Author POV
Benar-benar tidak dapat dipercaya, dimana ketika kita harus menghadapi takdir yang bertolak belakang dengan garis kenyataan, seorang diri. Tanpa adanya siapapun yang dapat mengerti permasalahannya. Karena apa? Penutupan, kata itu dengan hebatnya dapat menutup seluruh informasi diri. Meskipun hanya sepatah kata yang terdiri oleh 9 huruf.
Surai hitam, postur tubuh yang tinggi, hati yang teramat lembut, dan wajah yang cantik jelita. Kurang apa lagi ia? Ahli dalam memasak, menyayangi anak-anak, benar-benar wanita idaman setiap kaum adam bukan? Tetapi, apa daya jika takdir berkata lain.
Chou Tzuyu, gadis cantik berdarah Taiwan itu sedang duduk termenung menatap aliran sungai yang mengalun perlahan di hadapannya. Ia menunduk, bulir-bulir kecil mulai berjatuhan dari mata cantiknya. Tersenyum tipis, ia merutuki diri karena gagal menjadi seseorang yang digaris takdirkan untuk pria yang ia cintai.
"Aku gagal, maaf." Gumamnya sembari mengambil sapu tangan di dalam saku hoodie berwarna coklat miliknya. Ia mengusap buliran bening itu dengan tangan yang gemetar. Mengingat kejadian kemarin membuatnya Patah Hati dan merasa Kecewa. Bukan pada pria-nya, akan tetapi pada dirinya sendiri yang begitu berharap tanpa memikirkan jalan takdir yang bisa saja mengubahnya.
"Hiks...Kenapa harus aku yang kau pilih? Hiks...Aku hanya ingin bersama dengan dirinya, tidak lebih." Ungkapnya dengan begitu pilu, ia tak kuat lagi. Tanpa mempedulikan sekitar, ia menangis terisak. Bahkan, sapu tangan yang semula hanya mendapat beberapa tetesan air matanya kini menjadi basah, benar-benar basah.
Ia menumpahkan segala rasa kecewanya, setidaknya dengan begitu ia dapat merasa tenang bukan?
Hingga pada akhirnya ia menyadari, menangisi takdir yang sudah tertulis dalam jalur kehidupannya tidak ada gunanya bukan? Yang perlu ia lakukan hanyalah menerimanya, walaupun tak sepenuhnya ikhlas. Karena, apabila ia tak menerima takdir itu, hanya hatinya yang akan terus menerus hancur. Patah hati memang hal yang begitu rumit.
Ia mengusap bekas-bekas air mata yang tersisa di mata indahnya, dengan mata yang masih terlihat sembab ia mulai memasukkan sapu tangan tersebut ke dalam kantong Hoodie coklat miliknya tadi. Mengambil nafas pelan lalu mengembuskannya dengan perlahan. Berusaha untuk terlihat tegar di hadapan banyak orang esok hari. Terutama pria yang ia cintai.
"Aku harus kuat! mungkin pendamping Jungkook Oppa bukanlah dirimu, tetapi Eunha Eonnie. Kau harus mencoba untuk melupakannya Tzuyu! Kau kuat." Ujarnya menyemangati diri sendiri yang justru membuat air matanya kembali membendung.
"Tidak, aku tidak bisa." Kata Tzuyu lagi sambil mendongak kearah sungai yang sunyi. Atensinya bergerak pada bayangan di belakangnya. Jantungnya memompa tak karuan, ia takut.
Semakin lama, bayangan itu semakin terasa nyata. Tzuyu berulang kali menghembuskan nafasnya kasar bersamaan dengan tubuhnya yang bergetar menahan rasa takut yang teramat. Ingin rasanya ia berteriak, namun apa daya? Mulutnya seakan-akan tak dapat diajak ber-kompromi disaat genting ini. Entahlah, seakan ada yang menyihir nya untuk tetap diam menunggu sang bayangan yang terus mendekat dan mendekat.
"Aku mencintaimu." Satu kata dilayangkan oleh suara bariton dari arah belakang Tzuyu. Wangi parfum khas tercium jelas olehnya yang membuat dirinya semakin bergetar sembari memejamkan kedua matanya erat. Bibirnya mengatup berusaha menahan tangis yang hampir pecah ketika kata itu bersamaan datang dengan rasa takutnya. Ia tahu siapa pemilik suara tersebut.
"Aku mohon Tzuyu, aku mencintaimu." Gumamnya lalu mengalungkan kedua tangan kekarnya pada pinggang mungil milik Tzuyu. Dagunya ia letakkan di pundak gadis itu, hidung mancung nya sibuk menciumi wangi rambut Tzuyu. Wangi yang benar-benar menjadi favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐨𝐫𝐫𝐲, 𝐁𝐮𝐭 𝐘𝐨𝐮 𝐁𝐫𝐨𝐤𝐞 𝐌𝐲 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭
FanfictionPatah hati? Hal yang terdengar familiar tentunya. Namun, apakah arti dari Patah hati karena terlaly berharap pada pengharapan yang belum tentu terkabulkan. Aku sangat membenci diriku. Dengan mencintainya ternyata hanya membuat hatiku sakit, bahkan t...