"Kamu tau nggak berapa jarak dari Matahari ke Neptunus?" tanya gadis berambut hitam panjang pada laki-laki yang saat ini tepat berada di sampingnya.
Kini mereka berdua sedang duduk di atas gunung untuk menyaksikan matahari terbenam. Menurut Riri, tempat ini adalah tempat terbaik untuk menghabiskan waktu bersama Nep.
"Nggak,"
"Jarak dari Matahari ke Neptunus itu sekitar empat juta empat ratus lima puluh kilometer, jauh banget kan?"
"Terus?"
"Iya aku pikir jarak dari Matahari ke Neptunus itu jarak paling jauh, ternyata ada jarak yang paling jauh selain mereka,"
"Tentang apa? Neptunus itu planet paling jauh dari Matahari, jadi nggak mungkin kalo ada hal lain yang bisa ngalahin jarak keduanya, Ri." jelas lelaki bermata hazel itu menatapnya.
"Ada jarak terjauh selain mereka, Nep." Riri menatapnya balik dengan ucapan yang begitu meyakinkan.
"Iya tentang apa? Antariksa lagi?"
Matahari menggeleng pelan, "Bukan."
"Apa?"
"Antar kita."
Neptunus kembali menatap Matahari dengan mengernyitkan dahinya.
"Maksudnya?"
"Iya, jarak yang terjauh itu bukan tentang Antariksa. Tapi tentang antar kita."
Riri menghentikan ucapannya, lalu tatapan matanya beralih untuk menatap matahari yang kini butuh beberapa menit lagi untuk terbenam.
"Walaupun terikat dalam satu ikatan, tapi kita nggak pernah beriringan,"
"Walaupun kita berjalan berdampingan tapi nggak pernah bergandeng tangan,"
"Dan emang bener, apapun alasannya kalau bukan aku yang kamu mau, kita nggak pernah bisa bersatu."
"Bukan nggak bisa bersatu, tapi kita butuh waktu."
"Terus, dua belas tahun itu belum cukup buat kamu?"
Matahari menatap Neptunus yang kini sedang memejamkan matanya, merasakan hembusan angin sore yang begitu menyejukkan. Laki-laki di sampingnya ini benar-benar membuat Matahari tahu bahwa cinta itu memang butuh perjuangan yang sangat panjang.
"Harusnya sih cukup, tapi menurut gue nggak, Ri."
"Nggak cukup?" Riri mengulang dua kata itu dengan lirih.
"Karena mengenal itu bukan tentang berapa lama, tapi tentang bagaimana kita menyikapinya."
"Lagian kalo kita cocok, obrolan kita nyambung, frekuensi kita sama, gue yakin kita bisa beriringan. Tapi nggak sekarang." sambungnya begitu lengkap. Matahari menggeleng pelan, baru kali ini ia mendengar Neptunus berbicara sepanjang itu.
"Jadi intinya kamu nolak aku lagi?"
"Bukan nolak, tapi belum bisa nerima."
"Apa bedanya?" keluh Riri kesal.
Neptunus menoleh pada Matahari sekilas dan mengedikkan kedua bahunya.
"Emang susah kalo beda perasaan."
***
SELAMAT DATANG DAN SEMOGA SUKA🥰
JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN SELALU DITUNGGU!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction"bersama tapi tak beriringan" Empat kata itulah yang cocok bagi Neptunus dan juga Matahari. Sepasang kekasih yang tak pernah beriringan karena memang beda perasaan. Tapi akan kah waktu bisa membuat keduanya bersama? Atau tetap terpisah layaknya telu...