Fokus, Jangan Melamun.

3.8K 566 73
                                    

"Duh penganten baru, mau kemana malem-malem?"

Rose menolehkan kepala ke arah Mama Jung yang menyapanya dari balik jeruji bes—pagar besi rumah. Ia berjalan 6 langkah ke depan dan meninggalkan Taehyung yang berusaha mengeluarkan motor dari garasi.

"Jalan-jalan dong, Mama Jung. Masih terlalu sore kalo mau dibuat tidur," jawab Rose jenaka sambil memasang helm-nya asal-asalan.
"Mama Jung mau nitip beli apa gitu?"

"Engga, kalo dikasih oleh-oleh mah Mama Jung bakal terima," kikik Mama Jung lalu mengendikkan dagu sambil berkata, "Itu si Taehyung udah siap di atas motor. Sana pergi, hati-hati mbak!"

Setelah Rose berpamitan dan menghampiri Taehyung yang lagi manasin lalu berkaca di spion. Kali-kali ada bedak yang nggak rata di pipi, malu dong ah dikira nggak bisa makeup-an.
"Kancingin dulu helm-mu, bahaya kalo ga dikancingin."

Rose menganggukkan kepala lalu mencari sabuk helm sebelah kiri yang terselip di dekat telinganya. Duh dasar helm tua! Sulit banget nyambungin sabuk helmn gara-gara besi pengencangnya karatan, dan juga agak nggak simetris gara-gara lama terkena tekanan benda berat yang tak tahu itu apa.

Rose berdecak. Sulit bener sih ini!

Kayaknya Rose harus membeli helm baru yang bagus, bukan dari hadiah sepeda motor begini. Pembelian helm baru semata-mata bukan hanya karena helm Rose yang sekarang tidak berfungsi sebagai mestinya, tapi juga agar ia tak kalah dengan helm milik Taehyung. Sang suami itu hobinya touring pakai motor, nanti kalau sewaktu-waktu Rose diajak maka ia takkan malu dan cenderung menyombongkan diri akibat helm baru.

Tipikal Rose sekali.

"Gimana mau masuk orang nggak di-pas-in sama pengucinya?" Ctak! "Nah, selesai. Ayo."

Taehyung menjalankan sepeda motor tepat setelah Rose menaikinya. Rose tak pernah menyangka dengan situasi sekarang, jujur saja. Mereka bertetangga, beda dua tahun usia. Dulu sampai sd teman main bersama dengan adik-mbak-mas Bougenvil squad, lalu menjadi orang asing hingga setengah tahun kemarin. Orang asing dalam artian, memang benar-benar orang asing kecuali sapaan Rose kepada Taehyung setiap kali bertemu dan meski hanya dibalas anggukan.

Taehyung kecil dulu cerewet dan sangat aktif, err— juga ganjen. Dia paling suka menjadi perhatian dan warna favoritnya adalah ungu. Meski Rose orangnya supel dan banyak makan—dulu, tapi tak ada yang mengalahkan pesona Taehyung karena lelaki itu biang usil. Pas sd juga Taehyung sudah kenal sama yang namanya cewek cantik. Beberapa kali dengan seenak jidat mengklaim perempuan cantik di sd mereka adalah kekasihnya. Hal itu sering disombongkan pada Rose yang hanya iya-iya saja karena bingung mau menjawab apa.

Dunia Taehyung terlalu dewasa menurut Rose yang hobinya menghabiskan mie sedap dua bungkus sekali makan. Rose dan Taehyung begitu talkative hingga smp kelas tujuh.

Taehyung smp, Rose masih sd kelas lima. Dunia bermain mereka menjadi berbeda. Yang dulu dekat, menjadi agak renggang. Dulu bermain bersama—dengan anak bougenvil squad juga sih— lalu tidak karena menyisakan Rose bermain dengan yang lain tapi seusia. Taehyung sudah di luar jangkauan.

Dulunya saling bercerita pengalaman, berubah jadi hanya sapaan. Dan seiring berjalannya waktu, mereka hanya saling melirik meskipun berada di ruang yang sama.

Dunia perkuliahan membuat Rose menjadi pribadi yang energik— tapi supel jua. Ia terbiasa menyapa setiap orang yang dikenal. Bisa dibayangkan jika setiap orang Bougenvil ada di depan rumah, sapaan berubah menjadi mengabsen nama mereka satu per satu agar semua terasa adil dan tak iri—begitu kata Rose kalau ditanya mengapa semua orang suka ia sapa. Karena hal ini pula yang membuat Rose tak sengaja menyapa Taehyung—menyapa saja sih, bukan basa-basi.

Rose minder duluan mau menyapa Taehyung, lelaki itu menjadi tampan kebangetan—tak burik macam sd dulu karena kebanyakan main layangan— dan sukses. Masih muda tapi usaha ternaknya gede.

Padahal dulu nggak saling nyapa, kenapa sekarang jadi suami-istri sih?

Kalau ini kayaknya bakal dijawab di part depan, kalau si author nggak lupa.

"Aduh!" keluh Rose yang helm-nya terantuk helm Taehyung saat melewati polisi tidur. Nggak sakit sih sebenarnya karena hanya helm yang beradu, tapi si Rose reflek aja gitu mulutnya. Dia mudah kaget ke setiap kejadian yang harusnya tak bisa bikin terkejut. Dan ujungnya macam latah yang dibuat-buat. Latah lebay.

"Fokus, jangan melamun."

"HAAAHH??!!" Rose tak mendengar karena deru suara motor bebek yang menyalip mereka terlalu keras

"Jangan melamun!"

"APAHHHH?!!!"

Rose terkejut saat tangan kiri sang suami menarik tangannya lalu memasukkan ke dalam jaket yang dipakai. Lalu di dalam sana, tangannya di genggam  sambil diusap perlahan menggunakan jari jempol milik Taehyung.

Rose nge-blush—jelas, dan sepanjang perjalanan ia hanya melongo bingung. Tanpa sadar, akibat hal tersebut membangunkan salah satu sarafnya yang telah mati suri lama dan bulu halus di leher serta lengannya ikut berdiri juga. Hormon manusia dewasa memang merepotkan, untungnya Rose hidup dengan segala ketidakpekaan untuk tubih sendiri.

***
piye gaess

BA BOO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang