Empat

21.9K 1.3K 15
                                    

'Takdir memang tidak bisa di tolak. Bahkan kita yang baru saja bertemu, bisa langsung berjodoh. Shit.'

🍥 🍥 🍥

[Rencana orang tua]

Tok Tok Tok

"Mauraa?"

Panggil seorang wanita paruh baya itu.

Ckrek

Munculah Maura dari balik pintu yang masih mengenakan piyamanya. "Apa, Ma?"

"Mandi, abis itu sarapan. Kita mau kedatangan tamu,"

"Tamu? Terus apa urusannya sama Maura? Paling, tamu Mama'kan?" Tanya Maura menautkan alisnya heran.

"Bisa gak nurut aja sama Mama?" Tukasnya membuat Maura mendengus. "Iya-iya,"

₩₩₩

Hari ini Maura hanya mengenakan dress sederhana ala rumahan. Ya memang hari ini ia hanya ingin bersantai di kamarnya.

Tapi tadi Clarissa bilang ia di suruh menyambut tamu yang akan datang. Maura harap tidak akan lama. Karna Maura ingin bersantai di hari Minggu ini.

Maura menuruni anak tangga saat mendengar suara tamu yang di sebutkan Clarissa tadi. Sepertinya mereka sudah sampai.

Maura melihat seorang pria dan wanita paruh baya yang gadis itu kenal. "Loh, itu kan Tante Nayla sama Om Sean?" Maura langsung mempercepat langkahnya menghampiri mereka.

"Tanteee Naylaaaa!!!" Maura langsung berlari ke dalam pelukan Nayla. Nayla menyambutnya senang. "Aduh anak Tante cantik banget hari ini,"

Clarissa dan Sean tersenyum melihat keakraban dua orang itu.

Maura melepas pelukan mereka, "Halo, Om Sean?" Sapanya pada Sean yang Sean sahuti senyumnya. "Halo juga, cantik."

"Oh iya, tumbenan Tante sama Om main ke sini tapi Mama sampe seserius itu ngomongin kedatengan kalian?" Tanya Maura heran.

"Duduk dulu deh yuk," ajak Clarissa yang langsung duduk mendahului dan di ikuti yang lain.

Tiba-tiba asisten rumah tangga mereka datang dengan membawa air dan berbagai cemilan.

"Jadi gimana nih, Jeng?" Tanya Nayla sambil menyeruput jus jeruk yang barusan ditawari oleh Clarissa.

Kenzo yang baru saja datang dari atas langsung bersalaman dengan Nayla dan langsung berbincang dengan Sean.

"Ya jadi dong. Pokoknya besok pertunangannya gak boleh batal," ujar Clarissa yakin yang berhasil membuat semua tercengang kecuali Nayla.

Bagaimana bisa dua ibu-ibu itu membuat kesepakatan tanpa meminta usul yang lain? Dan apa katanya, acara pertunangan besok? Benar-benar hebat.

"Kamu yakin, Sa? Secepat itu?" Tanya Kenzo pada istrinya itu.

Maura terbelalak bukan main. Ini yang mau menikah dirinya'kan?

"Assalamualaikum," tiba-tiba seorang pria yang sangat Maura kenali datang.

Ia menyalami tangan para orang tua, barulah ia duduk.

"Astaga, ini Farrel? Udah besar sekali, ganteng banget lagi. Tante sampe gak ngenalin deh beneran," puji Clarissa yang tengah memperhatikan Farrel dari atas hingga bawah. Yang di perhatikan tersenyum ramah. "Makasih, Tante,"

Maura mendecih melihat senyum itu. Pencitraan, batinnya.

Tak sengaja Farrel melirik seorang gadis yang tengah mendelik padanya. Farrel benar-benar terkejut melihat wanita yang baru saja bermasalah dengannya ternyata adalah anak dari sahabat baik orang tuanya? Bisa gila Farrel.

Ya, memang sejak dulu, Farrel dan Maura tak pernah bertemu. Saat smp, Maura keluar negri. Dan saat Maura sudah kembali ke Indonesia, malah Farrel yang bergantian keluar negri. Jadi barulah mereka bertemu sekarang. Dan gilanya, langsung di jodohkan. Benar-benar spektakuler rencana para ibu-ibu.

"Gimana kabar kamu, Rel? Udah bisa maen basket?" Tanya Kenzo sambil terkekeh. Ya, memang dulu saat kecil, Farrel selalu datang ke sini untuk di ajarkan bermain basket oleh Kenzo.

"Udah jago dong, Om." Pamer Farrel yang memang kenyataan.

Di sisi lain, Maura mendecih. "Bullshit," gumamnya pelan, tapi ternyata di dengar oleh yang lain.

Kenzo langsung melirik putrinya itu. "Oh iya, Maura. Kamu kenalan dulu gih sama Farrel. Gimana pun, kalian harus saling kenal walaupun ini terlalu cepat," ujar Kenzo yang berhasil membuat Farrel heran dengan maksud pria paruh baya itu. Sedangkan Maura malah mendengus malas.

"Maksud, Om, apa ya? Farrel gak ngerti," tanya Farrel benar-benar penasaran.

"Loh? Kamu belum kasih tau, Nay?" Tanya Clarissa pada Nayla.

Nayla menggeleng. "Hehe, belum. Kasih tau sekarang aja, Jeng."

Clarissa menghela nafasnya sebelum menjelaskan. "Farrel, kamu akan kami jodohkan dengan Maura. Dan besok adalah pertunangan kalian," ujar wanita paruh baya itu to the poin.

Farrel tercengang bukan main. Tapi lalu ia terkekeh. "Farrel gak ngerti maksud kalian,"

"Farrel, please ya ikutin apa kata Mami.." kalau Maminya sudah memohon seperti itu bagaimana Farrel bisa menolak, shit!

Sebrengsek-brengseknya Farrel, pria itu paling menurut pada ibunya. Apalagi Nayla memiliki jantung yang lemah. Farrel tidak tahu apa yang akan terjadi bila ia membuat Maminya itu kecewa.

Farrel menghela nafasnya berat. Kalau sudah begitu, Nayla yakin sekali putranya itu mau tak mau setuju. Bagaimana pun, Nayla rasa ini yang terbaik. Mengingat betapa inginnya Nayla melihat putranya itu bahagia. Nayla tak bisa terus-terusan melihat Farrel terus terjebak dalam percintaan masa lalunya yang jelas-jelas membuat putranya itu menjadi menyedihkan. Farrel harus memiliki percintaan yang baru.

"Tetep aja, Tante, Ma, ini gak relevan. Masa cepet banget besok udah tunangan? Perjodohan Siti Nurbaya aja gak secepet ini.." Maura menghela nafasnya kasar.

"Maura, keputusan Mama udah bulat." Ujar Clarissa yang benar-benar membuat Maura bungkam. Bahkan Kenzo tak bisa berkata lagi bila istrinya sudah begitu.

Maura melirik Farrel yang juga tengah menatapnya seakan menilai dirinya. Ganteng sih. Tapi mana bisa gue hidup sama cowok songong kayak dia?!

Farrel membuang wajahnya tiba-tiba membuat Maura terkejut sekaligus kesal.

Tuhkan songong, ih!

₩₩₩

Akan menuju ke keseruan cerita, guys!!

Yuk ah rajin vote biar aku semangat next😍

The Troublemaker WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang