INTRO

32.2K 881 50
                                    


KIM TAEHYUNG.

Awalnya aku tidak peduli. Teman-temanku selalu membicarakan adik kelas satu ini ketika istirahat ataupun di jam luang pelajaran membuatku yang duduk di belakang mereka mau tidak mau ikut mendengar juga meski aku tidak berniat untuk bergabung di dalamnya.

Aku penasaran. Memangnya kim taehyung itu setampan apa? Kenapa mereka bersikap seperti kekurangan Stok Cogan begitu sampai harus mencarinya dari kalangan bawah?
Adik kelas pula. Mereka merendahkan diri dengan menggilainya layaknya fans. Padahal teman seangkatan lelaki kami bisa di bilang tampan semua. Ada Kim suho beserta dekingannya yang mana menguasai seluruh jabatan ekskul di sekolah ini. Kang daniel dengan kharismanya yang mematikan dan jangan lupakan Cha eunwoo si artis sekolah. Apa semua itu belum cukup buat mereka?

"Tadi aku melihat taehyung di gedung olahraga bersama anak-anak karate. Sepertinya dia mau masuk Club itu. " nayeon berujar heboh yang langsung di tanggapi joy bersemangat.

"Benarkah? " ia berteriak histeris. "Aku pasti akan sering datang kesana. Tidak sabar melihatnya latihan pasti sangat keren. "

Mereka berdua cekikikan bersama, membayangkan.

Sumpah!

Rasanya aku ingin sekali menyiram wajah idiot nayeon dan joy dengan air bunga. Atau sekalian saja ku panggil dukun kesini karena sepertinya mereka perlu di rukiyah. Kenak pelet kim taehyung. Semakin lama Kepalaku menjadi pusing mendengar mereka membicarakan adik kelas itu setiap hari. Mengganggu saja. Apa yang di lakukan Chanyeol dan baekhyun? Apa mereka tidak cemburu pacarnya mengagumi pemuda lain?

Aku menghembuskan nafas lega ketika bel tanda istirahat berbunyi, langsung saja aku beranjak pergi keluar kelas tanpa pedulikan tatapan sinis mereka yang mengikuti setiap langkahku dengan beberapa gunjingan memekakkan telinga di belakang. Sepertinya nayeon dan joy sadar dengan sikap jengahku.

Tak mau ambil pusing, toh kami juga tidak dekat. Tak pernah saling bicara karena aku selalu menghindar. Bukan karena aku sombong atau apa. Tapi pernah dulu aku melakukannya, berusaha mendekatkan diri dengan mereka namun belum apa-apa aku sudah di tatap tajam sekali seolah aku adalah saingan. Semudah itu mengecapku judes hanya karena raut wajahku. Padahal semua itu tidakku buat-buat. Aku memang terlahir dengan wajah seperti ini.

Jadi biarkan saja. Kalau memang mereka ada niat berteman denganku, sejak awal nayeon dan joy pasti mau mendengar penjelasanku dulu kan? Bukan langsung mengambil kesimpulan bahwa aku songong tanpa mau repot-repot memberiku kesempatan. Mereka yang memusuhi duluan. Dan aku tidak suka orang dengki seperti nayeon dan joy. Jadi dengan senang hati ku ikuti permainannya. Di dalam kelas kami sama-sama bertingkah seolah tak ada. Kami hanya beberapa dari sekelompok orang yang terpaksa di satukan dalam kelas.

"Jennie! "

Menghela nafas berat, aku tengah dalam suasana buruk sekarang dan mendengar suara itu rasanya kepalaku kian pusing. Maka kupercepat jalanku menyusuri koridor ini pura-pura tidak dengar. Bermaksud melarikan diri, tak mau bertemu dengannya namun baru beberapa langkah, kurasakan seseorang menarik bahuku membuatku akhirnya menoleh dengan wajah malas.

"Yak! Jennie kim, ku panggili dari tadi tidak dengar. " todongnya langsung cemberut.

"Hari ini bisa temani aku kan? " katanya lagi penuh harap.

Aku tak mendengarkannya malah pandanganku tertuju pada pemuda di sampingnya. Wajahnya tidak asing, aku ingat kami beberapa kali sempat berpapasan. Lelaki itu membawa setumpuk baju karate yang masih terbungkus pelastik rapi. Melirikku sebentar lalu buru-buru menunduk kaku ketika tatapan kami bertemu. Aku ingin tertawa. Kenapa dia lucu sekali?

"Jennie--" temanku siap merengek karna aku tak kunjung menjawab namun aku tidak sebodoh itu untuk membiarkannya.

"Maaf Kai, aku sedang tidak enak badan. Lain kali saja ya? "

Kai membelalak terkejut. Dia langsung meletakkan tangannya di dahiku dengan wajah khawatir.

"Kau sakit? "tanyanya panik.

Aku buru-buru menepis tangannya.
Malu sekali. Juga Kurasakan tatapan para gadis menajam di sekitarku. Penuh mengintimidasi. Mungkin setelah ini akan ada banyak telur busuk di lokerku seperti sebelum-sebelumnya jika terlibat lebih banyak dengan orang ini. Tentu, aku bisa saja sih melawan namun aku sudah lelah. Tak ada gunanya menghadapi perempuan sinting. Yang ada nantinya aku juga terlihat sama dengan mereka.

"Tidak, hanya lemas saja. "

Aku berbohong. Sebenarnya aku baik-baik saja. Aku menolak ajakannya karna tak mau ada berita-berita konyol yang mengatakan kami dating lagi. Yang kemarin saja sudah membuatku tak habis pikir. Rasanya tidak enak sih, kai orang baik meski kadang dia bertindak berlebihan padaku seolah aku pacarnya membuat penggemarnya kian salah paham.

"Kalau begitu ayo ke UKS! " Dia memaksa. Berusaha menarik tanganku.

Aku melotot panik.

"Tidak! Sudahku katakan aku cuma lelah saja kai. "

"Periksa dulu. "

"Tidak! "

Kai menghela nafas berat. Sepertinya dia tidak akan mendebat lagi. Mengalihkan pandangan, Aku baru sadar bahwa sedari tadi ada pemuda lain yang menyimak pembicaraan kami dalam diam. Entah apa yang dia pikirkan tentang kami dengan pandangan ke bawah begitu. Dan sepertinya kai menyadarinya juga.

"Maaf membuatmu menunggu lama kim taehyung. Apa itu berat? Kemarikan biar aku saja yang bawa. "

Dia tersenyum canggung.

"Tidak apa-apa Sunbae. Saya masih kuat. "

Aku mengerjab-erjab. Siapa tadi kata kai?

"Jennie aku pergi dulu. Pokoknya nanti ku antar pulang."

"Ayo Tae."

Tanpa mendengar persetujuanku dulu kai langsung pergi, menepuk punggung pemuda tadi lantas membuatnya sontak berjalan mengikutinya di sebelahnya. Mereka berbincang. Entah apa yang di tanyakan pemuda itu pada kai sampai membuatnya tertawa keras begitu.

Sementara aku masih berdiri di tempat semula. Jadi dia yang bernama kim taehyung? Adik kelas yang selama ini nayeon dan joy ceritakan? Kenapa dia bisa bersama dengan kai? Oh iya, ku dengarkan dia masuk club karate dan kai kan ketua clubnya.

Terserahlah.

***

Gimana intronya? Suka?

Voment ya:))

JUNIORS [TaeNie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang