Selamat Membaca!
Maura menutup wajahnya dengan buku menu sambil sesekali melirik ke arah meja pak Adam dan bu Rachel. Lebih menyebalkan lagi karena pak Adam hanya memasang wajah datar. Sekali lihat saja sudah jelas kalau itu bukan kencan. Bagaimana perasaan cinta bisa tumbuh jika hanya diam seperti itu. Tapi untungnya bu Rachel lebih aktif mengajak pak Adam bicara. Terlihat sekali jika Bu Rachel tertarik dengan pak Adam.
"Apa sih yang membuat bu Rachel tertarik sama pak Adam, mukanya datar begitu."sinis Maura lalu membenarkan letak kacamatanya.
Setengah jam berlalu membuat Maura hampir saja tertidur. Untung saja ia berusaha tetap terjaga untuk mengawasi kencan pak Adam dan Bu Rachel.
"Katanya tidak tertarik tapi malah ngobrol."gerutu Maura saat melihat pak Adam mulai mengobrol santai dengan Bu Rachel setelah tadi dalam kecanggungan.
Maura memutar bola matanya malas sambil beberapa kali mengumpat di dalam hati. Hatinya terasa panas dan akan meledak. Tadi ia kesal karena pak Adam bersikap cuek pada bu Rachel dan sekarang ia justru seperti orang kepanasan melihat keakraban keduanya.
"Ck! Dasar duda tua tidak tahu diri. Sudah punya pacar juga."dumel Maura kesal dan tanpa sadar justru mengakui statusnya sebagai kekasih sang dosen.
Karena jengah dengan pemandangan di depannya, Maura segera menghabiskan jusnya lalu berlalu dari sana dengan langkah pelan. Walau bagaimanapun ia tidak boleh terlihat oleh bu Rachel.
Brakk
"Dasar Duda. Sudah duda, tua lagi."omel Maura setelah menutup pintu mobil pak Adam dengan keras. Tadi pagi ia memang dijemput, katanya agar setelah menemui bu Rachel mereka bisa langsung pergi kencan. Tapi sekarang, Maura ragu jika pak Adam akan mengakhiri kencannya dengan Bu Rachel. Bisa jadi saat ini mereka sedang mengatur waktu untuk kencan kedua.
Sedang di dalam restoran, Adam terkekeh lucu saat gadisnya justru keluar dari restoran. Meskipun tak melihat wajah Maura tapi Adam yakin jika gadis yang sekarang menjadi kekasihnya itu sedang kesal.
"Pak Adam, bagaimana jika nanti kita makan siang bersama lagi. Maksudnya jika pak Adam ad__"
"Tidak. Dan maaf karena saya harus pergi."ucap Adam datar lalu segera beranjak dari kursinya. Dia sudah tak sabar untuk melihat wajah kesal kekasihnya.
Awalnya Adam memang tak ingin bicara apapun dengan Bu Rachel. Tapi melihat Maura terus saja mencuri pandang ke arahnya, Adam berinisiatif untuk mencoba bicara santai dengan bu Rachel. Dia hanya ingin tahu bagaimana reaksi Maura, apakah gadis itu senang atau mungkin malah cemburu?
Bukk
Adam memasuki mobil dengan setangkai bunga mawar ditangannya. Tadi dia sempat membelinya saat keluar dari restoran.
"Sudah kencannya?"sindir Maura membuat Adam terkekeh lalu memberikan bunga yang tadi dibelinya kepada Maura.
"Cemburu ya?"goda Adam membuat Maura mendengus.
"Cemburu? Kiamat kali ah."ucap Maura sinis membuat Adam tersenyum geli.
"Bunganya."ucap Adam mengisyaratkan Maura untuk menerima bunga darinya.
Maura menerimanya lalu menatap bunga itu datar."Kenapa cuma setangkai?"
Adam tersenyum lalu menyalakan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Duda Tua
Romance"Dasar anak durhaka. Gue sumpahin lo dapet jodoh duda tua." Kutukan itu? Apa kutukan dari mommy tirinya benar-benar akan terjadi? Apa ia akan benar-benar berjodoh dengan seorang duda tua? Ck! Maura sih tidak sudi. Tapi bagaimana kalau ada duda tua y...