"Noooooooooooo!!!"Akupun terbangun oleh mimpi yang berlanjutan dengan mimpiku sebelumnya dan diakhiri dengan cara yang sama juga, dimana dia seorang laki - laki yang mukanya tertutup oleh cahaya yang sangat menyilaukan sehingga membuatku tidak dapat melihat mukanya dengan jelas. Ia mengatakan we will meet soon lalu dia menghilang. Itulah yang membuatku terbangun dalam keadaan berteriak seperti itu.
"Alicia ada apa? kenapa kamu teriak di tengah malam seperti itu?" Mamaku yang tiba - tiba sudah berada di ambang pintu kamarku mengagetkanku dengan suaranya. "Gak papa, ma... Cuma mimpi buruk aja." Sebenernya, mimpi itu enggak termasuk mimpi buruk, tapi aku berteriak karena aku enggak mau melihatnya menghilang dulu sebelum aku tau siapa orang yang terus menghampiri mimpiku itu. Tapi untuk menyingkatnya pada mamaku, aku mengatakan bahwa aku berteriak hanya karena mimpi buruk. Mungkin, pagi nanti baru aku kasih tau yang sebenarnya. "Oke, sekarang bobo lagi, yaa... Besokkan kamu ada fieldtrip. Goodnight...." Sebelum sempat membalas ucapan mamaku, ia telah menghilang di balik pintu. Akupun tidak berani berteriak untuk membalas ucapan selamat malamnya, karena takut membangunkan papaku yang lagi tidur dilantai bawah.
Gara - gara mimpi itu, sekarang aku jadi susah untuk tidur lagi... Tenggorokanku tiba - tiba terasa kering, kurasa aku harus mengambil minum. Akupun keluar dari kamarku dan menuju ke lantai bawah ke dapur. Sesampaiku di dapur aku menyalakan lampu dan mengambil gelas untuk kugunakan. Waktu aku lagi mau menuangkan air ke dalam gelasku, tiba - tiba aku ngerasa ada seseorang yang berjalan di belakangku. Akupun terkejut dan langsung memutar badanku untuk melihat ke belakangku, melihat siapa yang berjalan. Karena orang tuaku sedang tidur, jadi seharusnya tidak ada seorangpun yang berada di dapur. Saat kulihat kebelakangku aku tidak melihat siapapun. Namun, saat aku mau melanjutkan kegiatanku tak sengaja aku melihat ke lantai, dan di lantai ada tergeletak karet rambut yang biasa ku gunakan di tanganku, padahal benda itu sudah hilang sejak 1 bulan yang lalu. Hal ini jelas membuatku bingung. Akupun terheran - heran perlahan mengambil karet rambutku tersebut lalu mencucinya dan memakainya di tanganku lagi. Setelah selesai membersihkan karet rambutku, aku melanjutkan apa yang sebelumnya akan kulakukan yaitu menuangkan air dan meminumnya.
Setelah minum, akupun kembali ke kamarku dan berusaha untuk kembali tidur lagi, lalu perlahan semuanya pun menjadi gelap dan akupun kembali masuk ke dalam alam mimpi. Namun berbeda dengan mimpi yang sebelumnya, di dalam mimpiku kali ini, aku dan keluargaku sedang berjalan menuju ke sebuah rumah yang berisikan binatang yang bisa berbicara semua. Binatang - binatang ajaib itu menjaga portal - portal yang ada di belakang rumah tersebut. Dari banyaknya binatang yang ada, salah satunya merupakan binatang penjaga utama dari portal - portal ajaib, binatang tersebut merupakan seekor monyet. Saat keluargaku hendak berjalan ke arah tempat portal - portal berada, sang monyet ajaib langsung menghalangi dan melarang mereka untuk melanjutkan perjalanan. Namun sang monyet ajaib menjelaskan dan ternyata, hanya akulah yang di izinkan untuk masuk ke dalam portal - portal itu. Dengan bantuannya, akupun sampai di jalan yang bercabang dan masing - masing cabang jalanan tersebut akan ada portal - portal yang dapat membawa orang ke tempat atau alam yang berbeda. Portal - portal tersebut mewakili masing - masing suasana alam di dunia, contohnya portal yang menghantarkan ke tempat penuh salju mewakili dingin, padang pasir mewakili kekeringan dan panas, lalu hutan mewakili hujan, kesuburan, dan kelembaban. Saat aku mulai melangkah ke jalan yang dipenuhi oleh rumput tiba - tiba....
"Morning sun shine..." Pagipun telah tiba, suara lembut mamaku ditambah sinar dari jendela yang menyorot mataku menarikku keluar dari mimpiku dan membangunkanku dari tidur lelapku. "Morning, Ma..." jawabku sembari mengusap mataku yang masih setengah tertutup. Aku yang masih belum sepenuhnya sadar dari rasa ngantuk, teringat mimpiku semalam yang sungguh terasa sangat nyata. Akupun perlahan bangun dari kasur, namun saat aku membuka selimut tebalku akupun terkejut dengan adanya rumput dan pasir yang telah mengotori ranjangku. Rumput dan pasir itu bukannya berasal dari mimpiku ya? Akupun bingung memikirkan apakah aku tidur berjalan atau kotoran itu berasal dari mimpiku, dan juga bingung dan terheran - heran, bagaimana membersihkannya serta bagaimana cara memberitahu mengenai hal ini ke mamaku.
Akupun menengok ke arah jam yang berada di meja di sebelah kasurku, lalu akupun kembali teringat sebentar lagi aku harus berangkat. Akupun dengan terburu - buru lari ke lemari yang berada di dekat pintu untuk mengambil dan menyiapkan baju yang akan kugunakan untuk hari ini, lalu akupun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah sudah siap, akupun menarik seprai kasurku yang kotor dan mencucinya sebentar di kamar mandiku agar aku tidak bingung saat ditanya ada rumput dari mana, lalu akan kubawa ke bawah. Akupun keluar dari kamarku bersama dengan seprai, selimut, dan barang - barang yang akan ku bawa saat pergi fieldtrip. Saat sampai di bawah, aku meletakkan selimut dan sepraiku yang dalam keadaan basah ke dalam keranjang bersama kain - kain lain yang akan dicuci.
Aku memasuki ruang makan dan menyapa "Morning Pa, Ma..." Ucapku saat aku hendak duduk dan memakan sarapanku. "Morning, Honey..." Ucap orang tuaku bersamaan. Saat hendak makan aku melihat jam tanganku, betapa terkejutnya aku melihat ternyata sudah waktunya aku harus berangkat atau aku telat. "Ma, Pa kayaknya Lis harus segera pergi deh, soalnya ternyata ini udah telat... Lis bawa sandwichnya yaa... Bye Pa, Ma..." Ucapku sambil berlari pergi ke mobilku menuju kampusku jadi aku tidak dapat mendengar jawaban mereka.
Saat sedang perjalanan ke kampus, pikiranku tetap berkelana ke mimpi - mimpiku yang menurutku tidak wajar. Namun, saat aku sedang berusaha berkonsentrasi lagi untuk mengemudi, tiba - tiba aku sekilas melihat ada seorang laki - laki di pinggir jalan yang entah kenapa terlihat tidak asing dan ia sedang melihatku juga. Akupun terkejut Saat aku mau melihatnya lagi menggunakan spion mobilku, orang itu sudah tidak ada di tempat aku melihatnya tadi. Mungkin hanya imajinasiku saja gara - gara aku kebanyakan memikiran mimpi- mimpiku yang aneh. Tak terasa aku sudah sampai di tempat parkir kampusku.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is (not) Just a Dream
Fanfictionwhen suddenly everything you knew all your life are just a lie and the things you never believed before is the truth of your life what if your dream world got mixed with your reality? Sebuah kisah tentang seorang perempuan berusia 18 tahun yang memi...