{lokal au}
{Seo Changbin as Galang}
{Lee Felix as Felix}
{Other casts will be informed as the story goes}•○•○•○•
Namanya Galang Pradipta, lelaki berumur 20 tahun yang menghabiskan separuh hidupnya untuk belajar dan terus belajar.
Terlalu monoton.
Teman-temannya mendeskripsikan pemuda berambut legam itu dengan 'kanebo'.
"Live your life a lil bit, Lang."
Kata kakak tingkatnya di UKM Debat, Max (Bang Chan).
Untuk kegiatan mahasiswa saja ia memilih debat, bagaimana tidak serupa dengan kanebo? Tanpa mengurangi rasa hormatku kepada readers yang mengikuti UKM yang sama seperti Galang.
Max juga tidak asal bicara saat ia menasehati Galang seperti itu.
Max Gustav adalah mahasiswa tingkat akhir, ia sering pergi ke perpustakaan untuk melakukan research dari buku tertulis. Hal yang selalu ia jumpai hanyalah Galang dengan tumpukkan buku di samping kanannya. Tangan kekarnya sibuk mencatat.
Max hapal betul tempat duduk favorit adik tingkatnya itu, baris kedua setelah rak buku sejarah, tempat duduk disebelah jendela.
Galang punya teman, kok. Kalian jangan khawatir. Namun bukan tipe teman yang bisa kalian ajak nongkrong di straybucks atau kafe kopi lainnya.
Atau mungkin Galangnya saja yang tak mau.
Semester ini mereka diberi tugas individu untuk mewawancarai petugas penjaga bangunan bersejarah.
Galang rotasikan matanya, malas.
Satu fakta yang tidak semua orang tahu, Galang itu indigo.
Hal itu juga yang membuatnya lebih suka diam. Dia sering lihat teman sekampusnya lagi gendong anak kecil, katanya.
Tapi untuk jenis makhluk tertentu yang serupa manusia. Ia masih susah membedakan mana yang asli dan mana yang ghaib.
Jadi untuk tugas wawancara kali ini? Sigh, berdoa aja deh dia ga bawa pulang anak orang.
Galang sengaja pergi siang-siang. Saat jadwal kampus lagi libur, dan mentari masih cukup lama bertengger di atas.
Ia pergi ke Lawang Sewu.
Klasik, ya?
Setelah bayar tiket masuk, ia mulai jalan-jalan sendiri disekitar sana.
Dari mulai tempat yang ada gerbong keretanya, sampai yang ada sumurnya. Tak heran juga kalau banyak makhluk yang keliaran disekitarnya. Ia harus tetap tenang, agar tak menarik perhatian mereka.
Galang nggak lupa tugas wawancaranya, kok. Ia sudah bertemu bapak penjaga tadi. Untuk sekedar bertanya singkat seputar bangunan bekas pemerintahan Belanda yang ada di jantung kota Semarang ini.
Setelah itu ia berputar-putar sejenak. Sia-sia kan kalau pulang cepat? Toh, dia sudah bayar tiket yang lebih mahal dari biasanya kalau weekend.
Ia membidik beberapa objek yang ada di bangunan itu. Kamera pintarnya membidik suatu objek, yang lebih indah dari jendela-jendela yang berjejer disana.
Seorang laki-laki berambut coklat madu. Dengan bintik disekitar wajahnya. Tengah mengamati salah satu ruangan yang ada disana.
Ckrek!
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK FELIS
Fanfiction[OneShoot! Changlix] [BxB, jangan salah lapak.] ☆Part of SKZ pairing oneshoot collection☆ pixelixie {chloe}, 2020