Pagi menata hidup, sore menata hati.
Sesosok bayang terlintas di benak, membuatku melihat candikala. Teringat masa lalu, sepertinya.Ah! Kenapa setiap senja tiba, aku selalu begini?
Sungguh! Aku ingin lepas dari rasa ini. Rasanya seperti terkekang.
Aku tidak mati, namun seperti mati.
Bagaimana tidak? Rasa-rasa ini menyesap ke dalam rusuk, mengikat belikat, membelenggu kalbu.Setiap hari makin sakit saja hati ini. Aduhai, tolong jangan begini!
Di hadapku pohon jati.
Di hadapmu, hatiku mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rerangkai Kata
RandomSajak yang bukan sajak. Seluruh rangkaian kata ini hanya berisi tulisan yang sempat terlintas di benak.