[1] awal

23 5 1
                                    

matahari menyinari ruanganku membuat ku mengerjap seketika, aku bangun dan duduk sebentar lalu menuju kamar mandi walaupun diriku masih setengah sadar.

Setelah mandi aku bersiap untuk pergi kesekolah, aku tinggal diapartemen sendirian karena ingin mandiri walau sebenarnya apartemen ini tidak jauh dari rumah orang tuaku.

Aku pergi menuju meja makan untuk membuat roti, roti itu kutambahkan susu lalu aku memakannya, tak lupa aku memberi makan kucingku, nana.

Aku pergi menuju halte bis.

...
.
.

Aku berjalan dikoridor seperti biasa, lumayan ramai dikarenakan sekarang masih pagi.

"Hana, kau dipanggil pak namjoon diruangannya." Kata seseorang yang berlewat didepanku.

"Terimakasih." Ucapku, aku pergi kekelas untuk menyimpan tas lalu pergi menuju ruangan pak namjoon.

Aku masuk yang sebelumnya aku meminta izin dan diizinkan oleh pemilik ruangan ini.

Aku agak terdiam karena pak namjoon sedang berbicara dengan seorang murid, aku tau karena dia memakai baju sama seperti ku, maksudku seragam.

Aku sedikit berdehem karena dari tadi kedua orang itu tidak tau keberadaanku jelas mereka tidak melirikku sama sekali, pak namjoon dan murid itu menoleh, ah jaemin.

Jaemin most wanted boys yang bersama gengnya itu,

"Hana, duduk disini." Suruh pak namjoon, akhirnya.

"Akan ada lomba lagi,"

"Tapi kali ini kau harus berpasangan," lanjutnya, aku dibuat terkejut dengan pak namjoon bukan karena tidak mau, tapi harus dengan siapa aku berpasangan?

"Dan dia pasanganmu." oh tidak, jaemin? Dia yang harus jadi pasanganku saat nanti aku lomba?

Jaemin terlihat tersenyum kearahku, tapi entah itu senyum palsu atau asli.

"Ini kalian hapalkan, semoga kalian bisa bekerja sama ya." Kata pak namjoon yang memberikan beberapa kertas kepadaku dan juga jaemin, aku mengangguk berdiri mengikuti jaemin, jaemin keluar terlebih dahulu dan aku menyusulnya, aku berbelok kiri dan jaemin kanan, syuk--

APA

Dia berbalik arah mengikuti arahku, aku jadi tegang sekali, aku ingin cepat cepat menuju kelas.

10

9

4

3

DAN..

"Hana!" tamatlah riwayatmu hana, jaemin memanggilku! Tepat saat aku ingin memasuki kelas.

"Ya? Ada apa?" Kataku yang sudah berbalik menghadapnya, banyak sekali yang melihatku maksudku jaemin melalui jendela, ada juga yang menatap ku sinis.

"ker-"

"Ah, sudah ada guru yang masuk, maaf lain kali aku akan berbicara padamu" potongku saat ada guru yang lewat, aku masuk menundukan kepalaku kebawah, gugup itu yang kurasakan.

Bukan karena aku menyukainya atau apa tapi aku sangat jarang berbicara pada laki laki disekolah ini, biasanya aku selalu bersama hyewon, hyewon dan hyewon, yang lebih tepatnya aku tidak memiliki teman kecuali hyewon.

"Apa tadi jaemin?" Tanya hyewon saat aku duduk dikursiku yang berada disebelahnya.

"Entahlah." Jawabku dan membaca lembaran yang diberikan pak namjoon tadi.

"Apa ada lomba lagi?" Tanyanya lagi, aku mengangguk tanpa memalingkan wajahku dari lembaran diatas tanganku.

"Kau jangan dekat dekat dengan jaemin, oke?" Aku hanya mengiyakan suruhannya, lagipula untuk apa aku mendekatinya, tapi kurasa ada yang mengganjal,

AH!

aku berpasangan dengan jaemin, aku lupa.

"Tapi,"

"Ada apa? Kau ingin mendekati jaemin? "

"Aku berpasangan dengan jaemin saat nanti lomba," hyewon terlihat menidurkan kepalanya diatas meja.

"Dia playboy." Gumam hyewon tetapi aku bisa mendengarnya dengan jelas,

***
Aku dan hyewon kini sedang dikantin menikmati makanan,

"soal kau berpasangan dengan jaemin, apa kau tak gugup?" Tanyanya, saat aku melahap untuk kesekian kalinya.

Aku memakan sebentar sampai mulutku kosong," tentu, aku bahkan tidak pernah berpasangan dengan orang lain saat lomba,"

"Benar juga, lalu kapan kau akan dekat dengan lelaki?" Godanya, kurasa lebih kepertanyaan.

"Aku dekat dengan lelaki." Kataku.

"APA?!" hyewon menggebrak meja membuat sekitar melihat kearahku, hyewon merasa itu ia kembali duduk seperti semula.

"Dengan siapa?" Lanjutnya, aku sedikit tersenyum.

"Ayahku."

"Apa kau ingin mati?!" Ucap hyewon yang terlihat sangat kesal, aku sedikit tertawa melihat tingkah lakunya.

"Aku akan kekelas, jika kau mencariku aku tidak ada!" Katanya yang masih berdiri, aku sedikit panik biasanya hyewon marah seperti ibu kost dikomplek rumah orang tuaku.

"Aku hanya bercanda."kataku sambil menenangkannya, selang beberapa detik kurasa dia membaik.

"Jadi sampai kapan kau akan menempeliku, hah?" Katanya.

"Aish, kau selalu membahas ini, aku sedang tidak ingin berpacaran!" Jawabku, hyewon setiap hari terus saja membahas soal aku yang tidak mendekati laki laki manapun kecuali ayahku.

"Baiklah, sampai kapan kau tidak ingin berpacaran?"

"Hyewon!" Kesalku, kini dia malah tertawa didepan wajah sungutku, aku berdiri dan pergi kemanapun itu.

Kesal.

Kesal.

Kesal.

brukk.

"eh, maaf" kataku yang menunduk sembari berkata maaf berkali kali.

oke,

Tamat sudah.

JAEMIN?

Kenapa harus dia?

Kenapa?

"Maafkan aku" ucapku kesekian kalinya,

"Baiklah, asalkan.."

"Belikan aku minum, antarkan itu kekelas ku." Tanpa aba aba jaemin pergi dari hadapanku.

jaemin sialan.

maaf jaemin,

mulutku memang nakal.

Tapi kurasa itu benar.

arrghh.

Tbc.

ini bikinnya iseng iseng, haha.

Semoga suka ya! jangan lupa vc!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

falling in love?- NJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang