Part 2

2 1 0
                                    

Abel mengendarai motor
nya dengan kecepatan
tinggi sampai dia menge
tahui bahwa polisi terse
but sudah tidak mengikutinya.
Abel mengarahkan pandangan nya kesekitar dengan hati
hati, ia masih tidak yakin
jika polisi yang tampan itu sudah berhenti mengejarnya.

Setelah merasa aman,
Abel mulai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, hingga motornya berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah
yang sederhana dengan
nuansa putih dan soft blue.
Sederhana namun bersih,
indah,dan terawat.

Abel memasuki rumahnya setelah terlebih dahulu memarkirkan motor besar
nya di bagasi.Abel melemparkan tasnya
keatas meja, lalu
melangkahkan kakinya
menuju dapur.
Ia menuangkan air kedalam gelas, lalu menenggaknya
hingga tandas.

Aksinya hari ini benar benar
membuatnya lelah.Ada dua kesimpulan yang didapatnya
hari ini, ada yang buruk dan
ada yang baiknya.

Yang buruknya dia hampir
di tangkap dan motor besar kesayangannya nyaris di
tilang. Dan yang baiknya adalah ia bertemu dengan polisi yang tampan.Benar benar surga dunia baginya.

Sebelum pikirannya mela
yang kemana mana, Abel melangkah menuju kamar
nya yang terletak di lantai
dua dan sesampainya disana, ia lansung menghempaskan badannya dalam posisi
terlentang.

Abel tiba tiba saja lansung teringat dengan Karel.
Bagaimana kah nasibnya?
Apakah polisi yang mengejar
nya berhasil menangkapnya?

Abel sama sekali tidak
sedih terhadap nasib Karel apabila berhasil di tangkap, namun yang di sayangkannya adalah motor besar Karel.
Bagaimana tidak, mereka membeli motor dengan
jerih payah mereka, dengan menabung untuk membeli motor yang sama. Karna
Orang tua keduanya sama sama menegaskan, bahwa
jika menginginkan sesuatu yang diinginkan, maka dapat
kanlah dengan jerih payah sendiri, selama itu dari
usaha yang halal maka itu
tidak masalah.

Teringat tentang Karel,
Abel lansung mencari cari ponsel nya hendak menghubungi sahabatnya
itu. Ah sial, ia baru saja
ingat jika ponselnya berada
di dalam tas,sedangkan tas
itu berada dilantai bawah diatas meja.

Tidak mau repot repot,
Abel berniat untuk mandi
merileks kan badannya yang terasa lelah dan lengket.
Berendam dengan air hangat
mungkin itu ide yang bagus.

Tak butuh waktu lama bagi Abel untuk menyelasaikan ritual mandi nya, ia tidak
sama dengan wanita wanita diluar sana yang membutuh
kan waktu lama untuk mandi yang padahal kulitnya tetap sama.Tidak seperti kulit Abel yang putih bersih, sombong dikit boleh lah ya.

Abel keluar dari kamar
mandi dengan rambut basah dan piyama yang menempel di
tubuhnya.

Setelah mengeringkan rambutnya, Abel turun kelantai
bawah untuk mengisi perutnya
yang mulai keroncongan, berdemo minta di isi.

Abel mendesah kecewa
ketika mendapati meja
makan tanpa hidangan
yang bisa mengganjal perut
di dalamnya.

Tanpaknya ia benar benar harus memasak makanan untuk dirinya, ibunya saat
ini sedang pergi keluar kota menemani ayahnya yang sedang bertugas. Benar
benar pasangan yang setia.

Abel segera menyiapkan
bahan bahan untuk memasak.Ia akan
memasak mie goreng saja,
lebih praktis dan tidak memakan banyak waktu.

Setelah beberapa menit akhirnya masakannya selesai.
Mie goreng dengan telur ceplok diatasnya, di taburi dengan bawang goreng, selada, mentimun, dan
tomat yang diiris iris tipis.

Makanan yang baru saja selesai di masak, lansung
saja dimakannya hingga tak ada bersisa.

Sekarang perutnya benar
benar kenyang. Abel mem
bawa piring bekas makan
nya untuk dicuci.Jangan
salah Ia memang orang
yang bersih.

Abel mengambil ponsel,
lalu menghubungi Karel,
memastikan jika sahabat
nya itu berhasil lolos.
Nada sambung terdengar
tak lama setelah nya terde
ngar lah suara Karel.

"Halo Rel?"

"Masih inget gue juga lo?"

"Ya iyalah gue ingat, Relll?"

"Ada apa?"

Nada Karel terdengar jutek.

"Ya elah, jangan gitu dong
Rel, gue cuma mastiin kabar
lo aja kok, lo ketangkap?"

"Gak kok"

"Ya syukur deh, sekarang lo dimana?"

"Di rumah, lo ketangkap?"

"Gue selamat kok,
gue mau cerita nih sama lo,
lo maukan dengerin gue"

"Cerita aja gue dengerin kok"

"Gini ya, tadi lo kan ninggalin gue_..._

" ya maaf "

"Ihh, lo jangan motong
ucapan gue dulu napa"
Abel jadi kesal sendiri,
orang lagi serius juga.

"lanjut"

"Trus kan ada polisi yang nahan belakang motor gue,
lo tau nggak_..._

" enggak"

"Ish, lo ngeselin amat tau nggak, gak usah di potong kalau gue lagi ngomong"
Sumpah demi Tuhan Yang Maha Esa, Abel sangat
sangat kesal.

"Tapi lo kan nanya"

"Ya gak usah di jawab"

"Ya udah terusin"

"Polisi yang pegang bela
kang motor gue, ganteng banget.Tapi ada yang aneh, biasanya kan polisi itu pada
tua tua, jelek jelek_..._

" mulut lo pedas amat"

"Hehe,kan emang bener,
kira kira polisi yang itu kok masih muda ya?"

"...."

"Rell?"

"Hmm"

"Kok lo gak jawab tanya gue?"

"Kan kata lo kalau nanya gak usah di jawab?"

.Tutt.

Sudah cukup Abel benar
benar tidak mengerti, sahabatnya ini benar benar polos atau pura pura polos. Abel dengan gemas menggigit bantal gulingnya.

Namun aksi nya terhenti
ketika mendengar nada dering pesan yang masuk.Ternyata itu pesan dari Karel.

Karel:

Ma'af ya.
Gue gak maksud buat lo marah,
Tapi menurut gue, mungkin polisi yang lo bilang tampan dan masih muda itu lagi laksanain tugas kuliahnya,
apalah namanya gue gak tau.
Dari mana gue tau?
karna abang gue juga lagi
dapat tugas kaya gitu.

Abel memikirkan pesan yang
baru saja dikirim oleh Karel.
Benarkah? tanya nya dalam
hati.

Abel lalu menghempaskan tubuh nya kekasur sambil
menatap langit langit kamarnya. Dan tak lama
terdengar suara dengkuran halus milik Abel.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE POLICEMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang