setiap lantai ada dua kamar apartemen yang berhadapan. Kamar tersebut dimulai dari kamar nomor 1 dan berakhir di nomor 12, tetapi, kamar nomor 5 dan seterusnya berbeda bangunan. Di lantai satu ada kamar bernomor 1 dan 2 dan dilantai dua ada kamar bernomor 3 dan 4. Dan begitulah seterusnya susunan kamar dibangunan yang lainnya.

Kamu merogoh saku tas jinjingmu. Mencari kunci kamar apartemenmu sambil sesekali melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirimu.

" Duh, mana sih ini kuncinya " keluhmu.

Sudah hampir lima menit kamu berdiri didepan pintu kamarmu yang terkunci rapat itu. Kanu sedikit geram dengan kesialan ini, tapi, memang dasarnya kamu lalai soal kunci sehingga kejadian ini mudah terjadi.

" Ketemu! " serumu sambil mengangkat kunci kamarmu.

Entah ada petir atau bagaimana, kuncimu terlempar kearah tangga dan terjatuh kebawah. Disaat itu pula kamu mendengar seseorang mengaduh.

" Aduh "

Kamu segera menutup mulutmu yang menganga. Kamu ketakutan. Kamu terdiam disana sambil menarik tas jinjingmu agar menutupi wajahmu.

Apakah itu pencuri? Apakah pemilik apartemen ini datang? Apakah itu kak Bambam? Atau apakah itu penghuni baru kamar nomor 3? Atau apakah dia seorang penguntit yang sejak tadi mengikutimu sampai kesini? Kamu membuang pikiran itu jauh jauh.

Derap langkahnya semakin terdengar. Kamu semakin ketakutan. Kamu tidak tahu harus berbuat apa. Ini adalah kali pertama, tidak, ini adalah kali kedua kamu merasa sangat ketakutan dan merasa sangat tertekan dengan kejadian ini. Kamu kemudian merogoh tas jinjingmu lagi untuk mencari obat penenang.

" Permisi "

Obatmu terjatuh kelantai apartemen yang dingin. Suara laki laki itu mengejutkanmu. Kamu berjongkok dilantai sambil menundukkan kepala. Kamu memohon kepada laki laki dihadapanmu untuk tidak mencelakaimu. Dan tepat disaat itu, sebuah sentuhan lembut menepuk bahumu perlahan.

🐻

" Iya ayah, aku sudah sampai dibandara. Sudah dulu ya, aku mau ke apartemen sewaanku, sampai nanti "

[husband series] Kim Namjoon || bubblebudiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang