♥♥♥
Bagi Leana Kim, Do kyungsoo adalah pria tampan yang sangat menggemaskan. Tak perduli adanya Oh Sehun yang tinggi, putih dan juga tampan, ataupun Park Chanyeol yang juga berpostur tinggi dan selalu menularkan keceriaan kepada siapapun.
Hanya seorang Do Kyungsoo yang ia lihat. Pria dengan tinggi 173cm dan memiliki senyuman manis berbentuk hati. Jangan lupakan kedua pipinya yang chubby, yang selalu menjadi objek fantasinya karena terlalu gemas namun tak bisa ia sentuh sesuka hatinya.
Do Kyungsoo atau lebih sering Lea panggil D ini tak suka jika seseorang menyentuh kedua pipinya. Termasuk Leana Kim, yang tak lain kekasihnya sendiri.
Jangan tanya bagaimana bisa kedua manusia yang bagai langit dan bumi dalam segi karakter ini bisa bersatu.
Perjuangan seorang Leanalah yang menjadi ketidakmungkinan itu terjadi, oh dan jangan lupakan juga do'a yang selalu yang ia panjatkan setiap saat. Dan taraaa ~~ Do Kyungsoo yang pendiam bisa bersatu dengan Leana yang jahil dan berisik.
"Diamlah!" satu kata yang cukup untuk menghentikan keusilan seorang Leana Kim terhadap Do Kyungsoo. Tapi, hanya sebentar saja. Karena disekian detik berikutnya jari-jari lentiknya kembali beraksi.
Baginya, kapan lagi ia bisa bermain-main dengan kedua pipi menggemaskan milik Do Kyungsoo ini, jika bukan sekarang. Lea tidak ingin melewatkannya begitu saja.
Keadaan Do kyungsoo yang sedang sakit menjadi alasannya. Bukan maksud Leana bahagia jika Do Kyungsoo sakit, tentu saja dia khawatir. Tapi hanya saat-saat seperti inilah Do kyungsoo tak banyak memberikan perlawanan."Jika kau hanya ingin memainkan pipiku layaknya squishy lebih baik kau pulang saja..." Ucapnya dengan suara sedikit serak dan berat.
"Hihi, siapa suruh kau memiliki pipi yang menggemaskan."
Jawaban yang sangat ajaib. Jika dalam keadaan sehat, mungkin Do Kyungsoo sudah menyumpal mulut kekasihnya yang menyebalkan tapi menggemaskan itu dengan bibirnya. Oh. Tidak tidak! Pikiran darimana itu? Kyungsoo pikir, sakit yang menderanya mampu membuat pikirannya juga sedikit bergeser sekarang.
Leana Kim dan kondisinya yang sedang sakit bukanlah kombinasi yang bagus.
"D" bisik Leana disamping wajah kyungsoo yang tengah terpejam. Ahh, keadaan Kyungsoo yang tengah terpejam semakin membuat Lea gemas.
"Hmm" balas Do Kyungsoo dengan mata yang masih tetap dalam keadaan tertutup.
"D.. " ucap Leana lagi.
Jujur saja dalam keadaan seperti ini saja Do Kyungsoo masih terlihat tampan dan menggemaskan.Seseorang tolong segera tarik Lea dari kubangan imajinasinya yang menyeramkan dan -ugh sekali lagi, Kyungsoo yang terpejam benar-benar membuatnya gemas setengah hidup.
"Do Kyungsoo~"
"Leana... Kumohon, bisakah kau diam? Berhentilah berbisik dan jangan banyak bertingkah!" Jawab Kyungsoo pada akhirnya. Memohon agar Leana tidak banyak bergerak atau bertingkah macam-macam. Bisikan ditelinganya dan ditambah keadaanya yang sedang sakit, membuat pikiran Kyungsoo jalan-jalan entah kemana. Sejenis pikiran yang tentu saja, bukan kearah yang baik.
"Baiklah, baik. Aku akan diam. Tapi D, aku mengantuk. Tapi jika aku tidur siapa yang akan menjagamu?" Haish, kenapa dia masih berbisik? Kau tahu Leana, Kyungsoo makin sulit menahan laju pikirannya sekarang.
Baiklah, Kyungsoo rasa, semua ini harus segera diakhiri.
"Kalau begitu pulanglah. Aku tak apa. Kau tak perlu menjagaku." Mata bulatnya terbuka, meskipun sedang sakit tatapan tajam itu masih saja melekat disana. Menatap mata yang sedikit sipit milik Leana.
