14 Februari 2020 ini adalah Valentine tahun ke tujuhku sebagai Yurei, dan seharusnya hari ini aku bisa terlepas dari belenggu sang malaikat hitam yang biasa disebut Kuroi Tenshi.
Apa kalian tahu apa itu Yurei? Akan kuberi tahu sedikit. Yurei adalah jiwa penasaran yang berkeliaran di dunia manusia, di mana seharusnya roh manusia setelah mati akan dikirim ke surga atau neraka, namun karena penyesalan di dunia belum terhapuskan jiwa itu akan terus bergentayangan sampai penyesalan itu terhapuskan.
Aku ingin bercerita kenapa aku menjadi Yurei.
Namaku Aoi Sora, mereka memanggilku Aoi-chan. Tujuh tahun yang lalu aku adalah gadis SMA yang aktif, cantik, pintar, populer dan banyak teman, keberadaanku selalu membuat orang lain merasa bahagia persis seperti namaku yang berarti langit biru. Kalian tidak perlu berbohong, pasti kalian akan merasa lebih baik jika menatap langit biru bukan?Sayangnya anugerah berupa kecantikan, kekayaan dan gelar, hal yang diidamkan banyak orang itu tak menjamin hidupku akan panjang. Aku didiagnosis kanker otak, tepat di lobus temporal. Aku masih punya kesempatan untuk hidup jika memilih operasi saat itu, tapi resiko yang akan aku dapat adalah kehilangan seluruh ingatanku.
"Aoi...Ibu mohon kita lakukan operasinya." Wanita berlipstik burgundy dan tampak berkelas yang biasa kusebut ibu itu menangis, memohon di sampingku yang terbaring lemah dengan beberapa peralatan medis sebagai penyokong hidupku saat itu.
Tidak. Aku menolaknya. Alasanku satu-satunya adalah Ryuuki Kagawa. Pemuda polos berkacamata tebal yang sama sekali tidak populer dan istimewa di mata siapapun di sekolah elit itu. Namun sayangnya dia adalah sahabatku yang paling berharga, bahkan lebih berharga dari Ayah dan Ibu yang merupakan seorang artis terkenal serta bisnisman yang tidak pernah punya waktu untuk bercengkrama denganku. Apa aku membenci mereka? Entahlah.
Kenangan indahku hanya dipenuhi oleh Ryuuki, dan aku tidak ingin membuang ingatan berharga ini demi apapun bahkan hidupku. Sampai matipun aku tidak akan menyesal dan tetap akan membawa ingatan ini. Hingga suatu saat aku tersadar perasaanku padanya tidak hanya sekedar persahabatan antar pemuda dan gadis remaja, iya aku menyukai Ryuuki lebih dari apapun. Tapi aku memilih menyukainya diam-diam, tidak ingin membuat Ryuuki merasa tidak nyaman dengan perasaanku.
"Aoi! Aoi bangun naaak!!"
Hari itu tiba, di mana dokter tidak bisa menyelamatkanku. Aku masih bisa mendengar kedua orang tuaku menangis seperti orang gila, tapi siapa peduli? Sepertinya aku lebih bahagia sekarang membawa semua kenangan sampai akhir. Tapi ternyata aku masih punya satu penyesalan. Ryuuki... aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku pada Ryuuki, dan sayangnya kini sudah terlambat.
Saat ragaku yang kaku dibawa pergi, aku hanya bisa menangis menyesal, kemudian berharap waktu bisa terulang kembali. Aku terus menangis selama berhari-hari sampai tak ingat lagi apa yang sedang aku tangisi, bahkan aku tidak tahu lagi harus ke mana.
Tak lama terdengar suara lembut memanggil namaku disertai kemunculannya yang tiba-tiba. Seorang wanita cantik berpakaian serba hitam dan sedikit menunjukan mulusnya kulit dan lekukan tubuh dewasanya yang indah. Bulu matanya lentik dengan kornea merah menatapku tajam. Makhluk itu terlihat begitu kuat dengan sentuhan sayap hitam besar mengembang di balik punggungnya yang ramping. Dan dia menyebut dirinya Kuroi Tenshi.
Makhluk itu menawarkanku sebuah tawaran menarik, ia menjanjikanku hidup kembali selama satu hari untuk menuntaskan urusanku di dunia. Ia juga berjanji akan mengantarkanku ke surga. Meski sesungguhnya aku tidak tau lagi apa yang sebenarnya menjadi penyesalanku, aku menerimanya karena merasa harus menyelesaikan sesuatu di dunia.
"Awasi anak manusia yang telah mengabdikan dirinya untukku. Jerumuskan lebih dalam, dan pastikan dia tetap setia kepadaku." Suara yang keluar dari bibir merahnya tak lagi lembut, namun terdengar begitu tegas dan mengintimidasi hingga aku hanya mengangguk patuh.
