prolog

35 0 0
                                    

Aurora berjalan menuju kelasnya. Di SMA Nusantara, apel akan dilaksanakan setiap hari Rabu. Aurora melihat beberapa temannya yang sudah berbaris di lapangan. Aurora melirik arlojinya, masih jam enam lebih enam belas menit.

SMA Tunas Harapan adalah salah satu SMA terbaik di Surabaya, bahkan Indonesia. Tidak heran jika Aurora melihat banyak temannya yang sangat giat dalam melakukan suatu hal. Itu hal yang lumrah.

Aurora melewati koridor di depan kelas X MIPA 1, kelas unggulan untuk anak jurusan IPA. Kelas ini adalah impian ayahnya, namun sayang, Aurora tidak ditakdirkan menjadi anggota kelas unggulan itu.

Koridor kelas itu ramai sekali. Gerombolan anak laki-laki terlihat mengobrol dan tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan, Aurora tidak peduli. Aurora hanya ingin cepat sampai di kelasnya —X MIPA 2– menaruh tas dan cepat pergi ke lapangan untuk apel pagi. Sayangnya keinginannya tak terwujud, seorang dari gerombolan lelaki itu memanggilnya.

"Hei! Gantungan tasmu jatuh," ucap lelaki dengan tinggi sekitar seratus tujuh puluh lima
sentimeter. Wajahnya tersenyum menatap gantungan Aurora.

Aurora tahu lelaki ini. Ia sering dibicarakan di kelasnya, entah mengenai wajahnya yang tampan atau tentang beraneka kejuaraan yang diraihnya. Aurora cepat-cepat mengambil gantungan itu dan mengucapkan terima kasih.

Aurora lalu melangkahkan kakinya kembali menuju kelasnya, sedangkan lelaki itu masih berdiri di sana, memperhatikan langkah Aurora hingga akhirnya hilang setelah Aurora menarik knop pintu kelasnya.

---

Author Note:

Hai! sudah lama banget aku nggak nulis lagi. Kali ini aku bawakan cerita tentang Aksara dan Aurora, semoga suka ya oh iya, semua latar dan tempat adalah fiksi ya. Terimakasih semua!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RainbowWhere stories live. Discover now