♣ 6

27.5K 1.2K 48
                                    

Selamat Membaca!

Tiba di depan gedung apartemennya, Maura segera keluar dari mobil dan membanting pintu dengan keras. Agar duda tua itu sadar kalau ia sedang marah.

Namun hingga ia masuk ke dalam apartemen, pak Adam sama sekali tidak peduli. Harusnya pak Adam mengejar atau melakukan sesuatu agar dirinya tidak marah, bukannya langsung pergi.

Maura menghela napas lalu memasuki kamar kemudian melempar tubuhnya ke atas tempat tidur.

"Aku harus melakukan sesuatu."gumam Maura lalu mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.

"Hallo ahh"

"Di mana?"tanya Maura cepat begitu sambungannya terhubung.

"Biasyaa guehh lagihh bentarr dongg shhh sayang."

Maura memutar matanya kesal. Kenapa setiap kali ia menelpon temannya yang bernama Ferry itu, laki-laki itu pasti sedang bercinta.

"Gila lo. Berhenti sekarang!"teriak Maura kesal.

"lya Ck! Apa? "

Maura tersenyum sambil memainkan guling yang sedang ia peluk.

"Besok ada acara?"

"Tidak ada."

"Bagus. Jemput gue besok jam 9 pagi."

"Ogah."

"Jemput atau video mesum lo, gue sebar di medsos."ancam Maura membuat penelpon diseberang sana mendengus kasar.

"Iya. Iya. Jam 9 kan? Sekarang gue tutup ahh Shh"

Tutt

Maura segera melempar ponselnya saat mendengar desahan temannya itu. Kalau bukan demi rencananya mana mungkin ia mau menelpon Ferry.

Ferry Adirti, salah satu temannya juga yang berasal dari Indonesia. Hanya saja jika Maura di sini untuk mengejar gelar S2 maka Ferry di sini untuk mengencani dan meniduri sebanyak-banyaknya wanita bule, memang gila.

Maura beranjak dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi, ia akan mandi terlebih dahulu lalu keluar mencari makan. Setelah itu ia akan mampir ke butik langganannya untuk membeli gaun yang cocok untuk rencananya besok.

***

Maura menatap pantulan dirinya di kaca.

"Cantik."gumam Maura memuji dirinya sendiri. Setelah itu bergegas mengambil ponsel serta tasnya karena Ferry sudah menunggu di bawah.

Kalau ditanya kenapa Ferry? Ya karena temannya itu sangat sangat tampan, menurut Maura. Jika bukan karena sifat dan prilakunya yang brengsek, Maura mungkin sudah jatuh cinta dengan temannya itu.

"Cantik!"

Maura tersenyum mendengar gumaman Ferry yang mengatakan dirinya cantik.

"Maksudnya bajunya ya."ralat Ferry membuat Maura berhenti tersenyum. Namun sedetik kemudian ia kembali tersenyum lalu dengan wajah sombong menatap Ferry.

"Iya lah, mahal ini. Lo nggak bakal bisa beli."sinis Maura membuat Ferry menggerutu kesal.

"Masuk!"titah Ferry datar membuat Maura tertawa pelan. Temannya itu memang suka sok baper.

"Ke mana?"tanya Ferry begitu ia melajukan mobilnya.

"Kampus."sahut Maura membuat Ferry berdecak.

"Kalau cuma ke kampus ngap__"

Jodohku Duda TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang