pertemuan

21 2 2
                                    

"assalamu'alaikum" ucap mereka ketika memasuki ruangan ketua jurusan

"eeh erina,adiba, waalaikumussalam. Silahkan duduk"

"iya pak"

Baru juga mereka duduk, pintu ruangan itu bergerak menampilkan seseorang yang membukanya. Sekitar lima detik erina bertatapan dengan orang itu.

'astagfirullah' erina tersadar atas tindakannya barusan.  Tidak henti erina beristigfar karena telah lancang menatap yang bukan haknya.

"assalamu'alaikum" ucap lelaki itu lembut

"waalaikumussalam, eh afnan"

'oh namanya afhan' batin erina

'astagfirullah, mikir apa sih aku ini. Ampuni hambamu ini ya Allah' erina terus saja merutuki dirinya sendiri yang masih memikirkan lelaki dihadapannya itu

"kamu kenapa erina? " bisik adiba yang melihat gelagat aneh pada sahabatnya itu

"ngga kenapa-kenapa ko adiba" adiba hanya mengangguk-angguk mengiyakan perkataan erina

"erina, adiba, kenalin ini anak bapak"

"eh iya pak" jawab erina gugup

"afnan kenalin ini erina, dia mahasiswi yang abi sering ceritain ke kamu dan ini adiba. Erina ini mahasiswi yang paling pintar dijurusan ini, selain pintar dia juga soleha, hafizha lagi" puji ketua jurusan

Erina hanya bisa tersenyum menanggapi pernyataan berlebihan tentang dirinya, sedangkan afnan tersenyum simpul melihat gadis itu.

'cantik' batin afnan memuji

💞💞💞💞

Reina dan adiba berjalan kearah musholah yang dijurusan mereka, karena sudah masuk waktu sholat zuhur. Reina sangat bersyukur kalah mendengar azan zuhur, hingga dirinya dan adiba bisa keluar dari ruangan pak amran (ketua jurusan mereka).

Berlama-lama disana membuat dirinya tidak nyaman apalagi ada afnan disana. Sungguh tidak baik buat mata hatinya.

'ya Allah jauhkanlah hamba dari rasa yang belum sepantasnya' erina terus berdoa sepanjang jalan.

Dirinya bukan seseorang yang gampang menyukai seorang lelaki, apalagi hanya dengan pertemuan tidak sengaja.

"astagfirullah" lagi-lagi erina beristigfar karna telah memikirkan afnan

"kenapa ri? " tanya adiba

"ngga kenapa-kenap ko adiba"

"eh ri anak pak amran tampan yah"

"hah? "

"emang kamu ngga liat, dia itu tampan, mempesona dan berkharisma"

"istigfar adiba"

"hah, kenapa? "

"kamu udah zina mata tadi"

"tapi ri, anaknya pak amran emang tampan"

"udah-udah ngapain ngomongin anak orang sih"

"yah erina, sekali-sekali kita ngomongin ikhwan ke"

"hush kamu ini, ngomongin orang itu ngga boleh apalagi sampe ngomongin ikhwan yang belum halal buat kita"

"tapi ri---"

"udah ah, aku duluan ambil wudhunya"

Erina meninggalkan adiba yang cemberut di depan musholah, kalau tidak seperti itu adiba tidak akan pernah berhenti bercerita tentang afnan. Tidak lama adiba menyusul erina mengambil wudhu. Kedua berwudhu dengan sangat khusyuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Tulus ErinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang