Ahh, hari bahagia itu ternyata sebentar lagi tiba. Bagi semua orang aku adalah wanita beruntung karena sebentar lagi akan dipinang oleh lelaki mapan, tampan dan juga idaman orang tuaku. Bagaimana bukan idaman, mereka sendiri yang mengenalkanku padanya.Perjodohan.
Iya, semacam itulah. Kedua orang tua kami saling mengenal baik, bahkan masih ada pertalian kerabat dari buyut-buyut kami. Klise? Memang. Apakah aku suka? Lelaki itu amat sangat mudah disukai. Selain mapan, dan tampan. Kepribadiannya sungguh membuat siapapun tertarik. Tentu saja bagiku yang masih normal dan sudah lama dibalut tepung kejombloan ini meronta kesenangan.
Tapi percayalah, masih dibatas suka antar lawan jenis saja yang aku rasakan. Aku bahkan belum mengenal lelaki itu secara menyeluruh. Hanya percakapan singkat via ponsel, dan cerita orangtua dan kerabatku saja yang mampu membuatku menarik garis besar bahwa, lelaki ini potensial sekali menjadi suami.
Aku yang tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan ini tentu saja malu pada awalnya. Meskipun masih berkerabat, kasta-ku dan dirinya jauhlah berbeda.
Satu bulan menuju hari pertunanganku, entah perasaan macam apa yang aku rasakan. Seseorang yang aku suka dulu, tiba-tiba kembali hadir dan menarik perhatianku. Dia dan teman-temannya ternyata masih satu lingkaran dengan calon tunanganku.
Bukan hanya satu lingkaran saja, mereka memang bersahabat sudah sejak lama. Lalu bagaimana aku bisa tidak tahu? Ternyata, ketika aku dulu rajin memelihara rasa sukaku padanya, si calon tunanganku itu memang sedang berada diluar kota. Jadi tentu saja, aku tidak tahu akan hal itu.
Panggil saja calon tunanganku itu Mr. X. Aku tak mau memberitahukan kalian siapa namanya. Aku takut kalian tergoda juga. Karena nama dan rupanya sama-sama menawan. Cocok. Sedangkan orang yang kusuka dulu itu, panggil saja Mr. Crush. Ah menyebalkan, bagaimana bisa mereka bersahabat dan aku tidak tahu. Takdir memang semenggemaskan itu ketika bercanda.
Nama Mr. Crush menjadi salah satu list dari daftar tamu acara kami. Awalnya kupikir itu bukan dia. Karena namanya cukup banyak digunakan meskipun dilingkunganku hanya dia saja yang memiliki nama itu.
Namun, nama-nama berikutnya yang sungguh semuanya aku kenal bermunculan. Siapa lagi jika bukan teman-teman se-gengnya. Dari situlah aku beranikan untuk bertanya. Dan ya, dugaanku tepat.Bagaimana ini? Meskipun aku belum pernah mengungkapkan perasaanku padanya tapi aneh rasanya jika crush kita datang menjadi tamu undangan diacara pertunanganmu sendiri bukan? Atau apa aku saja yang merasakan itu?
Tapi, meskipun dia tidak tahu, beberapa dari temannya tahu akan perasaanku. Bagaimana jika salah satu dari mereka membocorkannya dan membuat situasi menjadi canggung nanti? Memikirkannya saja membuatku bertambah kurus.
"Kamu nggak apa 'kan? Muka kamu pucat?" Tanya Mr. X padaku. Saat ini kami sedang mengahabiskan waktu bersama disalah satu rumah makan, selepas melihat persiapan untuk acara yang akan dilaksanakan dua hari lagi.
"Aku- nggak apa-apa kok, cuma capek aja," jawabku sedikit kaget karena sempat melamun tadi. Kuulas senyuman campur ringisan karena malu ketahuan melamun saat sedang mengobrol dengannya.
Dengan senyuman yang membuat hati serasa disiram air surga dia kembali bicara, "kalau begitu kita langsung pulang saja. Saya takut kamu sakit."
Dia bangkit dan pergi ke meja kasir membayar semua pesanan kami. Saat dia kembali dia membantuku membereskan barang-barangku yang hanya berupa tas slempang dan kardigan coklat, lalu "tunggu sebentar ya, saya pesan makanan untuk orang rumah." Aku hanya mengangguk dan dengan lirih berkata iya.
Kupikir maksud dari orang rumah itu adalah orang-orang dirumahnya saja, tapi dugaanku salah. Ternyata dia membelikan makanan untuk kedua orangtuaku juga. Ah, bagaimana bisa aku salah menduga. Selama mengenalnya dan pergi bersamanya meskipun baru beberapa kali, dia selalu melakukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreming With You
FanfictionSelamat datang bagi kalian yang menemukan cerita ini. Didalam sini tidak begitu spesial sih. Disini hanyalah berisi kumpulan mimpi-mimpi yang dialami penulis. Kehaluan penulis yang saking banyaknya pun dituliskan disini. Moon maap kalau ngaco. Kan c...