"Ck, kenapa kau menelponku jika pada akhirnya kau menyuruhku pulang?" gerutunya. "Aku kan ingin menjagamu, lagipula sudah berapa lama kita tidak bertemu seperti ini, kau tahu D aku sangat merindukanmu." Jawabnya lirih diakhir kalimat.
Do Kyungsoo hanya diam. Ditariknya Leana agar ikut berbaring disampingnya. Dengan wajah merah dan senyum tertahan Leana pun memperbaiki posisinya agar bisa lebih nyaman.
Diliriknya pria yang masih betah memejamkan matanya itu. Side profile Do Kyungsoo adalah salah satu dari sekian pemandangan favorit bagi Leana.
"D... " bisik Leana untuk kesekian kalinya.
"Leana!" geram Do kyungsoo. Entah harus dengan cara apa lagi agar gadisnya bisa diam dan berhenti berbisik.
"Baiklah baiklah, aku diam. Tapi D... "
"LEANAAA...!!!" Suara menggelegar memanggil namanya tiba-tiba terdengar dari luar kamar, namun dihiraukan oleh Leana.
"LEANA AYUNIDA PUTRIIII... sampai kapan kamu mau tidur???" Suara nyaring itu kembali terdengar dan disertai gebrakan didaun pintu, membuat Leana -sigadis yang tengah bergelut dengan alam mimpinya dengan sang idola- terhenyak kaget. Guling berkarakter sang idola yang sedari tadi tanpa sadar sudah dia peluk dan elus reflek dia lempar.
"LEAAAA.... bangun nggak atau-- Astagahhh! Punya anak perawan satu kok begini amat Ya Tuhaaann...." Racau sang Ibu ketika membuka pintu kamar anak gadisnya. Bagaimana tidak, ketika membuka pintu, beliau dikagetkan dengan sang anak yang terduduk diatas ranjang yang berantakan. Posisi bantal dan guling yang tidak pada tempatnya, selimut yang jatuh teronggok diatas lantai. Dan jangan lupakan guling kesayangan milik anaknya itu yang dia lempar namun tak lama kemudian kembali dia pungut dan elus-elus.
Decakan malas dan lelah terdengar dari mulut beliau.
"Kamu mau bangun atau lanjut ngimpi lagi?" Tanya beliau menyindir dengan nada lelah. Lelah melihat kelakuan anak gadisnya yang terlalu halu akan idola tampannya itu. Beliau akui jika idola anaknya ini sungguhlah tampan. Jika ada versi lokalnya, mungkin saja sudah beliau seret untuk dijadikan menantu, agar si gadis halu alias anaknya ini berhenti menghalu ria."Kok Ambu disini?" Serak Leana yang malah menambah rasa kesal sang Ibu. Pertanyaan macam apa itu? Pikir sang Ibu. Jelas-jelas ini rumahnya, dan kamar ini masih dalam wilayah kekuasaannya.
"Emang kenapa? Nggak boleh? Kamar ini masih bagian dari rumah Ambu, kalau-kalau kamu lupa!?" Balas sang Ibu jengkel. "Udeh deh, cepet bangun! Jangan mentang-mentang ini hari minggu terus kamu mau nyamar jadi kebo!" Lanjut beliau sambul berlalu pergi, membuat Lea sedikit meringis sambil menggaruk rambutnya yang untungnya masih terlihat bagus dipagi hari.
"Jadi tadi cuma mimpi?" Ucapnya pada guling berwajah tampan dipangkuannya. "D~ kenapa harus mimpi doang sih? Jadi kenyataan kek!" Rutuknya kesal dan terdengar memaksa. Dielus-elusnya guling itu dengan lumayan kasar. Entah Leana kesal pada sang Ibu yang mengganggu mimpinya atau pada kenyataan jika semua itu hanyalah mimpi.
Sekali lagi. Hanyalah MIMPI.
~kkeut
||03.04.22||
▪︎Rinu🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreming With You
FanfictionSelamat datang bagi kalian yang menemukan cerita ini. Didalam sini tidak begitu spesial sih. Disini hanyalah berisi kumpulan mimpi-mimpi yang dialami penulis. Kehaluan penulis yang saking banyaknya pun dituliskan disini. Moon maap kalau ngaco. Kan c...