Hujan dua malam yang lalu kau kebasahan
Kemarau dua bulan yang lalu kau kegerahan
Rindu pada dua gadismu di masa lalu, kau kesakitanTerus menerus menangis dalam sesal
Mengeluh, berteriak, hatimu seperti kena rudal
Kau mengerang dengan segala pedihmu yang berjejalMau seperti itu teruskah?
Tak bosan?
Tak lelah?Padahal aku mengintipmu dari balik pintu
Menunggu kobaran emosimu membiru
Menanti tenang menyelimuti sekujur tubuhmuAku ingin merengkuhmu
Sekali, dua kali, selamanya
Tapi aku takut kau tidak sukaJauza,
Menengoklah ke sampingmu
Tenangkan hatimu dan terimalah cintaku***