Darrel Aditya

15 3 17
                                    

"Ah gak ada orang," ucapnya lalu terdiam

Pelan-pelan ia membuka lemari tempat obat-obatan, dia berpikir mungkin tak mengapa bila ia menggunakan obat merah untuk lukanya ini. Lagi pula obat itu tidak akan ia bawa pulang.

"Heh ngapain lo!" suara itu membuatnya terlonjat kaget

"Ah untung gak jadi ngomong kasar, gue kira ga ada orang." katanya

"Mau maling ya lo?"

"Gue buru-buru lagian gak ngambil apa-apa kok, cuma mau minta obat merah," ucapnya jujur, namun orang yang dihadapannya menyipitkan mata seolah mencari kejujuran dari ucapannya.

Darrel membaca nametag seragam siswi yang dihadapannya, "Yesha." ucapnya yang membuat Yesha meliriknya

"Lo PMR kan, ambilin dong. Takutnya gue disalahin kalo ada yang ilang." ujarnya, sementara itu Yesha terdiam, "Gue bukan angota PMR," dalam hatinya ia menambahi kata lagi

"Masa? Perasaan gue pernah liat lo di kumpulan anak PMR deh." kata Darrel tak percaya

Yesha berdecak ketika membuka lemarinya, namun ia teringat fakta bahwa ia bukan anak PMR lagi, "ambil sendiri." titahnya.

Darrel mengambil plester dan ketika baru saja akan ditempel pada lututnya yang luka cukup besar, Yesha menghentikan gerakannya, "Cuci dulu lukanya," ucap Yesha lalu berjalan mencuci tangannya

"Gamau ah perih," balas Darrel

"Cemen banget."

"Ya udah iya," akhirnya Darrel mencuci luka di kedua lututnya, setelah itu ia duduk di kursi dekat lemari obat.

Yesha mengeringkan lutut Darrel dengan kapas, setelah itu ia mengambil obat merah untuk diaplikasikan ke luka di lutut Darrel. Kemudian ia mengambil kain kasa dan memotongnya sesuai ukuran luka lalu menempelkan plester.

"Makasih mbak PMR" ucap Darrel setelah melihat proses pengobatan lukanya, sedangkan Yesha tak menanggapi. Darrel berdiri dari duduknya, "Gue biasanya dibiarin aja nanti lukanya juga kering sendiri."

Yesha merasa terusik dengan kalimat itu, "Ya terus kenapa sekarang dengan ribetnya lo malah ke sini?"

"Kabur hehe," ungkapnya

"Maksud lo?"

"Lagi males latihan tapi harus latihan, soalnya dua minggu lagi ada lomba."

"Lo sengaja jatuh?"

"Mana mau lah, gue juga mikir kali. Emang kebetulan jatuh aja. Ini itu menunjukkan bahwa semesta memberikan gue kebebasan untuk kabur," ucap Darrel disertai cengiran

Yesha tak menanggapi lagi siswa di hadapannya untuk menyudahi percakapannya, ia membereskan alat-alat yang tadi dipakai olehnya. Darrel juga membantu membereskannya agar lebih cepat.

Setelah selesai membereskan alat-alat tadi Darrel duduk di ranjang UKS, "Terus lo ngapain masih di sini?" tanya Yesha setelah melihat Darrel duduk.

"Kan lagi kabur. Lo ngapain? kalo gak salah PMR gak kumpulan hari ini deh."

"Not your business," ucap Yesha

Darrel berjalan ke pintu, berharap bisa berlari ke ruang futsal dimana ia menyimpan tasnya. Namun sayangnya, ia melihat Aldi teman futsalnya berjalan ke arah UKS. Darrel segera masuk lagi dan bersembunyi dibalik tirai.

"Eh Sha," sapanya

"Eh Aldi," balas Yesha yang sudah paham maksud kedatangannya ke UKS

"Lo liat anak futsal gak si Darrel?" tanyanya

I'm Choosing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang