Nongkrong

199 29 3
                                    

Seulgi Pov

Hari ini Irene bakalan ngajak ketemuan. Uuu.....
Senangnya.
Pake baju apa ya hari ini?

Kok aku ngerasa jadi kayak cewek ya?

Pokoknya harus rapi. Keren. Ganteng dan yang paling memikat.

Chat Irene aja dulu kayaknya.

Seulgi
Rene dah siap?
Aku jemput ya

Irene
Eh Gi.
Sori ya gak jadi ketemuannya.
Udah janjian sama Sehun nih.

Seulgi
Eh gpp kok

Irene
Seriusan?
Sori ya Gi sekali lagi Sori.

Dan begitulah chat kami berakhir.
Chat kami memang biasanya singkat padat dan jelas.

Aku membaringkan tubuhku ke atas kasur dalam mode tanganku terlentang. Lalu kupandangi langit-langit kamar megahku ini.
Aku terlahir kaya? Aku akui itu.
Tapi
Aku terlahir dengan kehangatan?aku tolak itu.

Dikeluargaku ini
Ada aku dan ayahku
Lalu
Ibu tiriku dan










Adik tiriku
Sehun.

Aku selalu kalah dari Sehun.
Baik di dalam pelajaran
Sosialisasilah
Atau bahakan aku selalu tampak selalu buruk didepan kedua orang tuaku karna Sehun.
Bahkan aku kalah didalam percintaanku.

"Agh sudahlah. Memang sudah nasib dia cintanya ke Sehun. Ya apa boleh buat?" Kataku pada diriku sendiri.

Aku ganti lagi bajuku ke mode santai.

Saat mengambil kaos ganri hapeku berbunyi

Ting
1 massage from Irene♡-♡
Tapi besok-besok aku janji bakalan jalan sama kamu.

'Seandainya kau tau Rene. Betapa aku mencintaimu'gumam Seulgi sambil memejamkan matanya.

Author Pov

Setelah acara rebah-rebahan Seulgi, dia mendatangi tempat salah satu temannya berdiam.

Ditemlat Dahyun.
Dahyun adalah salah satu pekerja di cafe dekat rumah Seulgi.
Jadi dia sering nongkrong ditempat Dahyun.

Mereka berdua lagi berbincang-bincang mengenai kegiatan mereka disekolah.

Lalu salah seorang pengunjung datang.

"Hyun, layani tuh ada pelanggan"tegur Seulgi pada Dahyun.

"Tau"Dahyun pergi meninggalkan Seulgi dengan muka masam.
Lalu pergi ke meja kasir.

Saat disana Dahyun menampakkan wajahnya dengan senyum bersinar terang.

"Pesan apa mbak?"
"Latte satu itu aja"
"Yang lain ngak mau mbak? Hari ini kita punya puding lob mbak"tawar Dahyun

"Kamu ngak dengar aku bilang apa tadi?"tanya pelanggan itu dengan suara mengintimidasi.

Glek(Dahyyn menelan ludahnya)
"Baik mbak"

"Mati lu! Karma ada cung"teriak Seulgi lalu berlari sambil tertawa meninggalkan kafe tempat Dahyun bekerja.

"Eh sori mbak. Memang orangnya itu mengganggu. Aku aja ngak kenal mbak sama dia"kata Dahyun pada mbak-mbak tadi. Takut mbaknya sewot lagi. Gitu.

"Mbak kayaknya lagi badmood nih"tegur Dahyun pada si mbak. Sedari tadi Dahyun melihat mbak ituhanya melamun aja.

"Bisa diam ngak"pekik si mbak

"Maaf mbak. Yaudah nih makan aja mbak. Moga-moga moodnya balik"Dahyun menyodorkan 4 permen cokelat.

Si mbak tampak ragu mengambil permen cokelat itu.
Berulang kali dia melihat kearah cokelat dan kearah Dahyun.

"Eh maaf mbak. Pasti mbaknya ngaj yakin mau ngambil kan. Toh kita ngak saling kenal jadi baik aku-"
Blom sempat Dahyun menyelesaikan kalimatnya si mbak membuka tangan Dahyun lalu berkata
"Gue Sana. Gue dah bisa ngambil permen cokelatnya karna kita dah kenal"

Dahyun tersenyum hangat.
Bahagia rasanya bisa mengajak pelanggannya berbicara

"Oke. Aku Dahyun. Tepatnya Kim Dahyun"

"Dah tau. Name tagmu kan ada"celutuk si Sana itu.

Dahyun jadi kikuk lagi.

Tersenyum kikuk
"Yang penting mbak Sana senang"katanya lalu lanjut membersihkan gelas-gelas di kafe itu.

"Btw makasih Dahyun"



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnnyeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang