cerita dua; Sinestesia

26 3 1
                                    

Pernah kah kalian mendengar kata Sinestesia?

Suatu kondisi yang diyakini oleh dokter ahli sebagai kelainan syaraf ini membuat penderitanya bisa mendengar bahkan merasakan warna.

Aku ulangi, mendengar bahkan merasakan warna.

Satu dari dua ribu orang mengalami kondisi langka ini,

dan salah satunya adalah Lee Felix.

dan salah satunya adalah Lee Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"FEL!"

Felix tersadar dari lamunannya. Bahkan ia pun tak sadar untuk sekedar berkedip.

Kalau kalian tanya alasannya, di depan sana. Ada sekumpulan anak muda bermain alat musik. Musiknya mengalun di indera pendengaran dan pengelihatannya.

Biru emerald, menenangkan.

"Malah bengong! Lo itu gue panggil-panggil dari tadi! Ayo anter makanan ini ke meja sepuluh!"

"Sorry, Sung." dengan langkah kikuk, Felix mengambil nampan berisi makanan dan minuman itu lalu mengantarkannya ke meja yang dimaksud.

Ada yang menarik dari meja sepuluh. Dua orang penghuni meja ini hanya diam tak bergeming, bahkan saat Felix meletakkan hidangannya, salah satu dari mereka hanya mengangguk pelan sebagai ucapan terima kasih.

Hanya bunyi ketukkan jari pada meja yang dilakukan oleh seorang dari mereka.

Felix bisa merasakan warna ketukannya.

Merah, menegangkan.

Tak ingin tahu lebih dalam, Felix pun buru-buru kembali ke tempat jaganya. Dengan Jisung yang sudah menanti dengan mata penasarannya. Sudah ingin menghujani Felix dengan pertanyaan.

"Hei, Lix."

Felix menoleh ke sumber suara. Dan hanya menaikkan sebelah alisnya sebagai pengganti apa?

"Lo kenapa? Ga biasanya bengong kayak tadi."

Jisung ikuti arah pandang Felix, "Lo liatin musisi baru kafe kita kayak gitu banget."

Sontak Felix mengalihkan pandangannya menuju netra Jisung.

"Gak, Sung. Cuman, ya... suaranya dia bagus."

Jisung bertumpu pada meja kasir, "Yaelah, kayak gue ga tau lo aja."

Jisung perhatikan lagi musisi yang sedang asiknya memetik senar gitar di atas panggung berukuran sedang ditengah kafe, "Lo suka ya sama bang Changbin?"

Mendengar kata Changbin, Felix liat seolah ada warna yang keluar dari nama itu.

Cyan Blue, warna kesukaan Felix.

Perlu dicatat, Felix suka segala hal tentang biru.

"Felix!" Entah untuk keberapa kalinya, Felix tidak fokus karena lebih senang melihat warna yang baru saja ia tangkap dari perkataan Jisung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARK FELISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang