1

18 3 0
                                    

Warning typo hehe!
.
.
.
.
.

Setelah mengangkat telpon Ray langsung berlari meninggalkan teman temannya dan langsung mengendarai motornya menuju kesuatu tempat,
Sesampainya di rumah sakit dia langsung berlari ke ruangan tempat ibunya di rawat.

Ya ray mendapat kabar bahwa ibunya mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit, dengan napas yang masih terengah dia berdiri di depan pintu ruang rawat inap,
dengan rasa cemas ray membuka knop pintu dan membukanya dengan hati hati, dipandang nya seorang wanita yang sangat dia sayangi terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, di tatapnya ayahnya yang terlihat sedikit lesu dan muka yang tak kalah cemas dengannya.

Apa yang di katakan dokter? Apa ibu baik baik saja?” pertanyaan yang sedari tadi selalu muncul dibenak nya.
“Ibumu mengalami benturan dikepalanya, tapi kata dokter itu benturan yang tidak terlalu parah dan kaki kirinya patah, tapi sampai sekarang dia belum juga membuka matanya.”
ayah kembalilah ke kantor bukannya ini masih jam kerja? Biar aku yang menjaga ibu, lagi pula hari ini sekolah sedang diliburkan jadi aku bisa menjaga ibu selama ayah bekerja”
Dengan berat hati ayahnya menyetujui ucapan Ray dan pamit untuk kembali ke kantor.

Setelah beberapa jam dia menunggu ibunya siuman, akhirnya rasa cemasnya pun sedikit berkurang karena ibunya telah membuka matanya, Ray pun langsung berlari memanggil dokter setelah dokter datang dan memeriksa kondisi ibunya Ray pun merasa lega, karna keadaan ibunya sudah membaik, setelah memeriksa keadaan pasiennya dokter pun pergi meninggalkan ruangan.
Ray” dengan suara yang masih serak ibunya memanggil anak semata wayangnya itu.
ibu tidak apa apa jadi jangan cemas lagi
Ibu tidak tau bagaimana cemas nya aku tadi bu
Ibunya pun sedikit tersenyum,
apa kau sudah makan nak?”
Ray hanya diam dan terus menatap ibunya.
“makan dulu ibu tidak apa apa, kau bisa pergi untuk membeli makanan jangan khawatir”
Tapi siapa yang akan menjaga ibu?”
ibu tidak apa apa

Akhirnya Ray pun pergi karena ibunya terus memaksa nya untuk makan, Ray berjalan santai menuju kantin rumah sakit, saat sedang melewati taman rumah sakit ia melihat seorang gadis, yang sedang duduk sendirian mantap kearah depan dengan pandangan yang kosong, rambut panjangnya yang tertiup angin seakan melambai kepadanya.
Kenapa gadis itu sendirian disana dan sepertinya dia memakai pakaian pasien, apa dia sakit?” Ray pun hanya manatap nya sesaat dan langsung berjalan menuju kantin, Karna ya dia sangat lapar dari tadi siang sampai sore dia belum makan apapun,
Ray pun kembali dengan membawa roti dan susu yang barusan dia beli, lalu iapun berhenti saat melihat gadis yang tadi dia lihat belum juga beranjak dari tempat duduknya, karna merasa kasihan Ray menghampiri gadis itu untuk sekedar menyapa dan memberikan susu cokelat yang ia beli.
“Hai kenapa kau duduk disini begitu lama, disini sedikit dingin tidak baik untukmu, sepertinya kau sakit apa kau sedang menunggu seseorang?”

Gadis itupun sedikit terkejut, saat dia mendengar seseorang yang memecahkan lamunannya, ditatapnya pria yang berdiri di depannya itu “tampan” satu kata yang terlintas dalam benaknya, saat dia menatap Ray, bola matanya yang hitam dan mata sipit, hidungnya sangat mancung dan bibirnya yang terlihat berwarna pink alami, serta kulitnya yang putih bersih, rambutnya ditata bergaya Korea style, membuat Ray terlihat begitu tampan.
“apa kau tidak apa apa? kenapa kau terus menatap ku, aku tau aku tampan semua gadis memang selalu terpukau oleh pesona ku”
Ya Ray memang sedikit narsis, tidak! tidak sedikit dia memang sangat narsis.
Ucapan Ray yang berhasil membuat gadis itu tersadar dari lamunannya,
Dengan sedikit salah tingkah dia membalas sapaan Ray.
Apa aku boleh duduk disini” tanya Ray
Ya, silahkan
apa kau mau susu?” tawar nya
oh ya siapa namamu?”
“Aleya”
“ aleya apa kau mau susu” tawarnya lagi
Tapi tidak ada jawaban dari aleya,
kenapa kau diam saja kau tidak mau? Ini susu rasa coklat bukannya  cewek-cewek suka rasa coklat?
Aleya pun sedikit tersenyum dan menerima susu yang ditawarkan Ray
Siapa namamu?” tanya aleya
Rayzel bagas Dinata tapi panggil saja aku Ray”
Setelah perkenalan singkat itu, mereka berbincang sedikit dan terlihat sangat jelas bahwa aleya sangat senang, wajar saja dia senang selama di rumah sakit dia tidak mempunyai teman dan kali ini ada seseorang yang mengajaknya berkenalan bahkan mengobrol.
oh ya aleya kau sakit apa? Kau memakai pakaian pasien
Aleya hanya terdiam, bahkan untuk sesaat dia lupa kalau dia sedang berada di rumah sakit.
Kalau tidak mau dijawab tidak apa apa”
Dengan sedikit senyuman ia menjawab “ iya aku sedang sakit dan dirawat disini”
Jawaban aleya justru membuat Ray sedikit terkejut dan mengingatkan kalau ibunya juga sedang dirawat disini.
“ya ampun aleya sepertinya aku harus segera pergi, aku meninggalkan ibuku sendirian, kalau begitu aku pergi dulu lain kali kita harus mengobrol lebih lama”
Aleya hanya tersenyum miris mendengar ucapan Ray.
Bertemu lagi? “ batin nya, apa kita bisa bertemu lagi apa kita bisa mengobrol lebih lama lagi, sepertinya tidak.

Dengan sedikit berlari Ray menuju ruang rawat inap ibunya, sesampai nya disana dia melihat seorang gadis yang tak asing baginya “ana?” gadis yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh.
”ray kau dari mana saja, kenapa kau meninggalkan bibi sendirian disini?”
“aku barusan dari kantin rumah sakit untuk membeli makanan”
Ana pun mengangguk paham.
ngomong ngomong apa yang kau lakukan disini?”
“tentu saja untuk menjenguk bibi, kenapa sikap mu semakin dingin pada ku Rai?”
“ah tidak lupakan saja, ibu apa ibu sudah makan?”
Ibunya mengangguk Ray pun tersenyum
ibu harus cepat sembuh!”
“kata dokter ibu besok sudah boleh pulang” jawab ibunya
Raypun berjalan santai seakan tak menganggap ada keberadaan ana, ia duduk di sofa dan memainkan ponselnya, sesekali ia tersenyum karna mengingatkan kembali obrolannya dengan aleya tadi, senyuman aleya terus berada dipikiran nya, aleya dia sangat cantik dan manis rambut nya panjang dan sedikit coklat tetapi sangat tipis, kulit ny putih pucat, matanya sangat indah dengan bola mata yang berwarna coklat, bibir nya tipis terlihat kering dan pucat, tetapi tidak mengurangi kecantikan nya, semakin di ingat membuat Ray semakin tersenyum, hingga suara deheman seseorang menyadarkan nya.
kenapa kau senyum senyum sendiri?” tanya ana
“bukan urusanmu ana, sebaiknya kau pulang sebelum malam semakin larut, kau sudah menemui ibuku kan dan dia sudah membaik besok sudah boleh pulang”

Ana merasa sangat terpukul dengan ucapan Ray, bagaimana bisa seseorang yang dulunya sangat baik dan perhatian padanya selalu tersenyum hangat sekarang bersikap sangat dingin, seolah tak ingin melihat wajah nya lagi dan seakan tak ada hubungan apapun di antara mereka dulu, ya dulu sebelum ia menghancurkan hati Ray,
merasa kehadiran Nya mengganggu ana pun pamit pulang, Setelah ana keluar dari ruangan ibu Nya pun bertanya kepada Ray kenapa sikapnya sangat dingin kepada ana bukan kah ana kekasihnya?
kenapa tidak mengantar ana pulang? Apa kalian sedang bertengkar?”
“tidak ibu sebenernya aku dan ana sudah lama putus”
Ibunya sedikit terkejut, bukan kah mereka selalu terlihat baik baik saja, hubungan mereka juga sudah terjalin lama, bahkan ana sudah sering pergi ke rumahnya anggota keluarganya pun sudah tau semua, kalau mereka berdua pacaran, Ray juga sering pergi ke rumah ana, dan orang tua ana pun sudah tau hubungan mereka,
Ray pun sedikit malu, bagaimana tidak ia sudah mengenal kan ana kepada orang tuanya, bahkan orang tua mereka masing masing pun tidak keberatan dan sudah setuju dengan hubungan keduanya, setelah dikenalkan kepada keluarga Masing-masing hubungan keduanya malah berakhir bukan kah itu sangat miris.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang