Yesha Delviana Adara

30 2 28
                                    

Gadis berambut panjang itu berjalan santai sambil bersenandung pelan. Dia tersenyum kepada setiap orang yang menyapanya. Sikap ramahnya inilah yang membuat ia dikenal banyak siswa disini.

Sekarang adalah jam istirahat. Disaat siswa-siswi lain menuju ke kantin untuk makan siang, gadis ini justru berjalan ke arah perpustakaan yang keadaannya berbalik dengan keadaan di kantin.

Ketika sampai di perpustakaan, guru yang menjadi petugas perpustakaan menyapa si gadis yang baru saja masuk itu, "Eh Yesha, ada novel-novel baru tuh disana."

Yesha tersenyum antusias, "Wah asik nih. Nanti Yesha mau pinjam ya Bu, sekarang mau baca dulu buku lain," ucapnya lalu diangguki oleh guru yang telah akrab dengannya itu.

Ia berjalan menuju salah satu rak yang menyimpan buku pelajaran dengan kurikulum yang sudah tak dipakai di sekolahnya. Ia melihat judul-judul buku kemudian dia memilih buku matematika untuk dibawanya menuju meja khusus untuk membaca.

Di sini hanya ada segelintir orang saja. Kebanyakan murid perempuan, dan mereka sedang memilih buku di rak yang berisi novel-novel.

Mungkin jika ia tidak memiliki tujuan utama, Yesha akan ikut berisik seperti mereka yang sedang memilih-milih novel yang baru datang itu. Namun ia ingin menuntaskan terlebih dahulu soal matematika yang diberikan Pak Dian di jam pertama tadi.

Yesha membuka halaman demi halaman, membaca dengan teliti materi tentang trigonometri dan mencari contoh soal yang hampir sama dengan soal yang akan ia kerjakan.

Disaat Yesha mulai mengerjakan soal, tiba-tiba deheman keras ditambah suara buku yang ditutup dengan paksa oleh seorang siswa lelaki, membuat semua tatapan orang yang ada di sini meliriknya. Ditengah keheningan yang mendadak ini, orang tersebut dengan santai membuka bukunya kembali dan melanjutkan membaca, seolah apa yang diperbuatnya tidak membuat kebingungan orang lain.

Yesha paham, ini adalah upaya lelaki itu untuk menghentikan para perempuan yang sedari tadi ribut di rak novel. Dan nyatanya itu sukses. Semua orang diam, mereka paham bahwa lelaki itu merasa terganggu dengan suara berisik mereka.

Beberapa menit kemudian, tidak ada suara berisik lagi, bahkan para perempuan dan lelaki tadi sudah keluar dari perpustakaan. Tinggal Yesha saja disini. Yesha melihat jam yang menunjukkan bahwa bel istirahat akan berakhir dalam sepuluh menit lagi.

Yesha menyimpan buku matematika tadi ke tempat semula, lalu ia berjalan menuju rak novel, dan benar saja novel-novel baru sudah menyambut Yesha. Kemudian ia memilih satu novel fantasi yang menurutnya akan menjadi bacaan yang seru.

Dia menulis namanya di buku catatan peminjaman dan menulis tanggal esok untuk waktu pengembalian novel itu.

Yesha merogoh ponsel miliknya untuk melihat jam yang tertera pada sudut layar, ia mendecak ketika tahu bahwa istirahat akan berakhir beberapa menit lagi. Terpaksa ia harus menahan laparnya hingga istirahat kedua nanti.

Siswa-siswi yang tadi makan di kantin sepertinya telah keluar dan berjalan menuju kelas masing-masing. Netta, teman sebangkunya juga telah ada di pintu kelas sambil melambaikan tangannya yang menggenggam sebungkus roti.

Setelah Yesha sampai di pintu kelasnya ia sudah mulai curiga, "Ada apa nih?" tanyanya meraih roti di tangan Netta

"Biasa Sha, gue lupa PR PKN," ungkap Netta dengan memperlihatkan gigi rapihnya

Yesha memutar bola matanya, sepertinya akhir-akhir ini Netta memiliki hobi baru yaitu melupakan tugas pikir Yesha, "Yaudah ambil di bawah bangku gue,"

"Makasih Yesha cantik," ucap Malik yang tiba-tiba muncul di balik tembok lalu menyodorkan sebungkus makanan ringan, "Nih gue udah beliin kripik singkong kesukaan lo,"

I'm Choosing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang