"Aaahhh ... ya ampun enak banget ... aaahhh ...," ceracau seorang wanita yang berbaring di atas tempat tidur dengan kedua kaki terbuka lebar.
Ada kepala berambut ikal milik seorang lelaki yang bergerak di area selangkangan si wanita.
"Oooh ... lidah kamu bikin aku geli, tapi sumpah aku suka," ujar wanita itu lagi sambil menggenggam rambut orang yang tengah menjilati area vitalnya.
"Kamu lebih pintar melakukannya daripada Ervan," cetusnya lagi.
Pinggulnya bergoyang sesekali. Rasa geli bercampur nikmat membuatnya mabuk kepayang. Merasakan lidah yang bergerak memberi sentuhan demi sentuhan. Kadang lidah itu berputar, kadang menarik pelan bibir vaginanya, hingga melakukan manuver pada klitorisnya yang ampun-ampunan gilanya.
"Ah ... ah ... ah ... lebih cepat ... terus ... aku mau keluar nih ...."
Lelaki itu makin mempercepat gerak lidahnya. Menggenapi klimaks pasangan bercintanya yang mengerang keenakan karena nikmat orgasme.
Tanpa perlu berlama-lama lagi, sekarang giliran lelaki itu yang mendapat layanan oral. Penisnya yang sedari tadi sudah teracung tegak, makin kokoh begitu dimasukkan ke dalam mulut yang secara perlahan melahapnya seperti memakan ice cream. Permukaan penisnya licin oleh air liur. Hisapan demi hisapan dari mulut berpoles lipstick merah di bibir itu sangat lihai mengoral penisnya.
Lelaki itu menggeram. Menahan hasrat yang bergejolak. Lalu ia menarik wanita itu, membaringkannya kembali di atas tempat tidur. Bersiap untuk melakukan penetrasi.
"Aku nggak ngerti kenapa kamu bisa tahan sama Sara yang nggak pernah mau muasin kamu," ujar si wanita di sela desakan penis yang akan memasuki vaginanya.
"Hari gini masih mempertahankan keperawanan?" Wanita itu tertawa. "Dia memang terlalu polos dari dulu."
"Kamu nggak usah bahas dia lagi sekarang."
Lelaki itu memejamkan mata. Mengendalikan nafsu birahi yang tiba-tiba harus disusupi pikiran lain yang sebisa mungkin dihalaunya.
"Oh oke, kamu benar. Buat apa kita mikirin dia. Lagian kamu sekarang akan bisa terpuaskan sama aku." Wanita itu tersenyum dan langsung menerima dorongan penis yang memenuhi lubang wanitanya.
"Ah, ah, ah, oh ... sial kamu ... kuat banget!"
Ceracauan wanita itu serupa jeritan. Geraman lelaki itu juga sungguh menunjukkan kekuatan kejantanannya yang bergerak cepat berirama. Namun keduanya sama-sama penuh berahi, diburu nafsu yang meletup. Desahan bercampur erangan silih berganti.
"Oh, I love your penis so much! Kenapa kita nggak melakukan ini dari dulu, sih!" Wanita itu terengah-engah, tapi masih sempat berkata lagi, "Selingkuh kalau kayak gini, tuh, enak banget!"
Mereka berdua memang melupakan sesuatu. Lupa dengan orang-orang yang tulus mencintai mereka. Sehingga berisiko melukai perasaan pasangan masing-masing.
Dan sungguh disayangkan, baik si lelaki maupun wanita tidak menyadari ada celah yang tak sengaja terbuka dari pintu kamar tempat mereka bercinta. Pintu yang tidak mereka kunci. Celah itu cukup bagi sepasang mata melihat pergumulan erotis itu.
Satu hati telah hancur berkeping-keping.
▪︎▪︎▪︎
Suka cerita ini? Ingin dilanjutkan? Jangan lupa vote dan komentarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girls
RomanceWarning: Mohon menjadi pembaca yang bijak. Cerita ini hanya bagi yang sudah cukup umur (18+), karena akan banyak adegan dewasa. Sara dulunya adalah wanita yang lugu dan manis. Namun sejak dikhianati oleh pacar dan teman baiknya, hanya ada dendam ya...