Aku pun menerima kontrak dan tugas dengan kalung berbentuk gembok melingkar di leherku, di mana kuncinya ada pada manusia yang akan aku awasi. Kelak ingatkanku perlahan akan segera kembali seiring dengan jiwa manusia yang mengabdikan hidup pada Kuroi tenshi jatuh semakin dalam. Lalu gembok itu pun akan terbuka setelah jiwa manusia telah dikuasai sepenuhnya olehnya.
Selama bertugas aku tidak boleh ikut campur kedalam urusan manusia dan dunia, tidak boleh mempunyai rasa belas kasih atau yang lebih fatal adalah jatuh cinta pada manusia itu sendiri. Resikonya jiwaku akan hancur tanpa pernah sampai ke surga.Setelah tujuh tahun berlalu aku masih di sini, mendampingi manusia yang kini telah jatuh terlalu dalam di dalam kegelapan. Aku mengawasinya, membisikinya, dan menikmati setiap pergerakan tak manusiawinya.
Siapa sangka pemuda cerdas yang matanya teduh menenangkan bergelar dokter itu dengan jemari lentiknya merobek perut wanita muda tanpa bius, tanpa ragu tak peduli dengan jeritan yang seolah ingin segera dibunuh saja. Pemuda itu hanya tersenyum mengerikan, senyum yang tidak pernah ditunjukan pada siapapun.
KEJAM
"Ihihihihihi..." Aku tertawa melihatnya, melihat wajahnya yang penuh keringat namun terlihat menikmati kegiatan itu. Tapi...bayangan akan sesuatu tiba-tiba menghapus tawaku. Semakin dalam aku menatap pemuda itu dadaku terasa sesak, mataku membulat disertai air mata yang meleleh hangat di pipiku. Aku menyadarinya...aku menyadarinya. Dia...dia adalah seseorang yang berharga bagiku di masa lalu.
Dia Ryuuki Kagawa.
"Ah!" Kedua telapak tanganku menutup mulutku rapat-rapat, air mataku mengalir kian deras. Untuk pertama kalinya dalam waktu 7 tahun aku...aku merasa sangat sedih.
Seharusnya aku bahagia melihatnya dengan seragam dokter seperti yang ia cita-citakan dulu. Namun aku hanya bisa menangis dan membenci diriku sendiri. Apa yang telah aku lakukan pada Ryuukiku!!
Bahkan dia bukan Ryuuki yang polos lagi, ia berubah menjadi monster pembunuh, dan aku...aku membujuk untuk melakukannya! Dan aku pun menikmati detik demi detik saat dia menghilangkan ratusan nyawa tak berdosa.
Dia telah bersekutu dengan Kuroi tenshi, kontraknya berisi tentang penyerahan 666 jantung manusia yang terlahir di 14 Februari. Dan seingatku Ryuuki menjual jiwanya untuk menghidupkan seseorang. Dan orang itu...adalah aku!
'Treng teng teng'
Suara dentingan pisau bedah penuh darah yang sengaja dilempar ke lantai keramik beserta geraman frustasi menyadarkanku.
Ryuuki mencengkeram rambut yang biasanya rapi hingga tercabut beberapa helai dari kulit kepalanya. Aku tau...ia sedang kesulitan menemukan korban terakhirnya. Orang ke 666.
"Khhh!! Aaooii!! Maafkan aku Aoi! Aku menyukaimu Aoi!"
Kuroi tenshi pun datang di tengah-tengah kerumitan ini untuk menagih janji. Karena Ryuuki lahir 14 Februari Iblis itu akan menjadikannya Jiwa yang ke-666 karena tidak mampu memenuhi kontraknya.
Dan sekarang akupun tidak bisa menahan perasaanku, aku telah melanggar kontrakku, aku masih sangat mencintai Ryuuki. Bahkan aku tidak bisa berhenti menangis saat malaikat jahat itu menancapkan kuku-kuku tajamnya mencekik leher Ryuuki dan mengangkat tubuh itu tinggi-tinggi dengan satu lengannya.
"Hentikan!!!" Jeritku marah. Namun sang malaikat membalasku dengan tatapan jahatnya.
Ah! kalung ini mencekikku, aku tidak bisa bernapas. Sekuat apapun aku ingin melepasnya ikatan ini semakin kuat melemahkanku hingga aku tak bisa lagi bergerak. Bahkan kakiku mulai lemas, lalu perlahan menjadi debu yang beterbangan tak berarti.
"Hentikan! Ini tidak benar!" Andai aku bisa mengatakannya, namun suaraku tercekat sakit.
Semua telah terlambat. Kita telah dijebak oleh malaikat hitam dan tidak ada jalan keluar lagi!
Kini tubuhku benar-benar sudah hilang, bahkan mulutku telah menjadi debu, namun aku masih punya mata yang melihat betapa tersiksanya Ryuuki yang berusaha melepaskan diri.
Ah...bahkan mataku pun mulai kabur saat melihat kedua kaki Ryuuki melemah tak lagi berontak hingga aku pun lenyap tak tersisa.
Lalu...
Apakah perasaanku tidak akan pernah sampai pada Ryuuki?
#END#
