07.

1K 123 16
                                    

Yoongi belum keluar dari kamar, dia mengurung dirinya. Bahkan makanan yang dibawa untuknya tidak ia sentuh sama sekali.

Pikirannya kosong, hanya melamun memperhatikan satu titik. Chris membiarkan, dia tau kesalahannya. Namun dia sama sekali tidak menyesali apapun, karena menurutnya yang dia lakukan sudah benar. Hanya dengan cara itu dia bisa membuat Yoongi menjadi miliknya.

Dia sendiri belum menemui Yoongi lagi, dia masih sibuk mengurus masalah lain. Orang yang berniat membawa Yoongi sudah ditemukan, sekarang bahkan sudah ada ditangannya.

"Katakan siapa yang menyuruhmu..."

Chris mengatakan itu dengan nada yang dibuat lembut, namun itu justru terdengar lebih menakutkan. Dia menjambak rambut salah satu diantara mereka, membuatnya mendongak.

"Aku t-tidak tau!"

"Ah... Tidak tau. Baiklah..."

Dor...
Suara tembakan menggema memenuhi ruangan itu. Dia menembak didepan teman-teman dari orang tadi. Hal itu tentu membuat temannya yang lain bergerak ketakutan. Bahkan ada salah satu yang sudah meneteskan air mata.

"Kau menangis hm? Bukankah saat itu kau sangat berani untuk menyakitinya?"

"A-ampuni aku, aku t-tidak tau apapun..."

"Benarkah? Kalau begitu katakan siapa yang telah menyuruhmu!"

"Aku tidak tau... Aku bersumpah!"

"Cih sumpahmu tidak berguna!"

Dor
Kembali bunyi tembakan terdengar, sekarang hanya tersisa satu orang yang sedari tadi memperhatikan semua. Wajahnya sudah sangat-sangat pucat karena ketakutan.

"Hanya tinggal kau, tidak mau mengaku?"

"Tidak!"

Jawabannya terdengar gemetar, Chris mencengkeram pipi orang itu dengan sangat kuat.

"Akan ku bebaskan asal kau memberi taukan."

"Pwenipu!"

Chris terkekeh mendengar jawaban tidak jelas dari orang itu karena cengkraman dipipinya. Dari kantong celananya dia mengambil pisau lipat kecil.

"Aku tidak pernah menipu..."

"Akhhh!"

Jeritan orang itu terdengar nyaring saat Chris menggores pipinya dengan pisau lipat tadi membentuk huruf C.

"Ampun hiks... Mr.K"

"Mr.K?"

"D-dia hanya memberitahu itu saja tentang identitasnya..."

Chris melepaskan seluruh ikatan yang ada ditubuh orang itu.

"Kau bisa pergi..."

"T-terimakasih..."

Orang itu langsung berlari menuju pintu keluar, namun sebelum berhasil mencapainya sebuah peluru sudah lebih dulu menembus kedalam tubuhnya. Orang itu langsung tergeletak di lantai bersimbah darah.

"Cih sampah! Kalian bereskan ini semua!"

Setelah menyuruh anak buahnya, Chris langsung pergi dari sana.

.

.

.

"Tuan Yoongi ayo buka pintunya..."

"Ayo makan dulu Tuan..."

Suara dari luar kamar terdengar, itu salah satu pelayan yang diperintahkan oleh Chris untuk mengurusi Yoongi. Sejak tadi Yoongi sudah diminta untuk makan, namun dia tetap tidak menjawab.

Chris baru saja tiba di mansionnya dan langsung menuju kamar Yoongi. Dia bisa melihat salah satu pelayan masih berdiri didepan pintu memegang nampan berisi makanan.

"Masih belum mau?"

"Belum Tuan..."

"Kemarikan biar saya saja."

"Baik Tuan, saya permisi..."

Pelayanan tadi memberikan nampannya kepada Chris lalu pergi dari sana. Chris tampak menghela nafas. Dia mengambil sebuah kunci dari kantongnya, sudah bisa dipastikan itu adalah kunci kamar Yoongi.

Dia segera membukanya, berjalan masuk dan menaruh nampan yang dia bawa dinakas dekat ranjang.

Sejenak memandang Yoongi yang masih dalam posisi sama. Tatapan yang kosong dan memandang kesatu titik.

Chris mendekat, berdiri didepan Yoongi yang langsung memalingkan wajahnya.

"Makanlah, kau belum makan apapun."

Tidak ada jawaban, sejenak hening mendera. Chris yang sudah tidak sabar menarik dagu Yoongi agar menatapnya.

"Kubilang makan."

"Tidak! Lepas!"

Yoongi menghempaskan tangan Chris dari wajahnya, dia merasa jijik disentuh oleh Chris.

"Kau belum makan apapun."

"Aku ingin pulang!"

Yoongi membalas perkataan Chris dengan nada yang tinggi.

"Ini rumahmu, sekarang kau tinggal disini."

"Bukan! Aku ingin pulang! Hiks ini bukan rumahku..."

Nada diakhir kalimatnya melirih, wajah Yoongi kini dipenuhi oleh air mata.

Chris mengelus lembut pipi Yoongi, menempelkan bibirnya ke bibir mungil Yoongi, memberikan lumatan lembut. Yoongi tidak menolak, dia seolah terhipnotis dengan tatapan mata Chris.

Ciuman dilepaskan, Chris mengelap bibir Yoongi yang mengkilap karena saliva.

"Makan."

Kali ini Yoongi mengangguk, meski samar namun Chris bisa melihatnya. Dia tersenyum, segera membawa Yoongi kegendongannya. Dia memangku Yoongi sembari menyuapinya. Yoongi hanya bisa menurut, dia bahkan tidak memberontak sama sekali. Entah apa yang terjadi.


***

Man gak bisa buat adegan kekerasannya hiks... Maafkan kalau jelek ya.

Jangan lupa vote dan komen nya sayang 🍁

Ambition✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang