Pagi yang cerah di hari senin adalah pagi yang paling dibenci oleh seluruh siswa SMA Pancasila. Seluruh siswa terpaksa baris di lapangan mengikuti perintah Pa Yanto, yang tak lain adalah guru killer yang ada di SMA Pancasila ini.
Upacara dimulai seperti biasa, namun di tengah-tengah amanat yang sedang diberikan oleh bu Siska, terjadi kericuhan di barisan kelas XI IPS 3. Upacara terpaksa diberhentikan saat itu juga, banyak siswa SMA Pancasila yang merasa bersyukur atas terjadinya kericuhan yang terjadi. Bukan tanpa alasan, Upacara kali ini sangatah melelahkan, selain karna cuacanya yang sangat cerah, amanat yang diberika Bu Sisa juga sangat panjang dan membuat ngantuk hampir seluruh siswa yang ikut upacara saat itu, sudah macam di dongengkan oleh ibu peri.
Seluruh siswa menghabiskan waktu upacara yang tersisa di kantin. Namun tidak bagi kedua siswa yang melakukan kericuhan saat upacara tadi, kini mereka berada di ruang guru, menatap ruangan serba putih itu dengan tatapan santay seolah mereka berdua tidak melakukan kesalaha apa apa.
"Apa apaan kalian ini, kalian tau apa yang kalian lakukan tadi?" Tanya seorang pria paruh baya dengan tatapan yang sangat menyeramkan.
"Samudra duluan pak, dia ngebuang permen karet di muka saya. di kira muka saya ini tong sampah kali." Ucap seorang perempuan berambut sebahu yang menjadi salah satu tersangka dalam kejadian kericuhan saat upacara tadi.
"Mirip sih dikit." Saut seorang pria yang juga ikut menjadi tersangka atas kejadian kerusuhan tadi.
Karena merasa kesal, Cleisya melayangka sebuah pukulan kecil yang mendarat sempurna di bahu sasarannya.
Samudra, yang menjadi sasaran pukulan yang di layangkan Cleisya merasa sedikit kesakitan, dan memasang raut wajah yang sedikit menyeramkan.
"Tuh kan pak, saya di pukul. Jadi bapa tau lah ya siapa yang sebenernya salah."
Tak terima dengan pembelaan yang di berikan Samudra , Cleisya kembali melayangkan pukulanyang kali ini sedikit bertenaga.
Perdebatan pun terjadi, tidak ada yang mau mengalah dan disalahkan. Pa Yanto pun kewalahan untuk memisahkan keduanya.
Saat keduanya mereda, pa Yanto dengan segera memberikan hukuman terhadap keduanya. Membersihkan toilet kelas 12 adalah hukuman yang mereka dapatkan, jangan diragukan lagi betapa jorok dan kotornya toilet kelas 12 ini.
" Bukan main ni hukuman, rencana lo gila si Sya."
" Gue juga ga nyangka kalo ini bakal jadi seheboh ini."
***
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, kantin pun kini mulai menjelma menjadi pasar tradisional yang tengah ramai pengunjung. Kondisi yang ramai, ricuh dan sesak ini terkadang membuat salah satu dari mereka memutuskan untuk pergi ke kantin saat mepet bel masuk kelas.
Ditengah kericuhan yang terjadi terlihat sekelompok siswa kelas 11 dan 12 yang terlihat seperti segerombol preman yang ingin mencari mangsa, tapi bedanya preman ini tidak terlihat sangar, malah terlihat sangat mempesona.
" Misi gais. orang orang ganteng mau lewat." Ucap salah satu lelaki yang ada di gerombolan itu.
Jumlah mereka yang cukup banyak dan wajah mereka yang di atas rata rata membuat mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin. Pojok kantin adalah tempat mereka biasa berkumpul di sekolah.
Blackman, perkumpulan para siswa kelas 11 dan 12 yang selalu membuat heboh ketika sedang berkumpul. Dan merka adalah segerombol siswa yang tadi berhasil mencuri perhatian seisi kantin. Anggota mereka lumayan banyak, awalnya blackman hanya memiliki 3 anggota yang terdiri dari Chiko, Adnan dan Langit, saat itu mereka iseng membentuk sebuah perkumpulan untuk mengerjai guru magang yang ganjen di sekolah mereka, kini ketiga orang itu sudah kelas 12, karna mereka merasa membutuhkan penerus untuk menjaga sekolah tercinta mereka, akhirnya merea memutuskan untuk mencari bibit bibit unggul yang terdiri dari kelas 11, dan mereka berniat untuk meneruskan perkumpulan ini hingga mereka lulus nanti. Itulah sedikit tentang Blackman.
" Sya ga kebagian tempat duduk nih, gimana dong?" Merasa Lelah dengan hukuman yang di berikan pak Yanto, Samudra dan Cleisya memutuskan untuk segera pergi ke kantin. Namun naas, sesampainya mereka di kantin, mereka sudah kehabisan tempat duduk.
" Itu di pojok ada." Ucap Cleisya, seraya menunjuk meja kosong yang ada di pojok.
"Jangan deh."
Setelah mengucap kalimat itu, Samudra langsung menarik lengan Cleisya dan membawanya ke suatu tempat yang luamayn sepi. Cleisya terpaksa mengikuti Samudra karna cekalan tangan Samudra sangatlah kuat. Dan sesampainya mereka di tempat itu, Samudra langsung menyuruh Cleisya untuk duduk.
Cleisya yang pasrah saja atas apa yang di lakukan oleh temannya itu, ia hanya bisa terdiam dan menatap dengan bingung. Keadaan Cleisya semakin di tambah bingung, karna setelah menyuruhnya duduk, Samudra langsung pergi begitu saja tanpa ada sepatah kata yang diucapkan. Cleisya rasanya ingin mengejar namun tubuhnya menolak, rasa cape yang menghinggap di dirinya membuat ia ingin berdiam diri disana.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya yang ditunggu datang juga. Samudra datang dengan membawa dua botol air mineral dan dua bungkus cimol kesukaannya.
"Maaf ya lama, tadi cimolnya ngantri Panjangggg banget." Begitu tuturnya. "Ohiya ini gue bawa cimol, lo harus coba, ini cimol paling enak sedunia."
"Tadinya mau marah marah, tapi ga jadi lah, takut ga di kasih cimolnya." Dengan cepat Cleisya mengambil cimol dan air mineral yang ada di tangan Samudra.
Mereka terlalu asik bercanda sambil memakan cimol hingga lupa bahwa jam istrirahat sebentar lagi akan berakhir. Dengan segera Samudra mengajak Cleisya untuk kembali ketoilet kelas 12 untuk melanjutkan hukuman yang sempat tertunda karna kondisi perut mereka yang membutuhkan asupan energi. Samudra ingin cepat cepat menyelesaikan hukumannya karna ia ingin bisa segera masuk ke kelas dan kembali belajar.
Bertolak belakang dengan Samudra, Cleisya malah tidak ingin melanjutkan hukumannya dan ia juga enggan untuk kembali ke kelas karena kondisi bajunya yang sudah lusuh dan bau toilet ditambah lagi otaknya yang sudah Lelah dan malas untuk berfikir tentang pelajaran.
Ide jahil di fikiran Cleisya pun muncul. " Sam, bolos aja yu? cape banget tau."
Samudra yang tengah minum tiba tiba tersedak ketika mendengar ucapan Cleisya.
" Lo ngajakin gue? duhh ngga deh ini aja kita udah ketinggalan 2 pelajaran, trus apa kata guru guru nanti kalo seorang Samudra bolos? bisa rusak reputasi gue." Jawab Samudra. " Lo baru 3 hari loh sya sekolah disini dan lo udah bikin kekacauan pas upacara sampe akhirnya kita di hokum trus sekarang, hukumannya belum kelar lu mau ngajakin bolos."
Cleisya memutar bola matanya dengan malas, kata Samudra ada benarnya juga, ia baru 3 hari sekolah disini namun ia sudah membuat kericuhan. Namun rasa cape yang menjalar di seluruh tubuhnya membuat ia tidak perduli aan hal tersebut.
" Yaudah kalo lo lebih milih ngelanjutin hukuman trus balik ke kelas. Di kasih yang enak ko ga mau."
Cleisya berdiri dan bergegas meinggalkan Samudra yang masih tidak menyangka atas apa yang terjadi.
" Ohiya, gue minta lo tutup mulut."
Samudra masih terdiam dengan posisi yang sama, ia meratapi punggung cewe berambut sebahu itu yang perlahan mulai menjauh.
" Gila beneran ni cewe."
***
Ini cerita pertama saya, maafin aja kalo ada salah kata.
saying kalian
YOU ARE READING
Tentang Kamu
Novela JuvenilPerpisahan diciptakan bukan untuk mengasingkan dua orang yang dulu saling sayang dan saling berjuang. Perpisahan diciptakan untuk saling mendewasakan dan membuat kita (Aku dan Kamu) merasakan apa sebenarnya arti kerinduan. "dia baik, dia ramah, dia...